Bilateral, Korea Selatan-Indonesia

Unggul di Bidang Teknologi, Korea Selatan Samai Amerika

ShareApakah kita mampu seperti Korea Selatan yang unggul di bidang teknologi  yang menyusul  kemajuan Amerika Serikat? Anak-anak mudalah yang menjawab dan bukan...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >

Apakah kita mampu seperti Korea Selatan yang unggul di bidang teknologi  yang menyusul  kemajuan Amerika Serikat? Anak-anak mudalah yang menjawab dan bukan hanya pengguna smartphone buatan negeri jamu gingseng itu atau menjadi TKI.

Juan Sim marketing manager perusahaan pembuat perangkat lunak FORCS yang didirikan di Korea Selatan dan mempunyai cabang di Sinapura, membuktikan mereka unggul di bidang teknologi  (Foto: Rayendra L. Toruan). Perangkatlunak buatan FORCS diimplementasikan di berberbagai industri termasuk di kereta api cepat di Korea Selatan, gambar kanan (Sumber foto: //boombastis.com/)

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan istrinya Kim Jung-sook diterima oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, satu hari menjelang peringatan hari Pahlawan Nasional. Sehari sebelum pertemuan dua kepala negara itu, Joko Widoso dan ibu Iriana menikahkan putrinya,  Kahiyang Ayu   dengan Muhammad Bobby Nasution di Solo, Jawa Tengah.

Jokowi kreatif mempromosikan batik buatan Indonesia dengan mengajak tamunya blusukan di pusat pembelanjaan BTM Bogor. Kedua kepala negara itu membeli kemeja batik. Di balik kunjungan kenegaraan,  kehadiran Moon Jae-in di Indonesia sarat makna baik simbolis dan formal yang memperlihatkan hubungan baik kedua negara.

Lebih dari 2000 perusahaan milik Korea Selatan beroperasi di Indonesia. Meski perusahaan-perusahaan asal Jepang lebih dominan di Indonesia, namun produk buatan perusahaan Korea  Selatan mampu merajai pasar Indonesia seperti ponsel Samsung dengan market share di atas 30  persen—berkat larisnya seri Galaxy. Smart phone Samsung mengalahlan  Oppo, Asus, Advan, dan Lenovo. Bahkan pasar  dunia, ponsel buatan Korea Selatan menguasai lebih 30 persen—termasuk pasar Amerika Serikat.

Kemampuan menyamai Amerika Serikat adalah berkat Korea Selatan yang berpenduduk lebih 50 juta jiwa itu, unggul di bidang teknologi. Tahun 1960an, Korea Selatan masih berbasiskan pertanian. Teknologinya belum masuk  hitunngan kelas dunia. Sepuluh tahun kemudian, negara ini mengubah fokus pembangunan ke basis teknologi terutama bidang inovasi, otomatisasi, penelitian, dan rekayasa/desain.

Etos kerja orang  Korea Selatan pun digenjot lebih tinggi dengan jam kerja lebih lama dibanding lama di negara-negara lain.  Era Presiden Park Chung-Hee (1962-79), Korea Selatan sukses membangun fondasi ekonomi berbasis industri yang produknya, orientasi ekspor. Patriotisme dan nasionalisme warga Korea terwujud dalam pradigma berpikir, bekerja, disiplin, dan tanggung jawab.

Sektor pertanian, perbankan, pendidikan, transportasi, industri galangan kapal, pembuatan pesawat udara dan pesawat tempur, dan hampir  seluruh sektor dibagun dan dikembangkan berbasis digital disruption. Untuk mempromosikan unggul di bidang teknologi, hampir seluruh pameran skala internasional di berbagai negara—termasuk di Jakarta, selalu diikuti oleh perusahaan-perusahaan dari Korea Selatan.

Selain meningkatkan kerja sama ekonomi dengan China dan Rusia, Korea Selatan ingin meningatkan hubungan dagang dengan ASEAN. Pemerintah mendorong perusahaan-perusahaan di Korea Selatan agar proaktif berpameran dan eksvansi bisnis di ASEAN dan negara-negara lain.

Contohnya FORCS KOSDAQ perusahaan pembuat  software yang mempunyai cabang di Singapura. t Juan Lim Marketing Manager FORCS dan Collin Koh Channel Sales Manager, keduanya baru ikut berpameran di Jakarta belum lama ini, “Kalau ingin masuk ke pasar dunia, kita harus mampu menggunakan perangkat lunak berbasis digital driver,” tandas Juan Sim yang begitu lincah melayani pengunjung boothnya. Tampilannya apa adanya, tidak dibuat-buat.

Juan menjelaskan, FORCS fokus ke tiga bidang bisnis yakni: Convert Paper forms to Digital Forms (perangkat lunak ini digunakan perusahaan Samsung, Hyundri-Kia Motor, Prudential, dan Unirel) , Enterprise Reporting Solution (pemerintah, finansial, manufaktur alat rumah sakit dan kesehatan, telekomuniasi, dan pendidikan) , dan Enterprise e-Form Solution (digunakan oleh Samsung, Standard Chartered. Meritz, Hyudai. Kone, Takata, Sportnas, Asahi Ryokuken, Unytite, Kanezen, dan Shimadzu).

Dari cara penjelasan Juan, warga Korea Selatan menguasai bidangnya dan unggul di bidang teknologi. Kita berharap anak-anak muda di Indonesia bukan sekadar target smartphone atau menjadi TKI (tenaga Kerja Indonesia) di negeri asal Samsung itu.  Lagi pula,  Presiden Moon Jae-in dan Presiden Joko Widodo sepakat meningkatkan kerja sama berbasis industri.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *