Digital & Software, Industrialisasi

Revolusi Digital Membuka Peluang Baru atau Melenyapkan Kesempatan

ShareSiapkan diri sebaik mungkin agar gelombang revolusi digital tidak menghambat kemajuan namun justru membuka peluang baru di bidang bisnis, pekerjaan, dan segala...

Written by Erwin Prasetyo · 2 min read >
Revolusi Digital

Siapkan diri sebaik mungkin agar gelombang revolusi digital tidak menghambat kemajuan namun justru membuka peluang baru di bidang bisnis, pekerjaan, dan segala format kehidupan. Kementerian Perindustrian meluncurkan INDI 4.0 pada April 2019.

Revolusi Digital
Kiri ke kanan, Aditya Adiguna Direktur Utama PT Naganaya Indonesia, Ngakan Timur Antara Kepala BPPI, Sony Sulaksono Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan ILMATE,  dan Alex Budiyanto Ketua ACCI. Revolusi digital membuka peluang baru atau melenyapkan kesempatan (Foto:  PT Naganaya Indonesia/File)

Bagaimana kemajuan Indonesia terhadap adaptasi revolusi digital driver platform? Salah satu jawaban yang dapat kita simak dari kesiapan Kementerian Perindustrian Indonesia yang meluncukan INDI 4.0 di ICE BSD City, Pagedengan Tangerang, Banten pada April 2019.

Melalui INDI 4.0 kita dapat memahami indikator penilaian terhadap tingkat kesiapan para pelaku industri di Indonesia dalam menerapkan teknologi era Industry 4.0 atau disebut Indonesia Industry 4.0 Readiness Index disingkat INDI 4.0.

Metode asesmen INDI 4.0 merupakan salah satu tahap implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 yang telah diluncurkan oleh Kementerian Perindustrian tahun 2018.

INDI 4.0 merupakan sebuah indeks acuan yang digunakan oleh industri dan pemerintah untuk mengukur tingkat kesiapan menuju Industry 4.0,” ungkap Ngakan Timur Antara, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) di kantor Kemenperin di Jakarta belum lama ini.

Ia menambahkan, hasil pengukuran INDI 4.0 menjadi patokan dalam mengidentifikasi tantangan serta menentukan strategi dan kebijakan pemerintah guna memajukan sektor manufaktur yang  bertransformasi menuju era Industry 4.0.

“Dalam indeks tersebut masing-masing industri melakukan self-assessment yakni penilaian mandiri  terhadap kemampuan para pelaku industri  di bidang-bidang terkait revolusi Industry 4.0 yang merupakan program prioritas pemerintah tahun 2019,” papar Ngakan.

Menurutnya, lima pilar yang diukur di dalam INDI 4.0, yaitu manajemen dan organisasi (management and organization), orang dan budaya (people and culture), produk dan layanan (product and services), teknologi (technology), dan operasi pabrik (factory operation).

Dari kelima pilar tersebut, Ngakan mengurai 17 bidang, yakni strategi dan kepemimpinan, investasi menuju Industry 4.0, kebijakan inovasi, budaya, keterbukaan terhadap perubahan, pengembangan kompetensi, kustominsasi produk, layanan berbasis data, produk cerdas, da keamanan cyber.

Selanjutnya, konektivitas, mesin cerdas, digitalisasi, sistem perawatan cerdas, proses yang otonom, rantai pasok dan logistik cerdas, penyimpanan, dan data sharing.

“Dari 17 bidang inilah yang dijadikan acuan untuk mengukur kesiapan industri di Indonesia apakah sudah siap bertransformasi menuju era Industry 4.0,” tandas Ngakan.

Mengenai rentang skor penilaian, yang digunakan di dalam INDI 4.0 adalah dari level 0 sampai level 4. Level 0 artinya pelaku industri masih “belum siap” bertransformasi ke Industry 4.0, dan level 1 berarti sektor industri terkait nmasih berada pada tahap “kesiapan awal”.

Sedangkan level 2 menandakan bahwa  industri berada pada tahap “kesiapan sedang”, dan level 3 ditandai dengan kesiapan  industri memasuki tahap “matang” memasuki Industry 4.0.

Sementara level 4—ini menandakan pelaku industri “sudah menerapkan” sebagian besar konsep Industry 4.0 berbasis Internet of Things dalam sistem dan proses produksi.

Peluncuran INDI 4.0 diperkuat dengan konferensi, pameran, dan pemberian penghargaan kepada berbagai pihak—berlangsung di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta pada tanggal 20-21 Maret 2019.

Kegiatan itu merupakan kerja sama Kemenperin dan Asosiasi Cloud Computing Indonesia—dibuka oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto—disaksikan oleh para pemangku kepentingan meliputi pemerintah, pelaku industri dan pengurus asosiasi industri, akademisi, dan masyrakat.

“Melalui pameran dan konferensi, para penyedia teknologi atau solusi terkait dengan Industry 4.0 dapat mengenalkan produk dan solusi yang dapat diimplementasilkan oleh para pelaku industri—memperkuat ekosistem Industry 4.0 di Indonesia,” imbuh Ngakan.   

Ia melanjutkan, para pelaku industri yang telah atau sedang menuju era industri 4.0, diharapkan ikut serta dalam awarding supaya Kemenperin dapat memetakan kemajuan implementasi Industry 4.0 di Indonesia.

Perusahaan-perusahaan yang sudah sukses dijadikan sebagai role model bagi implementai Industry 4.0 di Indonesia. Kegiatan itu menjadi platform yang ideal bagi para pemimpin perusahaan dan influencer industri.

Para peserta konferensi berkesempatan mendiskusikantren perkembangan teknologi saat ini dan masa depan—menjadi informasi untuk mendukung pengambilan keputusan perusahaan dalam melakukan transformasi digital yang menuju ke era Industry 4.0.

Ketua Umum Asosiasi Cloud Computing Indonesia, Alex Budiyanto menyebut, acara itu membantu perusahaan untuk lebih memahami teknologi berbasis didital.  

“Kami berterima kasih kepada Kemenperin karena telah mempercayai Asosiasi Cloud Computing Indonesia sebagai mitra dalam pelaksanaan acara ini, semoga konten dan rangkaian acara yang kami susun bersama ini bisa membawa manfaat yang besar untuk bisa segera mewujudkan program Making Indonesia 4.0 di Indonesia,” imbuh Alex Budiyanto.

Era Making Indonesia 4.0 dapat diwujudkan dengan komitmen dan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan. Peluncuran INDI 4.0 memotivasi para pelaku industri di Indonesia untuk mencapai pertumbuh lebih kuat dan berdaya saing global di era digital.

Jika kita lengah terhadap perubahan yang disebabkan oleh gelombang revolusi Industry 4.0, beragam kesempatan—bisnis dan pekerjaan—justru melenyapkan kesempatan yang demikian luas.  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *