Indonesia

Wah, Indonesia Luncurkan Satelit Buatan Sendiri

SharePara insinyur di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional menguasai teknologi antariksa. Mereka sukses membuat satelit Lapan-A2/Orari senilai Rp55 miliar. Apa manfaatnya? Salut...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >

Para insinyur di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional menguasai teknologi antariksa. Mereka sukses membuat satelit Lapan-A2/Orari senilai Rp55 miliar. Apa manfaatnya?

Peluncuran Satelit Lapan-A2/Orari dari Satish Dhawan Space Center, India. (Sumber foto: https://www.begawei.com)
Peluncuran Satelit Lapan-A2/Orari dari Satish Dhawan Space Center, India. (Sumber foto: https://www.begawei.com)

Salut dan bangga atas prestasi anak bangsa. Kita berikan apresiasi dan penghormatan kepada para insinyur dan karyawan yang bekerja di Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Mereka telah membuktikan bahwa orang Indonesia pun mampu mendesain, merekayasa, merakit sebuah satelit yang bobotnya 76 kg, dan kemudian diluncurkan ke ruang angkasa beberapa waktu lalu.   

Satelit Lapan-A2/Orari dikerjakan di Pusat Teknologi Satelit Lapan di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat. Jadi, pembuatan satelit Lapan-A2/Orari, 100 persen dikerjakan oleh putra-putri terbaik bangsa. Satelit Lapan-A2/Orari mempunyai keunggulan sensor dibanding pendahulunya yakni satelit Lapan Tubsat yang dibuat bekerja sama dangan Technische Universitat Berlin (Jerman). Sedangkan pembuatan satelit Lapan-A2/Orari sepenuhnya di Indonesia. Jika selama ini peluncuran dilakukan dengan menumpang pada peluncuran milik perusahaan India, maka Lapan akan berusaha membuat peluncuran sendiri.

Satelit Lapan-A2/Orari memiliki tiga fungsi: pengamatan bumi, pemantauan kapal (pertama di dunia), dan komunikasi radio amatir. Satelit ini menggunakan sensor bernama Automatic Identification System (AIS) yang mampu melakukan identifikasi terhadap kapal yang melintasi wilayah jangkauan satelit Lapan-A2/Orari. Hal ini tentu sangat membantu untuk mengawasi lalu lintas wilayah laut yang luasnya dua pertiga dari daratan Indonesia.

Satelit Lapan-A2/Orari mampu melintasi wilayah Indonesia secara diagonal sebanyak 14 kali setiap hari yang berkisar 98 menit per orbit. Sementara itu, pada orbit AIS, Lapan-A2/Orari memiliki radius deteksi lebih dari 100 km dan mempunyai kemampuan untuk menerima sinyal dari 2000 kapal pada satu daerah cakupan.

Menurut  Space Flight, mikrosatelit Lapan-A2/Orari dilengkapi dengan video dan kamera digital yang dapat mengambil gambar bumi dari orbit. Satelit Lapan-A2/Orari berada pada orbitk dekat ekuator dengan inklinasi enam derajat pada ketinggian 650 km dari permukaan bumi.

Ukuran satelit Lapan-A adalah 50 cm x 47 cm x 38 cm dan dilengkapi dengan Instrumen Automatic Identification System (AIS) yang berfungsi untuk mengawasi kawasan laut di Indonesia dengan rentang jarak 2.000 kmr. Dengan peralatan, satelit Lapan-A2/Orari dapat merekam data yang ditransmisikan kapal-kapal yang berlayar di perairan (laut) Indonesia.

Berada pada orbit ketinggian 650,16 km

Pemantauan kapal-kapal yang dilakukan satelit Lapan-A2/Orari jauh lebih lengkap dan  wilayahnya lebih luas dibanding  hasil pemantauan yang dilakukan dari pelabuhan. Satelit Lapan-A2/Orari juga mampu memantau lokasi dan kondisi  suatu daerah seperti daerah terluar (perbatasan) Indonesia.

Oleh karena itu, Lapan merencanakan pembangunan menara di daratan pulau-pulau terluar agar satelit Lapan-A2/Orari yang sedang lewat, maka secara otomatis data suatu lokasi dan kondisi pulau terluar dapat  dipancarkan. Ketika diluncurkan, satelit Lapan-A2/Orari dipantau di Rancabungur, Rumpin, Biak dengan menggunakan fasilitas milik Indian Space Research Organisation (ISRO).

Satelit Lapan-A2/Orari berada pada orbit ketinggian 650,16 km. Dengan keberadaan posisi itu, satelit mampu mengirimkan berbagai informasi yang berguna dan dibutuhkan oleh Indonesia—pemantauan maritim, memantau permukaan bumi, bencana, dan mengidentifikasi pulau-pulau di wilayah cakupan satelit.

Lapan menggelontorkan Rp55 miliar untuk membiayai proyek satelit yang dimulai sejak tahun 2012, dan diluncurkan pada Oktober 2015. Oleh karena belum memiliki roket peluncur, Lapan menggunakan roket peluncur TSLV-C30 milik India. Satelit Lapan-A2/Orari membawa muatan Automatic Identification System (AIS) receiver dan Automatic Packet Reporting System (APRS).

Semoga Lapan berhasil membangun roket peluncuran milik Indonesia. Selain menghemat biaya (peluncuran), anak-anak Indonesia berkesempatan mengembangkan ilmu penghetahuan (baru) utamanya bidang Iptek. (Bahan diolah dari beberapa sumber, antara lain, Liputan6.com, KOMPAS.co.id, dan sebagainya)

[box type=”note”]

Simak artikel selanjutnya dengan topik SATELIT LAPAN-A3/IPB
Merekam Lahan Pertanian dan Ladang Ganja

[/box]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *