Industrialisasi, Otomatisasi & Inovasi

Pengelola Hotel Terapkan Empat Bidang agar Bisnis Bertumbuh

ShareSebaiknya  pengelola hotel terapkan digitalalisasi meliputi  empat bidang agar bisnis bertumbuh dengan baik. Hubungan staf hotel dan pelayan tetap dalam posisi physical...

Written by Marinus L Toruan · 2 min read >
Pengelola Hotel

Sebaiknya  pengelola hotel terapkan digitalalisasi meliputi  empat bidang agar bisnis bertumbuh dengan baik. Hubungan staf hotel dan pelayan tetap dalam posisi physical distancing. Para tamu tidak perlu kuatir menginap atau berkonferensi di hotel.  

Pengelola Hotel
Bagan di atas mengilustrasikan pengaruh atau dampak yang ditimbulkan COVID-19,   berdasarkan  HotelTechReport yang bertransformasi secara digital sejak pandemik #Coronavirus. Pengelola hotel terapkan empat bidang agar bisnis bertumbuh (Foto/@: HotelTechReport)

Pengelola Hotel

Hasil studi yang dilakukan oleh tim peneliti FutureHotel Fraunhofer IAO bertujuan untuk mendukung pemilik dam pengelola hotel. Syaratnya, terapkan strategi digitali demi ketangguhan menghadapi krisis yang disebabakan COVID-19.

Hasil  studi ini memberikan bantuan khusus meliputi empat bidang tindakan agar tercipta  jarak fisik atau physical distancing antara tamu dan staf/pelayan/karyarawan hotel.

Dengan demikian tercapailah  hotel cerdas dengan dukungan layanan cerdas, tercipta pekerjaan baru, bisnis digital, dan bangunan pintar atau smart building

Misalnya, demikian tim peneliti, staf hotel menampilkan atau mewujudkan layanan cerdas dan tetap menghindari kontak fisik antara tamu dan pelayan/staf. Contoh sederhana dan mudah dilakukah, tamu melakukan  check-in dan check-out secara mandiri tanpa melibatkan karyawan hotel.

Para tamu  hotel menggunakan smartphone atau terminal melalui email untuk mengakses ke situs web hotel. Sementara itu, pengelola hotel  menentukan opsi cara pembayaran berbasis digital, dan petugas housekeeping berkerja berbasis kebutuhan tamu. 

Artinya, petugas housekeeping sudah memahami kebutuhan tamu tanpa harus bertatap muka. 

Solusi yang potensial dikembangkan oleh pengelola hotel seperti diuraikan oleh tim peneliti meliputi, informasi atau konten situs web yang menawarkan pandangan tamu 3600 dari bangunan hotel.

Pengelola hotel memandu para tamu agar dapat mengurangi waktu untuk mencari barang-barang bawaannya serta cara mencegah antartamu berpapasan pada saat kedatangan (check-in) dan pada saat check-out.  Informasi ini perlu dibuat dalam bentuk menu di situs web milik hotel.

Sementara itu, karyawan dan staf hotel harus diberi pilihan untuk melakukan tugas-tugas dari rumah (work from home), dan tidak memerlukan kehadiran para karyawan secara fisik di hotel. 

Akan tetapi, para pekerja harus diberikan pencapaian target pekerjaan—semuanya terukur.  

Penggunaan robot sebagai pelayan, sistem transportasi tanpa pengemudi, sistem konferensi audio, dan video yang canggih merupakan bagian dari ekosistem hotel yang cerdas dan saling terhubung.

Kontak antarmanusia secara langsung harus dikurangi seminimal mungkin tanpa mengurangi kualitas dan tingkat pelayanan yang disediakan oleh pengelola hoteo bagi setiap tamu. 

Hasil studi tim peneliti ini sudah diterapkan di hotel Schani, Wina—merupakan realisasi dan praktik temuan-temuan para peneliti yang dicapai dari proyek penelitian pada  April 2015. 

Sejak hotel Schani menerapkan teknologi pintar atau smart technology maka para tamu leluasa melakukan check-in, membuka pintu kamar hotel pesanan, melakukah pesanan lainnya, melakukan pembayaran, melakukan check-out—semua dilakukan  melalui smartphone atau ponsel cerdas. 

Para tamu menggunakan aplikasi untuk mengakses kunci kamar pesanan (booking) dengan cepat, memperbarui data reservasi mereka kapan saja, atau mengakses sejumlah informasi yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan selama menginap atau berada di hotel. 

Layanan baru ini dikembangkan oleh tim peneliti Fraunhofer IAO dan pihak lain yang saat mengerjakan proyek dibutuhkan banyak waktu dan upaya pembuatan aplikasi yang inovatif. 

Akan tetapi sekarang, layanan paling terbaru, keuntungan yang ditawarkan oleh pengelola hotel telah memenuhi keinginan semua orang seperti tamu, pemilik dan pengelola hotel. 

Ongkos penelitian itu telah terbayar melalui peningkatan bisnis perhotelan, demikian Benedikt Komarek, CEO dan pemilik Hotel Schani.

Sementara itu,  Alisa Voitika seorang penulis industri perhotelan melalui bloknya,  triptease.com, mengaku banyak hotel termasuk di Asia yang harus menyesuaikan strategi baru agar tetap mendapatkan keuntungan dari hotel. 

Alisa mengaku sulit mengetahui bagaimana melakukan perubahan tanpa membahayakan pendapatan hotel pada krisis. Untuk menghimpun gagasan atau solusi, Alisa mengumpulkan saran terbaik dari para pelaku bisnis perhotelan dari seluruh dunia. 

Bagaimana pengelola hotel merespons krisis? Bagaimana mereka menyesuaikan strategi untuk memenangi pertarungan  yang disebabkan pandemi #Coronavirus?

Alisa Voitika mengingatkan para pengelola hotel untuk mengoptimalkan pengeluaran pemasaran digital, mengurangi jumlah pembatalan yang dilakukan tamu, meninjau kebijakan penetapan harga dan pembatalan, dan mendorong lebih banyak peluang bisnis di hotel

Bagaimana cara menghindari pembatalan (menginap) di hotel yang dilakukan oleh calon tamu yang telah booking kamar? Simak informasi lanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *