Agenda, MICE, Photo Stories

Kebanyakan Mesin Tekstil Sudah Tua, Bagaimana Kita Masuk ke Industry 4.0?

ShareApakah 1200 perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Indonesia siap menerapkan era digital driver platform berbasis Internet of Things? Kebanyakan mesin...

Written by Rayendra L. Toruan · 1 min read >
Bagaimana Kita Masuk ke Industry 4.0

Apakah 1200 perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Indonesia siap menerapkan era digital driver platform berbasis Internet of Things? Kebanyakan mesin yang digunakan sudah tua. Kualitas pengunjung pameran?

Bagaimana Kita Masuk ke Industry 4.0
Mesin ini disebut rope and belt dengan kecepatan braiding yang tinggi. Mesin buatan SHANGHAI XIANGDAO PRECISION MACHINERY. Kebanyakan mesin tekstil sudah tua, bagaimana kita masuk ke Industry 4.0? (Foto: Rayendra L. Toruan)

Kondisi permesinan tekstil di Indonesia kurang menggembirakan sehingga kita sulit bersaing.

Hampir seratus persen, mesin dan teknologi pendukung sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) adalah buatan negara-negara pembuat mesin.

Internal pengurus Asosiasi Pertekstilan Indonesia mengaku, kebanyakan dari 1200 perusahaan yang beroperasi di Indonesia, menggunakan mesin-mesin tua sehingga kapasitas produksi nasional kalah bersaing dengan mesin-mesin butan China, Korea Selatan, India, Jepang, Jerman, Italia.

Meski mesin-mesin (tua) yang digunakan oleh para pelaku industri TPT merupakan buatan negara-negara lain, namun masa kerja mestinya memasuki masa pensiun. Mesin tekstil dan peralatan pendukung industri TPT tidak cukup hanya direkondisi.

“Mesin-mesin TPT di Indonesia harus diganti total agar Indonesia siap bersaing di pasar global,” kata seorang peserta pameran mesin tekstil. Ia enggan disebutkan namanya, “Kurang etis karena saya mewakili produsen mesin TPT,” imbuh pria asal negeri Panda itu.

Lebih dari 30 perserta—kebanyakan dari China dan Taiwan—yang menggelar beragam mesin-mesin buatan mereka umumnya telah memiliki kandungan teknologi digital berbasis Internet of Things.

Sebagian eksibitor meragukan kualitas pengunjung pameran yang tak seperti yang mereka harapkan. Penyelenggara yakni Even Organiozer, ungkap beberapa peserta pameran permesinan tekstil tahun 2019, kurang maksmal mempertemukan para eksbitor dengan para pelaku sektor TPT yakni calon pembeli mesin.

“Jumlah pengunjung pameran berbeda arti dengan kualitas pengunjung itu sendiri,” ujar seorang peserta pameran dari Turki.    

Akan tetapi, sebagian peserta begitu antusias berbisnis TPT di Indonesia. Kondisi permesinan yang sudah tua justru peluang bisnis besar bagi mereka. Sebuah perusahaan dari China mau membangun pabrik tekstil di Jawa Tengah yang menelan investasi sebesar Rp6 triliun.

Tekstil yang akan diproduksi mulai tahun 2021, merupakan bahan kemeja. Selain membuka peluang tenaga kerja, produk tekstil perusahaan dari China itu menjadi subsitusi produk impor.

Pada hari pertama, sebagian eksibitor memberikan penjelasan dan kesan kepada jurnalis media ini—termasuk perusahaan software yakni perangkat lunak yang digunakan untuk mendesain pola produk tekstil yang akan diproduksi secara massal.

Ketika naskah ini seedang disiapkan, pendapat Menteri Perindustrian dan pengurus Asosiasi Pertekstilan Indonesia masih ditunggu.

Berikut kesan perserta yang tersusun dalam photo stroies, salah satu rubrik khas yang digemari oleh pembiaca media ini. Bagaimana kesan wakil perusahaan ZHE JIANG JINGGONG SCIENCE & TECHNOLOGY dan SHANGHAI XIANGDAO PRECISION MACHINERY?

Simak juga cerita Li Hongwei dan Tri Wibowo dari QINGDAO JINFANGYUNCHUN MACHINERY yang di Indonesia diwakili oleh Eka Trading co. Berbeda dengan pendapat Ali Zhao Regional Director BRUJAS TEXTILE TECH  SHANGHAI yang bekerja sama dengan PT SIYA RAMA.

Pendapat Eric Deng dari RUN LIANG  TRADING GUANGZHOU juga menarik. Apa yang digelar oleh JINGCHUANG MACHINERY EQUIPMENT? Hongling Wang wanita manis dari perusahaan JIANGSU RUNYAN HOLDING GROUP juga menarik.

Sementara, May Wang Sales Manger QINGDAO HUAZUN MACHINE lain lagi ceritanya. Regan Li, Coco Chen, Jack Li dari DEGUAN TEXTILE MACHINERY tak mau ketinggalan untuk membagi informasi yang bermanfaat.

Seorang pria bule dari Jerman, Klaus Bohnlein Sales Director RAUSSCHERT HEINERSDORT-PRESSIG GmbH juga menawarkan mesin dan teknologi canggih untuk mengolah limbah—seperti dihasilkan (kebanyakan) industri TPT.    

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *