Inspiration, MICE

Mencegah Kejahatan dan Serangan Teroris, Tim Polisi Membutuhkan Analisis Risiko

ShareBagaimana mencegah kejahatan dan serangan teroris yang menggunakan bahan peledak rakitan buatan sendiri? Tim polisi membutuhkan analisis risiko berdasarkan ilmu forensik—temuan para...

Written by Rayendra L. Toruan · 3 min read >
Mencegah Kejahatan dan Serangan Teroris

Bagaimana mencegah kejahatan dan serangan teroris yang menggunakan bahan peledak rakitan buatan sendiri? Tim polisi membutuhkan analisis risiko berdasarkan ilmu forensik—temuan para ilmuwan. 

Mencegah Kejahatan dan Serangan Teroris
Kegiatan olahraga (kiri) yang dilakukan masyarakat seperti lari-lari secara masal atau keramaian manusia di kota bisa jadi target serangan teroris. Dr. Katharina Ross (ke-2 dari kiri) dan rekannya peneliti di Fraunhofer EMI (dari kiri ke kanan), Andreas Weber, Andreas Frorath, dan Dr. Christoph Brockt yang meneliti potensi alat perangkat lunak SUSQRA (©: Shutterstock). Contoh grafik (kanan) penilaian risiko untuk daerah perkotaan. Dalam beberapa tahun dan dekade terakhir, terjadi beberapa serangan teroris di Uni Eropa (juga di Indonesia) yang meenggunakan bahan peledak rakitan. (Foto/: © Fraunhofer EMI)

Olahraga masal, kerumunan orang, pusat perbelenjaaan, dan lokasi-lokasi publik yang ramai merupakan incaran para teroris. Bagaimana mencegah kejahatan dan serangan teroris?  

Tim polisi dan keamanan memerlukan teknologi untuk mencegah kejahatan dan serangan teroris.  

Analisis risiko merupakan cara pencegahan kejahatan berbasiskan ilmu forensik untuk melindungi masyarakat  terhadap serangan kejahatan seperti  teror  yang dilakukan dengan bahan peledak rakitan. Artinya para teroris  menggunakan bahan peledak yang mereka buat sendiri di bawah tanah. 

Bagaimana polisi dan pasukan keamanan mengambil tindakan dini untuk mencegah aksi teroris secara tepat? Tim keamanana harus mampu menilai efek kerusakan yang ditimbulkan serangan. Oleh karena itu, tim kemananan membutuhkan akses ke alat berteknologi canggih yang tepat dan andal. 

Sebuah tim peneliti di Institut Fraunhofer for High-Speed Dynamics, Ernst-Mach-Institut—pihak pengembang dinamit berkecepatan tinggi (Ernst-Mach-Institut, EMI), mengembangkan sistem analisis risiko dengan canggih untuk membantu mencegah serangan kejahatan teror. 

Hasil pengembangan itu adalah sistem berbasis perangkat lunak untuk membantu penyelidikan forensik atas insiden kejahatan yang berasal dari teroris tersebut. 

Aplikasi ini berguna untuk mendukung polisi untuk menghadapi dan menggagalkan serangan mendadak seperti  bahan peledak rakitan. 

Tim keamanan yang berunsurkan polisi dan intel harus melindungi publik misalnya saat masyarakat mengikuti pertemuan besar dan acara lain seperti olah raga masal atau kerumunan manusia di tempat rekreasi, mal dan sejenisnya. 

Para teroris pada umumnya menargetkan kegiatan olahraga dan kerumunan banyak orang bahkan acara keagamaan tak lepas dari intaian para teroris

Dr. Katharina Ross (kedua dari kiri) dan rekan peneliti dari Fraunhofer EMI (dari kiri ke kanan: Andreas Weber, Andreas Frorath dan Dr. Christoph Brockt) sekarang menyelidiki potensi alat perangkat lunak SUSQRA. Contoh grafik penilaian risiko untuk daerah perkotaan. (Foto/©: Fraunhofer EMI)

Tim ilmuwan meneliti bahan peledak (sebagai sampel), termasuk perangkat yang dihasilkan yang sangat berbeda dalam konstruksi dan ukuran yang mudah disimpan di mana saja. 

Tim peneliti mengakui bahwa bom rakitan adalah ancaman konstan, namun risiko yang sebenarnya dan ditimbulkan alat peledak justru sangat bervariasi. Untuk melindungi orang-orang yang berada di pasar atau  berolah raga, maka tim polisi harus dapat menganalisis risiko lebih awal. 

Di sisi lain, ketika terbukti tidak mungkin untuk mencegah serangan, ahli forensik dipanggil untuk menilai tingkat kerusakan dan mengumpulkan bukti yang berguna untuk sidang pengadilan pada waktu selanjutnya. 

Di sini, mungkin perlu dilakukan rekonstruksi ledakan, yang memakan biaya dan waktu. Alat perangkat lunak untuk melawan terorisme maka para peneliti di Fraunhofer EMI mengerjakan proyek SUSQRA.  

Tim ilmuwan mengembangkan perangkat lunak yang mampu menganalisis dan menghitung kerusakan yang disebabkan bom rakitan dan tanpa memerlukan rekonstruksi. 

Perangkat lunak ini memberi kepada tim polisi sebuah sistem yang membantu untuk pencegahan serangan dan kemampuan membuat penilaian forensik yang ditimbulkan potensi kerusakan. 

Proyek pembuatan perangkat lunak ini didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Penelitian Federal Jerman (BMBF) dan dikoordinasikan oleh perusahaan VDI Technologiezentrum GmbH. 

“Setelah serangan bom, BKA (the Bundeskriminalamt, Germany’s Federal Criminal Police Office Bundeskriminalamt) yakni Kantor Polisi Jerman harus melakukan rekonstruksi ledakan agar pengadilan dapat menentukan hukuman yang sesuai bagi pelaku,” jelas Dr. Katharina Ross seorang ahli matematika dan peneliti di Fraunhofer EMI. 

“Dengan menggunakan alat buatan kami, polisi dapat menghitung kerusakan yang disebabkan oleh alat peledak tertentu. Alat ini juga berguna dalam kasus bom yang gagal meledak,” ujar Dr. Katharina Ross peneliti di Fraunhofer EMI itu.

“Kami menggunakan simulasi untuk menghasilkan informasi tentang parameter seperti jarak yang dijangkau pecahan peluru yang berhamburan, jenis dan jumlah bahan peledak, serta jenis dan ketebalan bahan yang digunakan untuk membungkus bahan peledak,” ungkap Dr. Katharina Ross ilmuwan Fraunhofer EMI itu. 

“Tidak selalu mungkin untuk mengabaikan rekonstruksi ledakan yang sebenarnya karena ongkosnya mahal dan membutuhkan waktu, Alat perangkat lunak ini benar-benar mengurangi persyaratan,” tandas Dr. Katharina Ross.  

Pekerjaan tim peneliti berfokus pada alat peledak buatan sendiri. Jenisnya bisa sangat bervariasi, mulai dari kaleng minuman bekas hingga bom pipa. Untuk mengevaluasi potensi kerusakan suatu ledakan, perlu ditentukan dampak gelombang tekanan yang dihasilkan dan pecahan peluru terbang. 

Biasanya, semakin tebal material yang membungkus perangkat, semakin berat dan berbahaya pecahan yang dihasilkan ledakan. Dua dari faktor kunci yang memengaruhi skala kerusakan adalah masa fragmen dan kecepatannya. 

Fitur unik dari perangkat lunak ini adalah kemampuannya untuk menganalisis perilaku tidak hanya dari fragmen bulat, juga fragmen berbentuk sudut dan rumit yang hanya sedikit hasil penelitian. 

Uji denotasi untuk memeriksa keakuratan simulasi untuk menilai tingkat bahayanya, dibuat perbedaan antara tiga jenis pecahan peluru: tidak berbahaya, dapat menyebabkan cedera, dan fatal. 

Potensi kerusakan file ledakan dihitung berdasarkan simulasi numerik khusus. Ini pada gilirannya memberikan penilaian risiko.

 “Kami dapat menghitung fragmen mana yang diproduksi dan secara akurat memprediksi kecepatan awal dan sudut proyeksi mereka, ” jelas Ross. “Berdasarkan informasi ini, kami kemudian dapat mengembangkan algoritme yang tepat,” lanjut Dr. Katharina Ross ahli matematika  itu. 

Temuan dari simulasi numerik ini dilengkapi dengan uji ledakan aktual yang dilakukan dengan bahan peledak buatan sendiri yang sesuai dengan yang digunakan di perangkat. Apakah ilmuwan membuat berbagai aplikasi untuk mendukung pekerjaan polisi?

Polisi tidak hanya mendapatkan keuntungan dari alat canggih itu namun juga memungkinkan penyelenggara acara dan otoritas kota untuk meninjau berbagai konsep keselamatan sebelum acara masal seperti olahraga masal atau pertemuan keagamaan skala besar. 

Berdasarkan berbagai variabel, ilmuwan dapat menentukan, misalnya, peserta olahraga dan penonton aman, serta faktor dampak dari tindakan pencegahan atau zona evakuasi. 

Pada saat yang sama, serangan kejahatan dan teroris harus digagalkan oleh intelijen polisi dengan menggunakan alat tersebut—sekaligus untuk merekonstruksi kejadian dan mengukur kerusakan yang ditimbulkan.

Saat ini, tim peneliti sedang bekerja untuk mengoptimalkan antarmuka pengguna perangkat lunak demonstrasi berdasarkan umpan balik dari mitra proyek. 

Rangkaian pengujian awal dengan alat peledak dari geometri kompleks telah menunjukkan hasil simulasi sangat mirip dengan ledakan yang sebenarnya. 

Simulasi lebih lanjut untuk pembuatan skenario forensik dan pencegahan dilakukan pada musim gugur tahun 2021.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *