Bilateral, Jepang-Indonesia

Bagaimana Cara Menembus Pasar Jepang?

ShareBagaimana cara menembus pasar Jepang? Bank Indonesia, Atase Perdagangan KBRI Tokyo, dan BKPM, siap membantu UKM dengan memanfaatkan  Halal Distribution Center milik...

Written by Marinus L. Toruan · 3 min read >
Cara Menembus Pasar Jepang 1

Bagaimana cara menembus pasar Jepang? Bank Indonesia, Atase Perdagangan KBRI Tokyo, dan BKPM, siap membantu UKM dengan memanfaatkan  Halal Distribution Center milik IJB-Net. Perusahaan konstruksi di Jepang akan menggunakan fiber reinforced panel buatan Tangerang.

Cara Menembus Pasar Jepang 1
Kiri ke kanan, Okada san, pengurus IJB-Net Tokyo; Causa Iman Karana, Kepala Bank Indonesia Tokyo; Nakamura san, IJB-Net Tokyo, Arief Wibisono, Kepala Atase Perdagangan KBRI Tokyo;  Prof. Bambang Rudyanto, IJB-Ne Tokyo; Rakhmat Yulianto, Kepala BKPM Tokyo; Dr. Suyoto Rais, Ketua Umum IJB-Net. (Foto/@: IJB-Net/File)

Penulis/editor: Marinus L. Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Pebisnis yang ingin menjajal pasar Jepang, hubungilah  Indonesia Japan Business Network (IJB-Net). Organisasi yang dimotori oleh para alumni Jepang itu kini memiliki kantor perwakilan  di Tokyo, Jepang.

Organisasi IJB-Net bukanlah wadah atau media sekadar melepas kangen dan mengenang nostalgia para alumni yang pernah mengenyam studi di berbagai perguruan tinggi di Jepang.

Contohnya, perwakilan IJB-Net di Tokyo, Jepang,  berusaha membantu promosi tentang Indonesia kepada masyarakat yang lebih luas di  Jepang, ungkap Prof. Bambang Rudyanto satu-satunya WNI yang mengisi jabatan (pengurus) IJB-Net di Jepang.

Ia adalah guru besar di Wako University, Tokyo, dan pernah menerima beasiswa Habibie seperti rekannya, Dr. Suyoto Rais, salah satu pendiri IJB-Net yang hingga kini sebagai Ketua Umum.

Mereke berdua dan beberapa alumni lainnya menyelesaikan studi di berbaga perguruan tinggi di Jepang. Pogram IJB-Net boleh disebut sebagai “balas jasa” kepada pemberi beasiswa.

Seperti dituturkan oleh Bambang yang bertekad untuk mempromosikan Indonesia  dan dilakukan dengan berbagai cara yang  antara lain, menulis opini di media sosial, website, dan menyelenggarakan seminar dan berpameran produk ekonomi.

Pengurus IJB-Net pun proaktif mengeksekusi skema-skema kerja sama bisnis Indonesia-Jepang dan langsung dilaksanakan di lapangan dengan cara b-to-b sehingga para pelaku menikmati hasilnya secara langsung.

Contoh kerja sama yang sedang dirintis adalah untuk memanfaatan produk biomasa yakni penggunaan cangkang kelapa sawit menjadi bahan energi.

Pihak Green Power Development of Japan berencana mengolah cangkang kelapa sawit menjadi sumber energi terbarukana. Perusahaan-perusahaan di Indonesia  berpeluang mensuplai cangkang kelapa sawit.

Berkat terobosan IJB-Net, sebagian anggotanya telah sukses mengekspor produk halal (ke Jepang), menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan praktis  sesuai kebutuhan Jepang, penyaluran SDM (tenaga kerja) ke perusahaan-perusahaan di Jepang.

Prof. Prof. Bambang Rudyanto yang peneliti senior dan pengajar di Wako Unpiversity itu juga membangun hubungan baik atau jaringan  dengan beberapa instansi di Jepang.

Cara Menembus Pasar Jepang 2
Profesor Bambang Rudyanto (kiri) dan Dr. Suyoto Rais bekerja cerdas, strategis, dan tepat untuk “menaklukkan” pasar Jepang sehingga beragam produk buatan Indonesia dibeli warga dan para pelaku industri di Jepang. Semoga produk fiber reinforced panel (buatan Tangerang) digunakan oleh perusahaan konstruksi di Jepang. (Foto/@: IJB-Net/File)

Misalnya dengan METI (Kementerian Perdagangan dan Industri Jepang), dan The Japan International Cooperation Agency (JICA). Kemudian,  The Japan External Trade Organization (JETRO) sebuah organisasi perdagangan eksternal  yang mempromosikan perdagangan dan investasi.

Misi Bambang Rudyanto mendapat dukungan dari kalangan pebisnis Jepang yang juga pengurus perwakilan IBJ-Net di Jepang. Contohnya, Nakamura san berencana mengolah potensi cangkang kelapa sawit menjadi sumber energi terbarukan.

Recana ini merupakan peluang bagi perusahaan lokal untuk menjual produk  cangkang sawit, pelet kayu, dan lainnya ke Jepang.

Sementara Okada san yang juga pengurus IJB-Net Jepang, merencanakan bisnis berbasis smart city di Bali dan smart fishery di Sulawesi. Perusahaan-perusahaan lokal di bidang  perikanan berkesempatan meningkatkan kualitas produk ikan agar mampu menembus pasar Jepang.

Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Toyo, juga memback-up dengan menyelenggarakan pameran yang business matching dengan misi JETRO.

“Setelah pertemuan ini, kita akan segera lanjutkan dengan diskusi teknis dan jadwal-jadwal pameran bersama,” jelas Arief Wibisono, Kepala Atase Perdagangan KBRI di Tokyo.

Pihak BKPM dan Bank Indonesia di Tokyo, juga menyambut kehadir IJB-Net yang  telah menerima permintaan beberapa calon investor Jepang. Mereka siap melakukan feasibility study sebagai  persiapan investasi di Indonesia.

Bank Indonesia yang membina ribuan usaha kecil menengah  (UKM) secara khusus memanfaatkan Halal Distribution Center yang akan dibangun IJB-Net untuk memasarkan produk-produk buatan UKM binaan dan akan dipasarkan di Jepang.

Beberapa calon lokasi Halal Distribution Center di Nagoya, telah dikunjungi Dr. Suyoto Rais dan  Teguh Wahyudi, CEO PT Proanda Sinergi Indonesia yang juga Wakil Ketua Umum IJB-Net.

Sariraya saat ini merupakan distributor makanan-minuman halal terbesar di Jepang. Perusahaan ini  ditunjuk untuk membangun dan mengelola Halal Distribution Center.

Fasilitas itu diharapkan menjadi pusat distribusi produk-produk halal buatan Indonesia, dan showcase untuk promosi produk-produk terkait lainnya dari seluruh Indonesia.

“Kita melakukan kurasi produk-produk binaan Bank Indonesia yang layak dibawa ke Jepang. Semoga  segera dipasarkan di Jepang melalui Halal Distribution Center. Kami mendukung program lainnya sesuai zaman yang harus bersinergi dan berkolaborasi,” ujar Causa Iman Karana, Kepala Bank Indonesia Tokyo.

Dr. Suyoto Rais menemui owner dan direksi perusahaan konstruksi yang menggunakan produk fiber reinforced panel (FRP). Rais san memperlihatkan contoh produk  FRP buatan salah satu pabrik di Tangerang, Banten.

Jika produsen FRP di Indonesia mampu memenuhi persyaratan mutu yang dikehendaki oleh perusahaan kontruksi yang berlokasi di Osaka, pihak Jepang akan mengalihkan semua kebutuhan perusahaan tersebut dari Indonesia.

“Banyak produk yang kita tawarkan ke Jepang. Kunci keberhasilan transaksi adalah adanya kepercayaan dari kedua belah pihak yakni pembeli-user dan penjual-produsen,” kata Dr Suyoto Rais.

IJB-Net bukan hanya memberikan wadah untuk mempertemukan para pebisnis, juga memikirkan startegi dengan step-by-step agar mereka bisa saling percaya, dan segera ada kesepakatan bisnis. Di sini perlunya kita bersinergi dan berkolaborasi satu sama lain,” tandas Dr. Suyoto Rais,  Ketum IJB-Net itu.

Baca: Indonesia-Jepang Tingkatkan B-to-B, IJB-Net Ciptakan Terobosan  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *