Protein lupine dapat menurunkan kadar lemak dan mendorong kandungan serat, dan membantu mengurangi tingkat kolesterol pada darah. Ampasnya bisa pakan ternak lho.
Dari liver pâté hingga es krim: protein Lupine membuat makanan lebih sehat. Proses pengembangan terbaru menyuplai produk flavor-netral yang dapat ditambahkan ke dalam banyak makanan tanpa memengaruhi rasanya secara negatif. Untuk pekerjaan atas subyek tersebut, para peneliti Fraunhofer IVV diberi penghargaan bernama German Future Prize.
Berwarna merah, pink, kuning, putih, dan biru-bunga lupine terdapat dalam beberapa warna yang berbeda. Tanaman itu berbunga yang tumbuh di tanah berpasir, dan kemampuannya untuk memupuk tanah telah menjadi pengetahuan umum sejak zaman dahulu. Kapasitas untuk memperkaya lingkungan, tanaman inio berasal dari simbiosis bakteri bintil yang melekat pada akarnya, yang mengikat nitrogen dari udara. Akar lancip ekstensif tanaman yang dapat bertumbuh hingga 2 meter tinggingnya, juga dapat memobilisasi fosfat dari dalam tanah dan membuatnya tersedia bagi tanaman.
Dicampur dengan diet manusia
Saat ini para ilmuwan di Fraunhofer Institute for Process Engineering and Packaging IVV di Freising dekat Munich bekerja untuk memastikannya. Selain enak dipandang dan bagus untuk lapisan tanah, lupine mendapatkan tempat sebagai komponen nutrisi penting dalam diet manusia.
Tim peneliti telah mengembangkan metode baru untuk ekstrasi protein dan serat dari benih tanaman tersebut sehingga bisa dicampurkan dalam diet manusia.
“Ketika ditambahkan ke makanan lain, protein lupine dapat menurunkan kadar lemak dan mendorong kandungan serat, sehingga dapat membantu mengurangi tingkat kolesterol dalam darah konsumen,” kata peneliti IVV Dr. Peter Eisner, salah satu pionir pada bidang ini.
Produksi makanan menggunakan varietas spesial lupine yang tidak mengandung alkaloid, substansi beracun yang bertanggungjawab atas rasa pahit pada tanaman ini. Para ilmuwan di IVV fokus pada penelitian mereka pada lupine manis, tanaman yang kaya protein dan memiliki manfaat tambahan yaitu menyuburkan tanah Jerman.
Tujuan tim peneliti adalah mengembangkan metode baru untuk ekstraksi protein dan serat dari tanaman berpolong agar dapat mencampurkannya dalam diet manusia. Tantangan khusus yang mereka hadapi adalah mencari jalan untuk meningkatkan rasa produk lupine, dan di sini ada seorang teknolog pangan bernama Dr. Stephanie Mittermaier yang mendapatkan terobosan jelas ketika beliau mengidentifikasi ikatan kimia yang meningkatkan flavor tanaman yang pahit dan beany.
“Berbekal dengan pengetahuan ini, kami dapat mengembangkan proses untuk menghilangkan substansi yang tidak diinginkan dari produk,” penjelasan Stephanie.
Apakah tanaman lupine dapat tumbuh dan dibudidayakan di Indonesia? Apa manfaat lainnya dari Lapinus spp yang tumbuh di Amerika dan Eropa ini? (Bahan diolah dari Food from lupines tulisan Brigitte Röthlein, Fraunhofer)
[box type=”note”]
Simak TANAMAN Lupine (2)
Rahasia Teknologi Pengolah Bahan Pangan
[/box]