Industrialisasi, Sistem Produksi

Gunakan Aplikasi Baru sebagai Solusi Kegagalan Produksi

ShareGunakan aplikasi baru sebagai solusi kegagalan produksi supaya operasional mesin berjalan dengan baik. Tim ahli pun merancang alat pres (cetakan) untuk menggantikan...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >
Gunakan Aplikasi Baru sebagai Solusi Kegagalan Produksi 

Gunakan aplikasi baru sebagai solusi kegagalan produksi supaya operasional mesin berjalan dengan baik. Tim ahli pun merancang alat pres (cetakan) untuk menggantikan pres konvensional. Bagaimana kamera berperan untuk menghimpun data?

Gunakan Aplikasi Baru sebagai Solusi Kegagalan Produksi 
Membuat data pintar dengan sumber dari data besar saat mengerjakan proyek Presswork 4.0 dengan menggunakan data yang jarang/tidak pernah dievaluasi misalnya untuk mengintegrasikan dengan penggunaan sistem analisis dan umpan balik. Cara ini menciptakan pengetahuan baru seperti penemuan solusi untuk masalah tertentu di bagian produksi. Informasi dapat diberikan kepada staf bagian produksi agar mampu menggunakan perangkat cerdas atau dikirim langsung ke tempat yang membutuhkan. Perhatikan gambar wanita (pekerja) yang leluasa melihat pintu mobil yang dicetak. Gunakan Aplikasi Baru sebagai Solusi Kegagalan Produksi (Sumber foto/©: Fraunhofer IWU/ Westsächsische Hochschule Zwickau/Tobias Phieler, www.lichtzelt.com)

Bagaimana mendapatkan suatu informasi yang tepat, pada waktu yang tepat, dan di tempat yang tepat? Pertanyaan ini sering dilontarkan oleh bagian produksi di sektor manufaktur.

Tim periset di Institut Fraunhofer khusus untuk Alat Mesin dan Pengembangan Teknologi IWU  menjadikannya sebagai misi  untuk mengembangkan Industri 4.0 di bidang teknik mesin.

Salah satu bidang fokus tim ahli adalah alat pers masa depan. Tim peneliti berusaha membuat pekerja di manufaktur:  gunakan aplikasi baru sebagai solusi kegagalan produksi

Menurut Sören Scheffler ilmuwan dari Fraunhofer IWU, pihaknya menggabungkan berbagai aliran data di Linked Factory. Sebuah platform data dan layanan yang dikembangkan di institute yang mereka  kelola.

Dari pengembangan itu, tim Sören Scheffler menghasilkan informasi baru yang dapat diberikan kepada staf atau anggota tim lainnya misalnya melalui perangkat mobile.

Ia menambahkan, berdasarkan data yang dibagikan, peneliti dapat mengisolasi penyebab kegagalan lebih cepat dan memberi saran yang ditargetkan kepada staf bagaimana cara memperbaikinya secepat mungkin.

Sören Scheffler menjelaskan, bersama rekan-rekannya dari industri dan sains, manajemen Fraunhofer IWU terus  bekerja agar mampu mengurangi downtime yang berhubungan dengan kegagalan sekitar 50 persen.

Namun, proyek Presswerk 4.0 diatur—selain mengetahui potensi yang terkait dengan downtime, tim peneliti membantu operator agar bereaksi lebih cepat, dan fleksibel terhadap kebutuhan pasar dan preferensi pelanggan. Bahkan ketika rencana berubah dalam waktu singkat, operator harus sanggup bekerja.

Bagaimana tim peneliti bekerja? Pertama, tim peneliti membangun data yang sudah dikumpulkan oleh sensor dan sistem kamera. Seringkali tim menemukan bahwa posisi data tidak mencukupi untuk saling terhubungkan (terkoneksi).

Kedua, tim membuat sebuah aplikasi perangkat lunak yang dapat mengumpulkan data secara terpusat, dan  mengaitkannya dengan informasi lainnya. Hal itu merupakan hasil pengetahuan yang baru.

Contohnya kasus pembuatan pintu mobil yang salah, data menggabungkan data lain dari sensor pada peralatan mesin dengan informasi tentang pelumasan dan data tentang bahan baku yang digunakan.

Aplikasi akan memeriksa nilai data yang berada di luar batas toleransi dan telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan setiap kasus yang ditemukan. Atas dasar hasil itu, staf menerima saran untuk opsi pemecahan masalah agar tim operator dapat mengatasi masalah dengan cara yang ditentukan.

Peneliti mengembangkan sistem lebih jauh ke titik agar alat mengeluarkan peringatan misalnya sebelum terjadi kesalahan atau kegagalan produksi. Untuk mencapai tujuan itu, sumber data tambahan dipasang dalam bentuk sensor.

Misalnya, tim dapat memeriksa materi (bahan baku) sebelum masuk ke bagian produksi. Apakah lembar yang diberikan dalam keadaan baik? Jika materi tidak baik, petugas harus memisahkan dan membuangnya sebelum bahan itu dibentuk sebagai komponen yang hendak diproduksi.

Sumber daya disimpan dan pekerja tidak harus membuang seluruh materi, ungkap Scheffler. Para peneliti di  IWU melangkah lebih jauh: membuat kombinasi sensor proses dan komponen aktif yang mungkin dilakukan untuk mengoptimalkan proses pembentukan jendela mobil misalnya.

Jika informasi baru mengenai bahan baku dibagikan hal itu dapat dilakukan dengan tepat untuk mengompensasi dan mengimbangi gangguan.

Dengan menggunakan komponen aktif seperti panduan cerdas pembuatan sepatu atau pergudangan yang adaptif. Artinya, para pekerja dapat mengolah bahan baku (material) yang biasanya terkirim ke tempat limbah,  ungkap Sören Scheffler.

Dengan bantuan komputer tablet, pelaku industri manufaktur dapat melihat informasi yang bersifat  real dan terwujud pada model yang sebenarnya.

Inilah visualisasi arus informasi yang dianggap tersembunyi namun nyata pada era Industri 4.0. Oleh karena itu, gunakan aplikasi baru sebagai solusi kegagalan produksi  (Bahan diolah dari laman Fraunhofer IWU)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *