Engineering & Design, Industrialisasi

Transformasi Biologi dalam Produksi dan Politisi bukan Tukang Gaduh

SharePara ilmuwan membahas peran sains dan teknologi untuk pengembangan transformasi biologi dalam produksi. Para politisi bukan tukang cipta kegaduhan. Mereka berperan membahas...

Written by Erwin Prasetyo · 2 min read >
Transformasi Biologi dalam Produksi

Para ilmuwan membahas peran sains dan teknologi untuk pengembangan transformasi biologi dalam produksi. Para politisi bukan tukang cipta kegaduhan. Mereka berperan membahas masa depan industri. Bagaimana kinerja dan gaya para politisi di Indonesia?

Transformasi Biologi dalam Produksi
Futuras in Res topik bahasan para ilmuwan yang diselenggarakan oleh Fraunhofer-Gesellschaft  di Berlin, Jerman, pertengahan tahun 2018. Bagaimana tranformasi biologis dalam sistem produksi pada era Industry 4.0? Transformasi biologi dalam produksi dan politisi bukan tukang gaduh (Foto/©: Fraunhofer|Getty image)

Ilmuwan dan ahli (pakar) sejati berperan besar menentukan sumber kehidupan yang lebih baik dan berkualitas. Hasil temuan dan rekayasa yang mereka ciptakan berdampak pada kehidupan warga.

Demikian juga para politisi sejati yang mewakili masyarakat bekerja bukan semata-mata mencari kedudukan terhormat dan kekuasaan yang mutlak. Apa lagi kekuasaan itu dicapai dengan menciptakan kegaduhan.  

Narasi di atas mengemuka ketika lembaga Fraunhofer-Gesellschaft menyelenggarakan konferensi sains tingkat internasional dengan tajuk FUTURAS IN RES.

Para ilmuan—termasuk para politis—kompak membahas transformasi biologis dalam produksi yang berlangsung di Berlin, Jerman pada Juni 2018. Cerita lama namun relevan terhadap konteks kekinian.

Para ahli (pakar) dari berbagai disiplin ilmu  sains, politik, industri, dan beberapa disiplin ilmu lainnya hadir mewakili negara/lembaga masing-masing.

Mererka antusias berkonferensi yang hasil bahasan mereka memengaruhi kebijakan stakeholders—termasuk pejabat pemerintah dan pelaku industri.

Bagaimana cara dan teknologi baru dibuat agar dapat mengadopsi bahan-bahan alam dan prinsip-prinsip untuk produksi, logistik, dan  perkembangan teknologi masa depan?

Pertanyaan di atas  harus dijawab oleh para “nabi” di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Contoh sederhana yang dibahas antara lain, alat pengocok garam yang dimodelkan berupa bunga poppy, dan lengan robot berbentuk belalai gajah yang demikian elastis.

Bagaimana membuat kamera canggih yang tajam seperti mata serangga merekam objek sedetail mungkin sesuai warna alam. Semua kekayaan alam demikian potensial yang menginspirasi para terknolog dan perancang di bidang inovasi.

Akan tetapi, bionik klasik tadi merupakan langkah nyata dalam tren yang jauh lebih besar dan lebih komprehensif—sesuai impian para ilmuwan.

“Dengan transformasi biologis, para ahli membuat aplikasi yang sistematis dan kombinasi proses, prinsip, dan bahan dari alam yang kemudian diolah teknologi,”  pendapat Prof. Reimund Neugebauer, Presiden Fraunhofer-Gesellschaft ketika membuka konferensi.

“Kongerensi menjadi arena penciptaan nilai dan proses produksi yang sepenuhnya baru dan  berkelanjutan bagi generasi mendatang. Kita fokus pada alam sebagai pendorong inovasi yang  menandai era baru,” seru Neugebauer menambahkan.

Transformasi biologis memanifestasikan dirinya dalam berbagai bentuk: selain biomimetik dengan  meniru struktur alami, termasuk bioteknologi misalnya produksi bahan farmasi yang selalu aktif menggunakan sel.

Langkah selanjutnya adalah biointelligence, perpaduan antara biologi dan teknologi informasi yang tanda-tanda pertamanya tentang pembelajaran mesin dan kumpulan sistem logistik cerdas.

Jika belajar dari alam sekitar, kita menemukan jawaban atas tantangan utama zaman now seperti konsumsi sumber daya dan energi, perubahan iklim, dan ketahanan sistem pasokan utama.

Kita tetap mempromosikan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan efisiensi yang tinggi.

Transformasi biologis merupakan pelengkap logis yang kita perlukan untuk digitalisasi pada era Industry 4.0. Para ilmuwan harus dapat menjamin keberlanjutan kemajuan teknis. Bagaimana peran para politisi?

Sebaiknya peran para politisi ditingkatkan. Jangan hanya gaduh mencari kursi dan kekuasaan. Alasannya?

Politisi memiliki topik dalam agenda misalnya di  Pemerintah Federal Jerman yang proaktif mempromosikan penelitian jangka panjang agar dapat mentransfer pendekatan yang lebih baik ke bidang-bidang utama ekonomi. Politisi tidak hanya datang, duduk, diam dan lalu duit.

Berbagai perkembangan teknologi yang demikian pesat memungkinkan cara berpikir dan pendekatan baru ini menjadi mungkin—termasuk dicermarti para politisi.

Di satu sisi, proses dan pola biologis dapat dianalisis dan dipahami lebih baik dengan kemajuan platform digitalisasi, seperti kinerja komputer yang lebih baik dan penerapan teknologi algoritma baru.

Di sisi lain, tersedia teknologi dan opsi jaringan yang sepenuhnya baru. Keduanya merupakan prasyarat penting untuk transformasi biologis.

Namun, semua hal itu hanya berhasil jika ilmu kehidupan, bahan baku, ilmu produksi, peran teknologi informasi, dan disiplin ilmu lainnya bekerja bersama sejak dini.

Teknologi dan pengetahuan para ilmuwan dan insinyur sebaiknya diterapkan di sektor manufaktur dan sektor ekonomi penting lainnya untuk meningkatkan kualitas hari esok.

Kita di Indonesia sebaiknya menginspirasi cara kita untuk memajukan negara, bangsa, tanah air, dan masyarakat dangan keikutsertaaan transformasi biologi dalam produksi.

Para politisi sebaiknya menghindari ujaran (sindiran) hanya pandai sebagai tukang gaduh demi kursi dan kekuasaan.  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *