Bagaimana robot membantu pekerja agar tangan tidak cedera saat melakukan inspeksi pengelasan komponen otomotif secara manual? Mampukah robot bekerja sesuai standar Industry 4.0 platform?
Berkat penggunaan robot maka jumlah kecelakaan pekerja misalnya di industri perakitan mobil semakin minim.
Robot Membantu Pekerja
Proses inspeksi atau pengawasan di sektor industri misalnya pada perakitan atau assembling komponen otomotif belum banyak berubah selama beberapa dekade terakhir.
Setiap komponen harus diperbaiki secara manual seperti di rotary positioner agar dapat diperiksa dari semua sudut. Hal itu dilakukan bertujuan untuk mempertahankan standar kualitas yang telah baku.
Oleh karena itu, para pekerja terlibat dalam mengambil posisi yang tidak ekonomis dan tak menguntungkan.
Robot Membantu Pekerja
Dalam melakukan pekerjaan, proses pekerjaan dapat menyebabkan cedera regangan pada tangan pekerja yang mungkin berulang beberapa kali.
Selain itu, waktu yang tersedia begitu singkat sesuai dengan prosedur pekerjaan yang kompleks, dan tentu saja berdampak negatif pada kualitas inspeksi atau pengawasan pekerjaan semisal pengelasan.
Akan tetapi, saat ini masih banyak pekerja bebas melakukan inspeksi atau pengawasan dengan cara mereka sendiri.
Dan jika hal ini berlangsung pasti menghasilkan prosedur non-standar yang membuatnya lebih sulit untuk mengenali cacat sistematis berdasarkan pengamatan inspektur yang berbeda.
Selain itu, setiap cacat sering tidak tercatat dengan baik maka hal itu menimbulkan kesulitan ketika dimasukkan ke dalam sistem yang terpisah dengan menggunakan keyboard dan mouse.
Tim Peneliti
Tim peneliti Fraunhofer HHI dan mitranya berusaha agar pada masa depan, proses inspeksi atau pengawasan dapat dilakukan secara interaktif dengan menggunakan robot yang berkolaborasi dengan manusia yakni para pekerja.
Robot yang digunakan mampu menahan berat komponen dan mengarahkannya ke posisi tertentu agar pekerja yakni manusia leluasa memeriksanya dengan cara yang ergonomis.
Robot yang bekerja seperti berbasis human-robot collaboration memiliki minimal enam sumbu agar leluasa bergerak, memutar, dan memiringkan komponen ke setiap arah yang memungkinkan sepeti yang telah ditentukan dalam desain utama—semisal pada saat perakitan sebuah mobil.
Robot
Robot secara otomatis menghapus komponen dari garis dan menyajikannya atau menampilkannya untuk diperiksa oleh mitranyaa yakni manusia pekerja.
Sementara pekerja dapat berinteraksi dengan robot melalui gerakan eksplisit dan implisit. Hasilnya adalah pengarahan komponen ke posisi yang diinginkan atau direncanakan.
Pekerja dapat memusatkan perhatiannya pada pengidentifikasian cacat komponen dan menghasilkan jumlah lebih sedikit cacat.
Aplikasi Middleware
Aplikasi Middleware yang dikembangkan oleh tim peneliti Fraunhofer HHI mengoordinasikan berbagai sensor yang berfungsi untuk menangkap keseluruhan informasi tentang situasi dan proses kerja.
Berdasarkan posisi dan gerakan pekerja, perangkat lunak mampu menghitung gerakan lengan robot yang diperlukan.
Hal itu untuk memastikan keamanan atau safety bagi pengguna produk—buatan atau hasil human-robot collaboration atau kolaborasi manusia dan robot.
Misalnya, setiap kali pekerja berhenti sejenak untuk melihat dan mengetahui langsung kualitas komponen, maka perangkat lunak menghentikan lengan robot sebagai tindakan pencegahan cedera bagi pekerja.
“Robot juga dapat diatur untuk merespons instruksi yang dipersonalisasikan,” imbuh Paul Chojecki, manajer proyek di Fraunhofer HHI.
“Antarmuka persepsi baru yang kami buat ini dapat memproses gerakan individu dan perintah suara pengguna. Ini berarti sistem dapat dengan cepat disesuaikan dengan persyaratan spesifik di bengkel atau workstation. Gerakan digunakan untuk menandai, mengategorikan, dan mengonfirmasi kerusakan di komponen, “ sambung Paul Chojecki.
Melalui pelacakan objek yang tepat dan augmentasi berbasis proyektor, pekerja diberikan antarmuka langsung pada komponen, di area ruang kerja mereka.
Hal ini bertunjuan untuk menawarkan cara yang efisien dan intuitif yang menghasilkan rekaman 3D digital dari segala cacat pada lapisan pengelasan.
Sebaliknya, prosedur inspeksi saat ini tidak memiliki catatan cacat yang sistematis, karena sangat sedikit pertukaran informasi formal antarpekerja yang berbeda.
Dengan prosedur baru, setiap cacat komponen dapat segera dimasukkan ke dalam sistem dan kemudian dievaluasi secara statistik.
Ini berarti bahwa cacat yang sistematis lebih cepat diidentifikasi dan dengan demikian dapat dihilangkan pada tahap pengelasan.
Sedangkan proses produksi memperlihatkan bahwa robot membantu pekerja agar tangan tidak cedera.