AGRI-FOREST TECH, FARMING INNOVATIONS

Teknologi Sensor Pertanian Tingkatkan Hasil, Terapkan Pertanian Cerdas

ShareSelain kembangkan food estate, gunakan teknologi sensor pertanian untuk tingkatkan hasil. Teknologi sensor mampu mendata iklim dan mengelola irigasi.   Beragam upaya untuk...

Written by Marinus L Toruan · 2 min read >
Teknologi Sensor Pertanian

Selain kembangkan food estate, gunakan teknologi sensor pertanian untuk tingkatkan hasil. Teknologi sensor mampu mendata iklim dan mengelola irigasi.  

Teknologi Sensor Pertanian
Fraunhofer ENAS mengembangkan teknologi untuk pengelolaan lahan budidaya yang efisien dan berkelanjutan. Teknologi sensor pertanian tingkatkan hasil (Foto/©: MEV Verlag)

Beragam upaya untuk meningkatkan hasil pertanian seperti pembangungan food estate yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia

Teknologi Sensor Pertanian

Pemerintah membangun rencanakan sentra-sentra food estate  di beberapa daerah seperti di Tapanuli, Sumatra Utara, dan Kalimantan Tengah. Kedua lokasi food estate itu menjadi lumbung pangan. 

Pembangunan food estate itu dilaksanakan dan dikelola berdasarkan kajian ilmiah berbasis digital agar diketahui kelayakan iklim, kesuburan tanah, infrastruktur seperti tata kelola air, jaringan irigasi, dan jaringan transportasi. 

Selanjutnya, dianalisis juga kelayakan teknologi dan budaya seprti pilihan varietas, pengadaan pupuk yang sesuai, mitigasi,  irifasi dan pengendalian banjir, landasan ekonomi, dan sosial.

Sebagai negara yang berbasis pertanian, ironis jika Indonesia masih mengimpor sebagian bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan lebih 270 juta jiwa. 

Meningkatnya permintaan bahan pangan dan perubahan iklim memerlukan pengelolaan lahan pertanian yang berdasarkan target. 

Untuk tujuan ini, tim pakar di Fraunhofer ENAS mengerjakan pengembangan sistem sensor yang hemat biaya dan ramah lingkungan berdasarkan teknologi pencetakan dan sensor baru. 

Berperan untuk menggulung tekanan antena. 

Tantangan yang harus diatasi adalah pertanian yang efisien sementara jumlah populasi terus bertambah. Populasi terus bertambah itu membutuhkan hasil pertanian yang semakin efisien, dan memungkinkan pasokan makanan melalui hasil yang tinggi meski lahan pertanian terbatas. 

Pada saat yang sama, tantangan bagi para pekerja di sektor pertanian yang semakin meningkat sedangkan tuntutan untuk perlindungan lingkungan sesuai dengan perubahan iklim. 

Bagaimana sektor pertanian agar sukses, proses lebih otomatis, diklarifikasi, dan pelaksanaan lebih sederhana? 

Solusinya adalah sistem sensor hemat biaya dengan komponen tercetak yang dilakukan oleh para peneliti di Fraunhofer Institute for Electronic Nanosystems ENAS. 

Mereka mengembangkan sistem sensor yang diproduksi dengan biaya hemat dan ramah lingkungan—mendukung pemantauan area secaraa cerdas. 

Pekerjaan ini didasarkan pada sensor baru yang menggunakan teknologi pencetakan dan bahan yang ramah lingkungan.  Pola pengembangan pertama dipresentasikan pada musim gugur 2019. 

Sensor terdiri dari modul elektronik dengan sistem radio chip tunggal dan sensor untuk suhu udara dan tanah, sensor irigasi untuk memantau irigasi, dan alat antena cetak dan baterai tercetak yang tertutup. dalam substrat selulosa berlapis plastik. 

Ketika sensor itu digunakan, maka sensor diinstal di bawah tanah. Sensor irigasi secara hidrolik digabungkan ke matriks tanah. 

Beberapa sensor menonjol di atas permukaan tanah dan menampung modul elektronik dan antena. 

Sistem radio yang saat ini digunakan memastikan komunikasi langsung dari data ke gateway yang dipasang di lapangan. 

Modul elektronik dibuat dengan pembawa sirkuit yang terbuat dari bahan kompos berbasis selulosa, yang, seperti antena, dibuat dengan teknologi pencetakan. 

Sirkuit sel primer yang dicetak digunakan sebagai sumber energi. Ini terdiri dari karbon yang dicetak di atas satu sama lain, mangandioksida, seng, dan elektrolit. 

Sensor baru juga digunakan untuk mengukur keadaan irigasi dan mengontrol pemupukan dan irigasi, yang menentukan tegangan hisap. 

Ini adalah ukuran tekanan yang harus diatasi oleh akar tanaman untuk menyerap air dari struktur tanah. 

Berkat penggunaan teknologi pencetakan, bahan fungsional yang digunakan dalam lapisan setipis mikrometer diproduksi dengan cara yang hemat sumber daya dan hemat biaya pada saat yang bersamaan. 

Uji lapangan dan kesiapan komersial yang digunakan di masa mendatang, sensor tambahan untuk nitrogen, cahaya, dan pengukuran kelembaban daun akan diintegrasikan. 

Sampel pertama dari sensor kelembaban daun telah diuji. Setelah dilakukan uji lapangan, teknologi tersebut terus dikembangkan lebih lanjut menjadi kesiapan operasional komersial. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *