Industrialisasi, Sensor & Kontrol

Sektor Kesehatan dan Manajemen Safety Membutuhkan Teknologi 3D

ShareApa tujuan mendemonstrasikan gerakan orang yang ditiru oleh bola-bola? Kepiawaian teknologi 3D yang memiliki unsur kontrol dan sensor juga dimanfaatkan sektor industri...

Written by Erwin Prasetyo · 2 min read >
Kesehatan dan Manajemen Safety

Apa tujuan mendemonstrasikan gerakan orang yang ditiru oleh bola-bola? Kepiawaian teknologi 3D yang memiliki unsur kontrol dan sensor juga dimanfaatkan sektor industri seperti kesehatan dan manajemen safety.

Kesehatan dan Manajemen Safety
Bola-bola yang berjumlah 150 merespons langsung tiap gerakan anggota tubuh seorang wanita yang berdiri di dekat dinding  menghadap susunan bola. Sektor kesehatan dan manajemen safety membutuhkan tenologi 3d (Foto/©: Fraunhofer IOF)

Industri suatu negara semakin maju berkat penerapan teknologi dan alat industri seperti mesin. Contohnya pengunaan teknologi kontrol dan sensor dalam bentuk 3D. Contoh praktiknya?

Tiap gerak direspons ke-150 bola. Di saat wanita menggerakan kepala, lengan, bahu atau kaki maka bola-bola bergerak meniru gerakan wanita dan hasilnya tampak dalam 3D. Bagaimana hal itu terjadi?  

Demo atau uji coba di dalam gambar bukanlah permainan sulap. Hasil gerakan yang terwujud (tampak) dalam bentuk 3D memberikan umpan balik secara real-time melalui aktuator teknis.

Teknologi mengubah  sinyal listrik menjadi gerakan menembus susunan bola-bola yang ditaruh di wadah berbentuk segi empat (lihat gambar di atas).

Ataraksi ini merupakan postur seseorang yang mengendalikan aktuator. Teknologi algoritma yang dikembangkan secara khusus memungkinkan tiap gerakan manusia yang tampak dalam 3D kemudian memicu kontrol aktuator yang menyebabkan bola-bola bergerak persis gerakan orang.

“Kami menunjukkan teknologi pengukuran yang sangat cepat, data ditangkap oleh teknologi generasi terbaru yakni sensor 3D. Pemrosesan yang tidak tampak tadinya rendah menjadi sangat cepat,” urai Dr. Peter Kühmstedt, ilmuwan dan pemimpin kelompok yang bekerja di Fraunhofer IOF.   

Dr. Peter Kühmstedt melanjutkan bahwa data ditafsirkan dan dikonversi demikian cepat dan bereaksi juga sangat cepat dalam waktu nyata atau real time.

Menurut urai Dr. Peter Kühmstedt, hasil perhitungan tim peneliti, dinding bola segera dan mencerminkan pergerakan orang yang berdiri berhadapan dengan bola yang jumlahnya 150 buah.

Rilis Fraunhofer tidak menjelaskan bahan baku bola, apakah terbuat dari karet, plastik atau bahan lainnya.

Uji coba ini nantinya  dikembangkan agar bermanfaat di lingkungan produksi. Contohnya, bagaimana cara teknologi memantau atau memonitor para pekerja di saat berinteraksi dengan robot yang juga digunakan di pabrik manufaktur misalnya pada pembuatan komponen-komponen otomotif.  

Temuan ini juga dapat digunakan di bidang lain seperti sektor kesehatan dan keselamatan (safety) yang tujuannya untuk membuat hasil atau pelayanan yang lebih aman dan lebih efisien.

Aplikasi lain yang bermanfaat untuk mengembangkan teknologi sensor 3D dan interaksi komponen dalam proses perakitan dan sistem kontrol kualitas.

Selain itu, teknologi 3D ini juga memenuhi syarat untuk pemantauan titik akses biometrik.

Hasil riset tim peneliti merupakan teknologi 3D yang berkecepatan tinggi untuk memfasilitasi simbiosis (hubungan) antara manusia dan mesin yang digelar pada Hannover Messe di Hannover, Jerman pada 1 – 5 April 2019.

Kenapa teknologi 3D demikian penting? Dalam penjelasan sederhana, teknologi 3D yakni teknologi tiga dimensi menawarkan beragam kemungkinan visualisasi pada hampir setiap kehidupan manusia.

Kita ingat film hiburan dalam 3D. Ketika menonton film The Lose of Art  misalnya, kita seolah tak berjarak dengan gambar-gambar yang sedang berperan di layar lebar.

Penggunaan teknologi 3D mampu memberikan semacam ilusi persepsi yang dalam—suatu cerita yang ditampakkan bagi para penonton atau pemirsa televisi untuk menikmati berbagai jenis pengalaman yang menakjubkan.

Lebih jauh penerapan teknologi 3D berperan dalam beragam bidang kehidupan.

Para peneliti tidak pernah berhenti menjelajahi ilmu pengetahuan dan teknologi—menghasilkan dan memberikan suatu yang dapat dimanfaatkan oleh umat manusia.

Pemandangan yang kita lihat merupakan penglihatan stereoskopis. Contohnya, efek audio 3D merupakan gabungan sejumlah efek suara yang telah memanipulasi suara namun mampu memengaruhi pikiran penonton.

Kita dapat mendengarkan suara yang aneh itu melalui alat  speaker stereo, speaker surround-sound, dan speaker-array bahkan dengan headphone.

Oleh karena itu, keadaan sering melibatkan penempatan sumber suara secara virtual—di  mana saja pakem itu berlalu tentu dalam ruang 3D—termasuk di bagian belakang, di atas, dan di bawah pendengar.

Agar kita dapat menikmati efek-efek seperti dalam film 3D, hal itu dapat ditangkap dengan menggunakan dua lensa yang ditempatkan berdampingan, persis seperti sepasang mata manusia atau dengan menggunakan komputer untuk mereplikasi efek gambar dalam 3D

Dan justru syaraf-syaraf di otak manusialah yang bekerja untuk menggabungkan dua gambar yang (sedikit) berbeda dan kemudian menciptakan ilusi 3D.

Kita berharap agar peran kita bukan hanya sekadar penonton atau penikmat belaka.

Kemampuan menerapkan teknologi 3D di berbagai sektor seperti kesehatan, manajemen safety, dan bidang lain justru berpeluang memajukan perindustrian yang berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *