ASEAN Community, Malaysia

Uang Saku Puteri Orang Terkaya Malaysia, Pas-pasan

ShareRobert Kuok ayah Yen mengatakan, “My father kept telling me that going to school is not only about studying and getting good...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >

Robert Kuok ayah Yen mengatakan, “My father kept telling me that going to school is not only about studying and getting good grades, but instead, education is meant to expand one’s horizon.”

Tan Sri Robert Kuok didampingi oleh isterinya Ho Poh Lim (kiri) dan puterinya Yen Kuok (kanan) seorang pebisnis fashion di Hong Kong. (Sumber foto: http://images.says.com/)
Tan Sri Robert Kuok didampingi oleh isterinya Ho Poh Lim (kiri) dan puterinya Yen Kuok (kanan) seorang pebisnis fashion di Hong Kong. (Sumber foto: http://images.says.com/)

Yen Kuok puteri termuda (dari 8 bersaudara) orang terkaya di Malaysia—menurut versi Forbes (Februari 2017)—berterus terang kepada media Hongkong seperti dikutip situs http://says.com/. Uang sakunya pas-pasan saat dia bersekolah pada usia 17 tahun. Uang saku teman-temannya lebih banyak dari pada uang saku yang diberikan oleh ayahnya meski kekayaannya sebesar US$11,4 miliar (2017).

Cerita Yen seperi tidak masuk akal dan kontreversial. Masakan ayahnya seorang tison pebisnis tangguh dan sukses, namun uang sakunya pas-pasan? Apa Robert demikian pelit? Meski tak menjelaskan jumlah uang saku yang diberikan oleh Robert Kuok—lahir di Johor Baru, Malaysia, 06 Oktober 1923, Yen seolah menyukai pendapat Eileen Carey yang terpampang di situs Forbes, “Don’t be afraid to be controversial… you put yourself in a better position to be on the right side of history.”

Orangtuanya tidak menginginkan gadis Yen tumbuh menjadi seorang ratu yang manja. Ayahnya pun tidak mengharuskan semua nilai mata pelajaan Yen harus mendapatkan nilai A. Nilai B pun tak masalah asalkan cakupan wawasan Yen makin luas. Kelak, setelah Yen menjadi seorang gadis yang dewasa, dia berbisnis sendiri di bidang fashion—jauh dari core business yang dilakukan Tan Sri Robert Kuok.

Ketangguhan Robert membangun kerajaan bisnis lebih dari 50 tahun, meliputi perkapalan, pengolahan minyak (palm oil), perdagangan komoditas (Wilmar), properti, industri makanan ternak, tambang, penerbitan—selalu sukses besar bisnis apa pun dilakukannya—menempatkannya selama 12 kali berturut-turut pada posisi terkaya di atas 9 orang terkaya lainnya di Malaysia.

Robert Kuok menempati posisi ke-115 terkaya di seluruh dunia. Usianya pun paling tua di antara para konglomerat di Malaysia. Orang terkaya nomor dua adalah Tan Sri Quek Leng Chan dengan kekayaan sebesar US$6,8 miliar, disusul T. Ananda Krishnan (US$6,5 miliar), Tan Sri Lee Shin Cheng (US$4,7 miliar), Tan Sri Teh Hong Piow (US$4,7 miliar), Tan Sri Lau Cho Kun (US$2,1 miliar), Tan Sri Yeoh Tiong Lay (US$2,1 miliar), Tan Sri Tiong Hew King (US$2 miliar), Tan Sri Syed Mokhtar Albukhary (US$1,8 miliar), dan Tan Sri Dr Chen Lip Keong (US$1,6 miliar). Total kekayaan 10 orang terkaya di Malaysia mencapai US$41,9 miliar, sementara jumlah kekayaan 10 orang terkaya di Indonesia sebesar US$40,5 miliar.

Imigran dari Fujian, Tiongkok

Dibanding dengan orang terkaya di Indonesia, yakni Robert Budi Hartaono pemilik Djarum Group dengan kekayaan US$9,4 miliar, kekayaan Robert Kuok lebih besar US$2 miliar. Nama depan Robert kedua super kaya ini sama, namun tidak ada hubungan darah  persaudaraan, kecuali kawasan tempat tinggal mereka sama  yakni di ASEAN—perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara yang tahun 2017 genap berusia 50 tahun.

Akan tetapi, jika  kekayaan Robert Budi Hartono ditambahkan dengan kekayaan saudaranya bernama Michael Hartono (US$8,9 miliar) maka total kekayaan kedua bersaudara ini sebesar US$18,3 miliar—jauh di atas jumlah kekayaan Robert orang Malaysia itu. Usia kedua bersaudara ini pun bertaut sekitar 20 tahun lebih muda dari usia Tan Sri Robert Kuok. Robert Budi Hartono lahir pada 28 April 1940, sedangkan kakaknya Michael Bambang Hartono lahir pada 2 Oktober 1939.

Robert Kuok memulai usahanya saat ayahnya meninggal dunia pada tahun 1948 saat usianya masih 25 tahun. Ayahnya termasuk imigran dari Fujian, Tiongkok, dan kemudian menetap di Johor Baru, Malaysia. Mereka mempunyai semacam toko kelontong yang menjual beras, gula, dan gandum.

Sepeninggal ayahnya, Robert lulusan Raffles College—sekelas dengan Lee Kuan Yew yang kemudian pindah ke Selatan Malaysia, dan menjadi Perdana Menteri Singapura—mendirikan perusahaan yang dinamai: Kuok Bersaudara dengan bisnis gula. Atas kesuksesannya sebagai pebisnis gula Robert Kuok digelari Raja Gula Asia.

Perusahaan Wilmar International dikelola oleh keponakannya Kuok Khoon Hong—juga miliarder di Singapura—juga sukses. Grup Kuok menguasai jaringan bisnis hotel seperti Shangri-La dan properti Kerry. Kepada The Straits Times, Tan Sri (Tun) Robert Kuok menceritakan pernah menghibahkan RM100 miliar untuk membiayai pendirian Xiamen University di Salak Tinggi, Selangor, Malaysia.

Selain di Malaysia dan Singapura, Tun Robert Kuok mempunyai bisnis di Hong Kong. Apakah Robert Kuok memiliki perkebunan kelapa sawit di Indonesia seperti di Malaysia?  (Bahan diolah dari berbagai sumber seperti forbes.com, stylescmp.com,  says.com dan sebagainya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *