Digital & Software, Industrialisasi

Arus Konten Digital Memborbardir Tiap Detik, Manfaatkan untuk Bisnis

ShareHampir tiap detik arus konten digital memborbardir kita, bagaimana menyikapinya? Manfaatkan untuk bisnis dengan modal kreativitas dan inovasi. Google membangun cloud server...

Written by Erwin Prasetyo · 2 min read >
Arus Konten Digital

Hampir tiap detik arus konten digital memborbardir kita, bagaimana menyikapinya? Manfaatkan untuk bisnis dengan modal kreativitas dan inovasi. Google membangun cloud server di Indonesia tahun 2020.

Arus Konten Digital
Gambaran jaringan induk atau home network architecture. Arus konten digital memborbardir tiap detik, manfaatkan untuk bisnis (Foto: Fraunhofer)

Gelombang arus konten digital seakan tiada hentinya menjadikan kita sebagai target yang empuk.

Negara dan orang-orang yang kreatif dan inovatif mampu memanfaatkan era digital untuk menghasilkan bisnis dan ekonomi bernilai tinggi dan mendunia.

Simak saja, di mana pun kita berada, apakah di rumah, sedang di gerbong kereta api, sedang jalan kaki atau duduk santai di kafe—beragam konten digital berhamburan masuk ke perangkat smartphone pribadi pemilik.

Mau melihat gambar, video, mendengarkan musik atau membaca berita—bahkan mau cari partner bisnis atau calon teman hidup—begitu mudah didapatkan melalui ponsel genggam.

Digitalisasi terus berkembang dan dampaknya memengaruhi dan mengubah kebiasaan orang. Semua konten digital itu dapat kita rekam dengan menggunakan kamera digital, ponsel atau kita  unduh melalui Internet of Things.

Bahkan kita dimungkinkan untuk merekam serial TV yang kita sukai misalnya serial film India yang digemari oleh kalangan ibu rumah tangga. Rekaman serial TV—tentu saja  dalam format digital—disimpan yang kemudian dapat ditonton atau dibisniskan.

Contohnya konten-konten Youtube, semuanya berasal dari postingan pengunjung. Pemilik Youtobe hanya menyediakan sistem. Jika postingan di Youtibe banyak digemari disubscribe wah … iklan-iklan menghasilkan uang bagi pemosting.

Penjelasan teknis berikutnya bermanfaat kita simak. Penggunaan Personal Video Recorder (PVR) merupakan solusi yang terbatas karena menggunakan alat seperti Set Top Box (STB) yang membuat pengguna (kita) kurang puas.

Kenapa tidak membagikan semua konten melalui jaringan rumah atau home networking (HN) atau jaringan induk? Jika hal itu dilakukan maka pemilik leluasa kapan menontonya tanpa terikat dengan sumber konten.

Kata kunci adalah interoperabilitas. Konsumen (pengguna) mestinya  mudah menghubungkan semua perangkat dan leluasa berbagi perpustakaan digital miliknya.

Semua inovasi itu harus mudah diakses oleh semua orang meski terbatas pengetahuan teknis. Bagaimana solusi yang intuitif dan ramah (mudah dilakukan).

Inilah konsep  Virtual PVR yang mengacu pada solusi:

  1. memungkinkan distribusi fungsionalitas yang biasanya berada di Set Top Box di antara perangkat lain di rumah (misalnya Network Attached Storage).
  2. memungkinkan pengguna untuk mengakses sistem PVR-nya dengan mulus dan jarak jauh melalui sumur. antarmuka web dibangun. Jaringan in duk (HN) memiliki perangkat dan layanan UPnP AV yang diumumkan dan ditemukan secara otomatis.

Menurut laman seagate.com Network Attached Storage (NAS) merupakan perangkat penyimpanan yang tersambung ke jaringan yang memungkinkan kita untuk menyimpan dan mengambil data dari lokasi terpusat untuk pengguna jaringan dan klien heterogen yang sah.

Sistem NAS demikian fleksibel dan terukur dan jika ingin tambahan untuk disimpan, dapat kita lakukan di perangkat miliki sendiri.

Jadi, NAS seperti miliki cloud pribadi. Penggunaanya lebih cepat, murah, dan memberikan beragam manfaat cloud publik di lokasi, demikian seagate.com.

Selanjutnuya, sesuai informasi dari laman Fraunhofer dengan antarmuka PVR Virtual memungkinkan pengguna untuk melihat perangkat yang terhubung ke jaringan induk (home network)  seperti NAS dan STB.

Pilihan pengguna digunakan untuk mengonfigurasi perangkat di jaringan induk melalui STB. Kita dimungkinkan untuk merender konten dalam tampilan UPnP yang tersedia di jaringan induk.

Antarmuka Web memiliki 5 bagian utama (konten) yakni: Musik, Video, Gambar, TV Langsung, dan Perekam. Bagian Musik menampilkan semua item dengan jenis audio MIME yang tersedia di jaringan induk (home network).

Pengguna bebas memilih item yang ingin diputar (dimainkan) dan pemutar media default memulai sesi streaming. Sedangkan bagian Video menunjukkan item video yang tersedia di jaringan induk.

Pengguna bebas memilih jdul video yang ingin ditonton  dan sesi streaming pun dimulai. Sementara bagian gambar  berbeda dari bagian-bagian lain yang telah dijelaskan di atas.

Kita tidak perlu menggunakan pemutar media untuk menerima aliran konten, antarmuka web membuat thumbnail untuk setiap gambar. Jika pengguna ingin melihat gambar dalam ukuran nyata hanya perlu mengklik gambar tersebut.

Bagian TV langsung memungkinkan pengguna untuk melihat saluran TV secara real time. Prototipe STB hanya memiliki satu TV tuner yang berarti hanya satu sesi streaming yang tersedia setiap saat. Pengguna dapat memilih saluran mana yang akan dilihat dan beralih ke saluran lain.

Bagian perekam menampilkan daftar TV saluran yang mendukung EPG. Pengguna dapat memilih program yang ingin direkam. Setelah direkam, program tersedia untuk dilihat pada bagian Video.

Antarmuka Web berfungsi sebagai pengontrol tempat mereproduksi item media. Ini dimungkinkan karena server Media menentukan ID koneksi untuk setiap sesi streaming.

Artinya, item direproduksi pada Media Renderer dan pada pemutar media browser mewakili dua ID (identitas) koneksi yang berbeda. Keuntungan besar dari sistem ini adalah dapat diakses secara mulus dan jarak jauh melalui antarmuka web yang mapan.

Pengguna hanya perlu mengakses terminal dengan browser www untuk berinteraksi dengan sistem. Sistem ini memungkinkan pengguna untuk mengalirkan musik, video, dan item gambar yang tersedia di perangkat yang berbeda tanpa harus melakukan konfigurasi tertentu.

Pengguna dapat mengakses dan berinteraksi dengan konten yang sangat intuitif, kaya, dan antarmuka yang fleksibel.

Jika kita kreatif dan inovatif menggunakan arus konten digital yang memborbardir tiap detik, peluang berbisnis demikian besar.

Apa lagi, perusahaan raksasa Google berencana membangun cloud server (besar) di Indonesia tahun 2020.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *