AGRI-FOREST TECH, FOREST POTENTIAL

Kita Lebih Kaya Limbah Kayu Ketimbang Jerman, Gunakan Teknologi Panzer

ShareIndonesia lebih kaya limbah kayu yang berasal dari 128 juta hektar hutan—belum termasuk limbah tanaman perkebunan dan industri. Luas hutan Jerman 32...

Written by Marinus L Toruan · 2 min read >
Kaya Limbah Kayu

Indonesia lebih kaya limbah kayu yang berasal dari 128 juta hektar hutan—belum termasuk limbah tanaman perkebunan dan industri. Luas hutan Jerman 32 persen dari luas wilayahnya 357.3062 km. Namun, teknologi negeri alat berat ini mengolah limbah kayu menjadi tambang emas.   

Kaya Limbah Kayu
Kayu sisa dan sisa kayu (gambari kiri dari laman Fraunhofer WKI/Peter Meinlschmidt. Sedangkan gambar kanan merupakan limbah kayu berupa serbuk gergajian yang sebagian besar dibuang atau dibakar di tempat-tempat penggergajian atau furniture di Indonesia. Indonesia lebih kaya limbah kayu ketimbang Jerman, gunakan teknologi panzer (Foto: Rayendra L. Toruan)

Jerman dijuluki sebagai negeri panzer dan negara industri alat-alat berat yang menginspirasi dunia.

Jerman selain piawai bermain sepak bola juga mahir menciptakan beragam mesin dan alat industri seperti alat-alat berat yang digunakan di ratusan negara.

Industri Jerman sangat lengkap mulai dari tools hingga industri ibu mesin yang membuat mesin  pesawat terbang, mesin kapal laut, kapal selam, dan mesin pengolah bahan kimia, dan makaan.

Limbah kayu dan pohojn saja dijadikan produk yang bernilai ekonomi tinggi. Bagaimana para ahli di Jerman melakukan daur ulang kayu limbah dan turunan limbah yang berasal dari kayu?

Istilah limbah kayu digunakan untuk menunjukkan bahwa semua kayu dan produk berbasis kayu yang akhir penggunaannya sebagai produk telah tercapai. Oleh karena itu, dalam definisi masuk kategori limbah.

Sumber bahan baku yang hingga sekarang, menurut para ahli hanya dimanfaatkan belum memadai dan mestinya dikembangkan lagi untuk menghasilkan produk ekonomi bernilai tinggi.

Contohya kategori kayu A III dan A IV yang diklasifikasikan dalam peraturan kayu limbah sebagai bahan yang sudah terkontaminasi.

Undang-undang Limbah Kayu atau Jerman menyebutkanya dengan Altholzverordnung menyediakan pembagian kayu menjadi dua sub-kelompok. Yakni kayu residu industri dan limbah kayu.

Melihat bagian dalam fasilitas sortir NIR (Foto/©: Fraunhofer WKI/Manuela Lingnau)

Kayu residu terdiri dari sisa gergajian seperti serbuk kayu berasal dari pemrosesan kayu, hasil olahan mesin atau industri bahan berbasis kayu yang hanya masuk ketegori peraturan jika limbah itu tidak dapat digunakan oleh perusahaan atau dipasarkan sebagai produk sampingan dan harus dibuang.

Yang kedua adalah produk yang secara kasar dibagi berdasarkan asal-usul limbah kayu seperti bahan kemasan (pelet), limbah kayu dari pembongkaran, limbah kayu dari industri konstruksi, kayu dari daerah perkotaan, dan kayu dari kegiatan industri atau komersial.

Pembagian limbah itu sangat penting yang disesuaikan dengan peraturan, Undang-Undang Kayu Limbah—mengatur alokasi kayu limbah yang dihasilkan—ditentukan tempat kayu unuk digunakan sesuai dengan tujuannya.

Jumlah limbah kayu di Jerman, menurut data dari Kantor Statistik Federal, sekitar 11 juta ton pada tahun 2010. Sekitar 10 persern dinyatakan sebagai limbah berbahaya atau masuk kategori kayu A IV/

Artinya sekitar 10 juta ton bahan material yakni limbah kayu dapat digunakan un tuk menghasilkan kategori AI hingga A III—sesuai dengan peratruan dan Undang Undang.

Indonesia mempunyai aturan tentang penggunaan kayu yang ditandai dengan sertifisi bagi para pelaku ekspor dan izin tebang kayu. Peraturan tentang penggunaan bahan kayu dan limbahnya di Indonesia belum selengkap peraturan pemerintah Jerman.

Penggunaan bahan limbah kayu juga diatur di Jerman—terutama pada industri bahan berbasis kayu untuk produksi papan partikel dan papan serat.

Sementara proporsi kayu daur ulang Sekitar 20 persen selama beberapa tahun yang meningkat menjadi 33 persen mulai tahun pada 2010/2011.

Di Inggris dan Italia, proporsinya masing-masing mencapai 55 persen dan 89 persen. Sumber bahan baku yang hingga sekarang  hanya dimanfaatkan belum memadai secara maksimal.

Oleh karena itu, perlu dikembangkan misalnya ditentukan per kategori kayu A III dan A IV yang diklasifikasikan dalam Peraturan Kayu Limbah masuk kategori limbah terkontaminasi.

Limbah kayu mengandung bahan plastik seperti PVC, pengawet kayu, dan cat dengan kandungan logam berat. Dalam bahan lignoselulosa terkontaminasi merupakan bahan kayu yang dapat didaur ulang untuk dipulihkan melalui proses pemisahan dan pemilahan yang tepat.

Tujuannya adalah pengembangan metode deteksi cepat, dengan bantuan kriteria penyortiran yang tidak ambigu agar dapat dikembangkan untuk memungkinkan penentuan,  apakah kayu limbah masih dapat didaur ulang secara termal.

Dengan spektroskopi Near Infrared Reflectance (NIR), jenis plastik yang sangat berbeda dapat dibedakan satu sama lain. NIR merupakanm studi tentang interaksi antara sampel (missalnya Sereal, biji, minyak, produk jadi) dan sebagainya.

Artinya, dimungkinkan untuk membedakan antara berbagai jenis butiran WPC (komposit plastik kayu) yang telah diproduksi menggunakan berbagai jenis plastik (PE, PP, PVC, PLA).

Dengan demikian pemisahan dan daur ulang yang bersih dari bahan termoplastik ini dimungkinkan. Untuk mencapai tujuannnya, langkah-langkah pra-pemrosesan matematis yang kompleks.

Seperti pemfilteran spektral dan spasial), dan penghapusan area perbatasan yang bising secara spektral untuk reduksi data, diperlukan analisis komponen utama (PCA).

Ketika komponen utama yang cocok dipilih, semua plastik dapat dengan jelas dibedakan satu sama lain yang kemudian dipisahkan hingga bersih.

Diferensiasi antara kayu limbah murni atau papan partikel yang tidak dilapisi dan papan partikel yang dilapisi melamin atau PVC mudah diwujudkan. Pembedaan antara jenis kayu dan berbagai pengawet kayu organik tampaknya dimungkinkan.

Sebaiknya para sarjana teknologi pengolahan hasil hutan di Indonesia—seperti lulusan UGM dan IPB—berguru ke Jerman. Sebab volume limbah kayu di Indonesia lebih besar ketimbang Jerman—tentu saja kita menggunakan teknologi negeri panzer itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *