Bio Teknologi, Industrialisasi

Virus Penyerang Ikan tidak dapat Diobati, Kecuali Mencegah

ShareVirus penyerang ikan tidak dapat diobati namun ahli mampu menciptakan teknologi yang dapat mencegah penyebarannya ke ikan-ikan mas yang masih sehat. Otoritas...

Written by Marinus L Toruan · 1 min read >
 Virus Penyerang Ikan tidak dapat Diobati

Virus penyerang ikan tidak dapat diobati namun ahli mampu menciptakan teknologi yang dapat mencegah penyebarannya ke ikan-ikan mas yang masih sehat. Otoritas manajemen Danau Toba, Danau Maninjau, dan pengelola danau-danau lainnya di Indonesia, sebaiknya belajar dari tim ahli di Jerman.

 Virus Penyerang Ikan tidak dapat Diobati
Seorang peneliti bekerja di bioprocessing engineering. Virus Penyerang Ikan tidak dapat Diobati (Sumber foto/@: mpi-magdeburg.mpg.de)

Jika virus penyerang ikan tidak dapat diobati bagaimana caranya agar ikan-ikan mas tidak mati mendadak di kolam atau di danau? Tim ahli di Jerman mendiagnosis agar dilakukan peningkatan penggunaan kultur sel.

Simak hasil pekerjaan tim Dr. Sebastian Rakers yang mengepalai kelompok kerja Teknologi Sel dan Teknologi Akuakultur di Lembaga Penelitian Fraunhofer untuk Bioteknologi dan Sel Kelautan, menandaskan, infeksi KHV belum dapat diobati artinya virus penyerang ikan tidak dapat diobati.

Yang dapat dilakukan adalah pencegahan virus jangan muluas. Bersama dengan mitra kerjanya  tim ahli mengembangkan diagnostik yang lebih baik—ikan yang terinfeksi dapat diidentifikasi dengan andal.

Ikan-ikan mas yang sakit dipisahkan agar berkesempatan melindungi ikan-ikan lain dari KHV, kata

Teknologi EMB di Lübeck ini. Seekor ikan mas yang teridentifikasi kena virus dipindahkan ke kolam khusus, bukan dimusnahkan—dijadikan sebagai bahan penelitian lanjutan.

Sebelumnya, virus herpes koi telah terdeteksi dengan tes PCR (Polymerase chain reaction) sebuah teknik  laboratorim yang dapat membuat jutaan  panogen DNA yang terlihat dalam sampel jaringan.

Jika tidak cukup DNA virus yang ada dalam sampel, peneliti mendapatkan hasil negatif yang palsu dengan PCR.

Kelemahan lain yang signifikan dari tes PCR ini: tim sulit membuat kesimpulan bagaimana cara virus menular. Bukti genom tidak selalu sesuai dengan pendeteksian virus yang dapat diulang.

Dengan metode yang ditingkatkan dan baru dikembangkan dengan menggunakan kultur sel, tim ahli dapat menentukan jumlah partikel virus di setiap  sel.

Tim pun dapat menyimpulkan tingkat kekuatan  virus yang direplikasi di dalam sel. Hasilnya, kultur sel tidak hanya berfungsi sebagai alat diagnostik tambahan.

Akan tetapi, kultur sel juga berguna untuk memahami tingkah laku virus yang dilakukan secara lebih teliti dan mendalam. Tim ahli bekerja secara profesional, mendalam, sabar, dan hasilnya luar biasa dampaknya bagi para petani ikan. Sebaiknya ahli ikan Indonesia belajar dari ahli di Jerman.

Perkembangan vaksin berjalan dengan baik. Inilah hasil karya tim Dr. Sebastian Rakers yang berhasil menumbuhkan kultur sel—dapat meniru lebih banyak virus per sel dari pada budaya tradisional.

Sejauh ini, titer terbaik yang merupakan jumlah virus menular per mililiter yang dibutuhkan untuk membunuh separuh sel, adalah 106.

Tim telah mampu meningkatkan titer virus menjadi 108, dan melalui langkah-langkah pengoptimalan lebih lanjut, tim ahli berharap bisa mencapai titer 1010,  urai  Dr. Sebastian Rakers.

Hasil penemuan tim ahli ini tidak hanya penting untuk diagnostik yang dilakiukan lebih baik. Hasil ini merupakan prasyarat untuk pengembangan vaksin yang sangat efektif melawan KHV.

Proyek penelitian virus yang mengancam kesehatan ikan mas ini dikerjakan oleh tim ahli dari  Friedrich Loeffler Institute (FLI), Ketua Bioprocess Engineering Friedrich Alexander University of Erlangen-Nuremberg,  dan University of Veterinary Medicine Hanover.

Meski virus penyerang ikan tidak dapat diobati namun tim ahli bekerja secara intensif dalam pengembangkan vaksin yang telah dapat secara signifikan mengurangi angka kematian di garis KHV Asia. (Bahan diolah dari laman Fraunhofer EMB dan sumber lain)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *