Zulkifli Kuniawan Sales & Technical PT SAKATA INX INDONESIA bermitra dengan Yan Wei Phin (Hongkong) yang memasarkan digital proofing dan sistem pengaturan warna pada percetakan–buatan CGS-Publishing Technologies International GmbH perusahaan dari Jerman (Foto: Rayendra L. Toruan)
Dari kanan Riccardo Camatta Sales Manager KBA-Fiexotechnica S.p.A (Italia), Andreas Friedrich Managing Director Koenig & Bauer (SEA) Sdn Bhd (Singapura), Carina Shia Regional Sales Manager (Malaysia), William Shin Project Manager (Korea Selatan). Grup Koenig & Bauer yang dikumandani Claus Bolza menawarkan mesin cetak baik untuk kemasan dan industri (Foto: Rayendra L. Toruan)
Albertus Wirawan direktur PT CIPTA LANGGENG KREASI merupakan partner grup KOENIG & BAUER. Pak Albert–demikian panggilan akrabnya, enggan menjelaskan target bisnisnya walau mengaku sebagian besar media penerbitan beralih ke digital. “Masih ada celah bisnis,” imbuh Albertus Wirawan (Foto: Rayendra L. Toruan)
Charles Ang Sales Director (berdiri) KBA Koemig & Bauer AG berkedudukan di Singapura dan Dietmer Michels dari KAUTEX MACHINENBAU GmbH perusahaan yang bermarkas di Bonn, Jerman. Mesin molding KAUTEX dipassrkan di Amerika Serikat, China, Italia, Mexico, Rusia, India, dan Aia Tenggara (Foto: Rayendra L. Toruan)
Khalid Abdurrahman (dari kiri) Product Specialist Comsumables, Raymond B Wonojudo Head of Sales, Ralph Streng, dan Kris Sulistiyono–tim pemasaran mesin cetak merek HEIDELBERG dari PT Heidelberg Indonesia. Mesin seri Saphira thermal Plate NC dioperasikan tanpa menggunakan bahan air untuk tinta sehingga lebih ramah lingkungan dan hemat energi. HEIDELBERG termasuk salah satu mesin cetak buatan Jerman yang terkenal di industri penerbitan dan cetakan (Foto: Rayendra L. Toruan)
Hubert Nerlich (dari kiri) Managing Director MAGUIRE Productals Asia Pte Ltd perusahaan yang memasarkan gravimetric blenders yakni mesin plastik buatan perusahaan milik pebisnis di Amerika Serikat. Hubert yang sudah 20 tahun berbisnis dengan Indonesia (beragam alat industri) memasarkan produknya dari Singapura. Dia dibantu oleh Jefry Siew, Whoo Joon Pang, dan Dhanisa Putra Senior Sales dari PT BILPLAST GRAPINDO mitra MAGUIRE di Indonesia (Foto: Rayendra L. Toruan)
Dari kiri Andrea Rorsch Sales & Technical Suppilort TKM Meyer GmbH (Jerman), Devindran Chelliah Regional Manager TKM Singapore Pte.Ltd. dan Henry Tauchnitz Area Sales Manager Asia–merupakan manufaktur yang memroduksi pisau pemotong, gergaji, dan sebagainya yang digunakan oleh perusahaan seperti Indofood Sinar Mas. TKM yang berkantor pusat di Bargteheide, Jerman, telah berbisnis di Indonesia.sejak tahun 1960an (Foto: Rayendra L. Toruan)
Dari kiri Sam Chen Wai Lun Regional Sales Manager, Lee Jia Yin Product Developer, Tiffany Chung Wooi See Senior Marketing Communication Executive–ketiganya dari perusahaan KRAIBURG TPE (Jerman) dan Wawan Setiawan dari PT PILAR BERSAMA. Biji plastik merek TPE (Jerman) digunakan sebagai bahan baku pendukung industri otomotif, produk konsumsi, medis, dan sektor industri lainnya (Foto: Rayendra L. Toruan)
Tim KURZ dari PT ANEKA INDOFOIL anak usaha grup KURZ asal Jerman yang unggul.dengan teknologi hot stamping dan coating untuk mengolah bahan baku foil dan lainnya. Perusahaan ini juga menawarkan beberapa jenis mesin yang.digunakan untuk beragam jenis bahan kemasan seperti kardus, plastik, dan sebagainya. Hal itu diungkapkan oleh Melvin Giovanie Chief Product & Informstion (kiri ke kanan), Deni Irwan, Karendip Singh dan Ary Suekari (Foto: Rayendra L. Toruan)
Arthit Prommopakarn (kiri) Area Sales Manager Windmoller & Holscher Asia Pasifik yang berkedudukan di Bangkok, Thailand. Perusahaan ini memasarkan kemasan buatan B&B Verpackungstechnik GmbH (Jerman) bersama mitranya Markus Meck Sales Engineer B&B. Di Indonesia, produk buatan B&B digunakan oleh pabrik Gudang Garam, Indofood, dan sebagainya (Foto: Rayendra L. Toruan)
Mesin plastik dan komponennya buatan KROENERT GmbH & Co KG yang berkantor pusat di Hamburg, Jerman, berkualitas prima. Dengan logo R Reifenhauser, mesin KROENERT telah digunakan oleh beberapa perusahaan di Indonesia seperti Indofood, Winnepex, dan lain-lain. Juergen Rehkopf (kiri) Managing Director KROENERT dan Andrea Glawe Regional Sales Director menuturkan, berbisnis dengan Indonesia cukup baik meski banyak mesin dari negara lain dengan harga lebih murah. “Kami dukung bisnis Anda dengan teknologi, pengalaman dan know-how yang.kamiliki,” tandas Rehkopf (Foto: Rayendra L. Toruan)
Dari kiri Bernhard Grill Technical Advisor PT STARLINGER SEA, Thomas Konrad Regional Sales Manager, Reinhard Lechner Products Manager kedua terakhir dari Starlinger & Co. Geselschaft m.b.H, yang bermarkas di Austria dan Hengky Senjaya General Manager PT STARLINGER SEA. Perusahaan ini cukup andal dengan mesin recyling technology dan textile packaging dengan bahan biji plastik. Produk Starlinger dipasarkan di 130 negara termasuk Indonesia (Foto: Rayendra L. Toruan)
Rini Sumardi Direktur PT Wahana Kemalaniaga penyelenggara Indoplas-Indopack-Indoprint 2018, bersama Ralph Scheuneman Managing Director Jakarta International Expo Kemayoran (Foto: Rayendra L. Toruan)
Dr Sven Breitung dari VDMA yakni lembaga yang menangani Printing and Paper Technology. Breitung yang mewakili PrintPromotion GmbH merangkap menangani riset dan pemaran yang diikuti oleh anggota VDMA. PrintPromotion melakukan pelatihan, promosi, dialog dengan para pelanggan mesih/produk yang ditawarkan 106 perusahaan anggota VDMA (Foto: Rayendra L. Toruan)
Salah satu mesin berlogo IMAVISION buatan Beijing Daheng Image Vision terus beroperasi untuk memperlihatkan kepiawaiannya. Menurut Tony Yin (kiri) Vice General Manager dan Qiao Ping Overseas Service Manager, grup Daheng Imavision sudah berusia 27 tahun (Foto: Rayendra L. Toruan)
Vanessa Huang Manager Guangdong LiShun Yuan Intellegent Automation perusahaan pembuat mesin kemasan yang bermarkas di Guangdong, China. Meski didirikan tahun 2002, mesin buatannya sudah masuk ke.pasar global ( Foto: Rayendra L. Toruan)
Lenna Assistant General Manager dan Ivonne B Aminullah Sales Executive PT NEW ERA INNOVATION INDUSTRIAL–perusahaan jasa yang mendesain dan memrosuksi beragam casing dan kotak (boks) dengan menggunakan bahan seperti kardus, plastik, dan sebagainya. “Kami menggunakan mesin buatan China,” imbuh Lenna. Mesin pembuat casing dan boks itu adalah buatan perusahaan DONGGUAN HUIHUANG INTELLEGENT TECHNOLOGY yang mengirimkan Leo Liu berpameran di Jakarta (Foto: Rayendra L. Toruan)
Dari kanan Stefanie Lee, Mark Liu Sales Manager untuk ASEAN Shanghai Onlytec Equipment pembuat beragam jenis dan ukuran tutup botol plastik. Salah satu mesin ONLYTEC mampu mencetak 1500 pcs tutup botol dalam satu menit (Foto: Rayendra L. Toruan)
Mesin merek MORETTO buatan perusahaan MORETTO yang berkedudukan di Massazsgo, Italia, membuat mesin untuk proses produksi berbahan plastik dengan sistem otomasisasi yang andal. Gambar di atas adalah salah satu contoh mesin yang digunakan untuk bahan plastik agar lebih kuat misalnya saat digunakan untuk beragam bahan baku seperti sepatu, botol, dan sebagainya (Foto: Rayendra L. Toruan)
Dari kiri Hui Deng, Edric Wui, Adrian Tan, dan Daniel Tiang merupakan tim pemasaran bahan tinta untuk mesin cetak digital dari perusahaan Phoneseon Technology yang bemarkas di Singapura. Bahan dimanufaktur di Amerika Serikat. Produsen bahan tinta fokus pada LED technology yang dipasarkan hampir ke seluruh dunia (Foto: Rayendra L. Toruan)
Ria Candria (kiri) dan Septiya memahami kinerja mesin cetak digital (untuk garmen, katun, kulit, dan mesin heat transfer), kertas termal tansfer–termasuk tinta termal yang dipasarkan PT YESUN INDONESIA TEKNIK DIGITAL PRINTING yang berlokasi di Cikupa, Tangerang. Mesin cetak buatan Guang Zhou Yesun Digital Printing, China ini telah digunakan di Indonesia, Myanmar, Vietnam, Pakistan, India, dan Afrika (Foto: Rayendra L. Toruan)
William Mathewalw Abraham (kanan) Director Singapore Toolcrafts perusahaan pembuat mesin cetak injeksi yang berlokasi di Singapura. Bersama Mani Kandan technical team (kiri) memasarkan mesin injeksi plastik dan komponen pendukung (Foto: Rayendra L. Toruan)
Produk (polymers) buatan Pol Yalloy Inc. yang berlokasi di distrik Guanyin, Taiwan, cukup ramah lingkungan, ungkap Yi-Ko Chen Assistant General Manager. Bahan baku buatan Pol Yalloy digunakan untul sektor otomotif, kasing ponsel, dan perkakas rumah tangga seperti teko, mangkok dan plate (sejenis piring) dan lain-lain (Foto: Rayendra L. Toruan)
Christian Brugnolaro (kiri) Sales Manager Plastic Sustem S.p.A perusahaan pembuat plastic handling dan treatment yang diproduksi di Borgorico, Italia. Menurut Mike Niu Sales Area PET Devision Plastic System (Shanghai) anak usaha yang berlokasi di Shanghai, China, bahan plastik bermerek PlasticSystem digunakan oleh pelaku industri otomotif, furniture, produk elektronik, medikal & farmasi, kemasan,.dan sebagainya (Foto: Rayendra L. Toruan)
Mesin pembuat tutup botol berbahan plastik buatan Dongguan Jin Ao Machine yang berlokasi di Dongguan, China, dan dipasarkan oleh PT CATUR PUTRA MAKMUR SEJAHTERA di Indonesia. Veny Rosita yang menangani pemasaran, menjelaskan kapasitas produksi mesin mencapai 20.000 tutup botol per jam. Dengan masa jaminan satu tahun, mesin dihargai Rp1,2 miliar per unit (Foto: Rayendra L. Toruan)
Budy Tanajaya (kanan) bersama timnya dari PT KASAKATA KIMIA memasarkan bahan/zat pewarna untuk bahan plastik. Dengan merek KASAKATA MASTERBACH, pabrik yang berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat ini menawarkan bahan pewarna plastik yang biasanya digunakan untuk kemasan kosmetik, kemasan medis, tas plastik, dan sebagainya (Foto: Rayendra L. Toruan)
Indoplas-Indopack-Indoprint 2018 , Jakarta International Expo Kemayoran, 19-22 September 2018.
Rini Sumardi Direktur PT Wahana Kemalaniaga penyelenggara Indoplas-Indopack-Indoprint 2018 , bersama Ralph Scheuneman Managing Director Jakarta International Expo Kemayoran (Foto: Rayendra L. Toruan)
Moving your business in the right direction–lewat pameran ini, para pelaku bisnis yang berkaitan dengan plastik, kemasan, dan percetakan, berpeluang mendapatkan teknologi terkini dan relevan dengan era Industri 4.0 dan teknologi 3D.
Beberapa peserta menampilkan teknologi cetak digital dan solusi CNC. Juga menggelar mesin injeksi dan mesin cetak tanpa menggunakan air untuk mencampur bahan tinta dan pewarna sehingga usaha/jasa percetakan lebih ramah lingkungan dan efisien.
Bisnis sektor penerbitan yang memerlukan mesin cetak, kini kian redup–salah satu dampak revolusi digital driver. Apakah bisnis mesin cetak masih menjanjikan di Indonesia?
Kenapa tidak? Sahut seorang pemain bisnis mesin cetak asal Jerman. Meski bisnis penerbitan kian mengalami kelesuan di Indonesia, namun peluang binis mesin cetak masih besar di Indonesia.
Namun, seorang managing director sebuah perusahaan mesin kemasan asal Amerika Serikat, justru mengingatkan para pelaku bisnis di Indonesia.
“Jangan terkecoh dengan harga mesin yang murah seperti buatan China, sedang kualitasnya jauh di bawah mesin produksi Eropa dan Amerika Serikat,” katanya.
Rini bekerja sama dengan Messe Duesseldorf Asia (Jerman) berhasil mendatangkan 400 perusahaan dari 20 negara.
Selain pameran, Wakeni mengelola seminar bertajuk, Let’s talk about street food & fast food packaging, Packaging in the digital economy, dan Plastick to zero waste.
Topik lain Spotlight on print & packaging media technology, Circular plastic packaging alliance, dan Smart print shop discover now.
Beragam peluang bisnis dapat dibuat dengan menggunakan mesin-mesin canggih. Seseorang yang piawai desain, dapat menciptakan bisnis tanpa harus membeli mesin. Misalnya membuat kasing smartphone, boks alat elektronik dan sablon.
Akhir 2018 hingga tahun 2019 merupakan masa kampanye politik (senat dan Pilpres) di Indonesia. Nah, ini kesempatan berbisnis yang berkaitan dengan plastik, kemasan, dan percetakan.
Bagaimana kehebatan mesin buatan Jerman, Austria, Amerika Serikst, China dan sebagainya? Simak penjelasan 10 perusahaan dari Jerman yang tergabung dalam VDMA yakni Printing and Paper Technology Association yang diketuai oleh Dr. Markus Meering.
Silakan kunjungi Indoplas, Indopack, Indoprint expo yang diselenggarakan oleh PT WAHANA KEMALANIAGA MAKMUR bekerja sama dengan MESSE DUSSELDORF ASIA yang didukung oleh Kementerian Ekonomi Federal Jerman, AUMA (asosiasi industri pameran di Jerman), dan VDMA.