Inspiration, MICE

Teknologi Nano Ampuh Menganalisis Air Minum dan Deteksi Kontaminasi

ShareMampu menghemat penggunaan energi lebih 30 persen, teknologi nano dapat menganalisis kualitas air minum, dan mendetekis bahan yang terkontaminasi. Saatnya perusahaan-perusahaan di...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >
Penggunaan teknologi nano

Mampu menghemat penggunaan energi lebih 30 persen, teknologi nano dapat menganalisis kualitas air minum, dan mendetekis bahan yang terkontaminasi. Saatnya perusahaan-perusahaan di Idonesia menerapkan nano technology.  

Penggunaan teknologi nano
Proses analisis air minum dengan menggunakan teknologi nano dan mampu mendeteksi limbah yang mengontaminasi air minum dan lingkungan. Teknologi nano ampuh menganalisis air minum dan deteksi kontaminasi (Foto/©: Fraunhofer IME/Florian Schröper)

Air minum yang kita reguk harus higenis dan bersih yang berpengaruh terhadap kesehatan tubuh.

Semakin beragam limbah industri yang mengotori dan meracuni lingkungan—termasuk sumber air seperti sungai dan air tanah. Air berubah menjadi komoditi ekonomi sementara masyarakat semakin terbatas mengakses sumber air yang sehat.  

Apakah air yang kita beli dalam kemasan benar-benar sehat? Tim peneliti Fraunhofer berprinsip bahwa air yang sehat dan higenis dapat dideteksi dengan menggunakan teknologi  nano (nano technology) dengan aplikasi  AquaNANO.

Sampel air yang mengandung bahan yang kotor disebut patogen atau toksik merupakan bahan yang dicampur dengan nanoprobe magnetik—bahan difungsikan secara khusus untuk menganalisis kandungan air.

Setelah dilakukan inkubasi singkat, nanoprobe dengan patogen saling mengikat atau molekul toksin dipisahkan secara magnetis dan diperkaya dalam kolom imunofiltrasi.

Kontaminasi kemudian dideteksi melalui sinyal magnetik di kolom dengan menggunakan alat pembaca magnetik.

Proyek AquaNANO yang didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Penelitian Federal Jerman  bertujuan untuk mengembangkan dan membangun pendekatan analitis baru khusus mengidentifikasi kontaminan biologis (limbah).

Prosesnya demikian cepat dan kita segera mengetahui kualitas air minum. Dengan menggunakan alat itu, memungkinkan organisasi penyedia air—seperti perusahaan dan sebagainya—yang  bertanggung jawab atas pasokan air minum dapat menghindari peristiwa atau bencana yang merugikan masyarakat.

Dalam hitungan beberapa menit, kualitas air minum dapat diketahui. Pendekatan yang sama juga dapat digunakan untuk analisis air minum secara rutin misalnya  untuk mendeteksi kontaminasi Legionella (limbah) di sistem pasokan air untuki publik dan para pebisnis air kemasan.

Pendekatan ini didasarkan pada penggunaan nanoprobe magnetik atau teknologi nano yang difungsikan dengan suntikan ke dalam sampel air minum.

Kita juga dapat menggunakannya ke sistem pipa air—secara khusus teknologi dapat mengikat patogen atau racun sesuai dengan perencanaan.

Selanjutnya, nanoprobe bersama dengan kontaminan yang melekat dipisahkan secara magnetis dengan menggunakan perangkat khusus—hasil pembangan tim peneliti Fraunhofer.

Kompleks nanoprobe magnetik dan kontaminan terikat kemudian diterapkan pada kompartemen deteksi di mana nanoprobe berfungsi sebagai penanda multi parametrik yang memungkinkan deteksi paralel beberapa patogen—termasuk racun yang dilakukan dalam satu langkah pengukuran tunggal.

Untuk menambah pengetahuan, kutipan dari laman nano.gov menjelaskan, bahwa ilmu nano dan teknologi nano merupakan studi dan penerapan hal-hal yang sangat kecil, namun dapat digunakan di semua bidang sains lainnya, seperti kimia, biologi, fisika, ilmu material, dan teknik.

Fisikawan Richard Feynman menggambarkan bahwa para ilmuwan dapat memanipulasi dan mengendalikan atom dan molekul individu.

Lebih satu dekade kemudian, dalam eksplorasi permesinan ultraprecision, Profesor Norio Taniguchi menciptakan istilah nanoteknologi.

Kita sulit membayangkan betapa kecilnya ukuran nano. Contohnya, satu nanometer adalah sepersejuta meter, atau 10-9 meter, bayangkan dalam 25.400.000 nanometer berukuran hanya satu inci. Sedangkan satu lembar koran tebal terdiri dari 100.000 nanometer.

Contoh lain, jika kita membandingkan dalam skala komparatif, misalnya kelereng adalah nanometer artinyab satu meter berukuran bumi.

Dengan nanosains dan nanotek, manusia mampu melihat dan mengendalikan atom dan molekul dalam satuan. Segala sesuatu di bumi terdiri dari atom seperti makanan, pakaian kita, bangunan, rumah kita, dan bahkan tubuh kita sendiri merupakan kumpulan nano.

Kita tidak dapat melihat sesuatu sekecil atom dengan mata sendiri atau dengan menggunakan mikroskop.

Para ilmuwan telah menemukan berbagai macam cara untuk membuat bahan dengan skala nano. Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat-sifat nano yang dapat ditingkatkan seperti kekuatan yang lebih tinggi.

Pencapaian bobot yang lebih ringan, peningkatan kontrol spektrum cahaya, dan reaktivitas kimia yang lebih besar daripada bahan-bahan  sejenis yang berskala lebih besar.

Sebaiknya, para pelaku industri di Indonesia menggunakan teknologi nano agar produknya kian kuat bersaing di pasat global.

Perusahaan-perusahaan kaliber dunia  misalnya di Jerman dan nera-negara lain, mampu membuat alat atau mesin yang mengandung nano technology atau teknologi nano.

Anda tinggal pasang alat itu di perusahaan Anda. Berminat menguji coba alat itu?   

Penggunaan teknologi nano ampuh menganalisis air minum dan deteksi kontaminasi dan juga mampu menghemat pemakaian energi lebih dari 30 persen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *