AGRI-FOREST TECH, FARMING INNOVATIONS

Teknologi Optimalkan Budidaya Ikan, Anugerah bagi Petani

SharePeran teknologi optimalkan budidaya ikan dan sayuran merupakan anugerah untuk meningkatkan penghasilan petani kecil di Malawi, Afrika Tenggara. Bagaimana membudidayakan ikan chambo?...

Written by Marinus L Toruan · 2 min read >
Teknologi Optimalkan Budidaya Ikan

Peran teknologi optimalkan budidaya ikan dan sayuran merupakan anugerah untuk meningkatkan penghasilan petani kecil di Malawi, Afrika Tenggara. Bagaimana membudidayakan ikan chambo? Berapa perbandingan luas Danau Malawi dengan Danau Toba yang lebih luas dari Singapura? 

Teknologi Optimalkan Budidaya Ikan
Bibit Chambo (kiri) dan (kanan) memanen benih. Teknologi optimalkan budidaya ikan, anugerah bagi petani (Foto/ ©: Fraunhofer EMB / Dr. Bernd Uberär)

Bagaimana peran teknologi optimalkan budidaya ikan? Jawaban pertanyaan ini justru meningkatkan ekonomi para petani dan nelayan misalnua di Malawi yang berlokasi di Tenggara Afrika.

Menurut Fraunhofer EMB, Malawai merupakan salah satu negara termiskin. Meski jumlah penduduk hanya 19 juta yang mendiami kawasan seluas 118.484 km2 mayoritas penduduk  yang tinggal di pedesaan hidup dari sumber ikan.

Anugerah bagi Petani

Ikan merupakan sumber makanan utama. Akan tetapi, stok ikan di Danau Malawi menurun secara drastis dalam beberapa tahun terakhir. 

Ikan seperti spesies cichlid yang sangat populer bagi penduduk dan menyebutnya sebagai chambo merupakan sumber utama protein bagi penduduk penduduk terutama yang tinggal di desa-desa sekitar Danau Malawi.

Menurunnya jumlah chambo  di Danau Malawi memprihatinkan para peneliti di Lembaga Penelitian Fraunhofer khususnya yang membidangi Bioteknologi Kelautan dan Teknologi Sel EMB. Fraunhofer bekerja sama dengan para mitra.

Teknologi Optimalkan Budidaya Ikan

Bagaimana membantu para petani dan nelayan miskin? Tim peneliti melakukan serangkaian langkah-langkah yang dirancang untuk memperbaiki situasi sumber makanan yang kritis di Malawi. 

Tim peneliti mengenalkan peralatan dan cara atau teknologi pembenihan yang  baru—termasuk metode pembudidayaan ikan agar hasilnya semakin meningkat chambo.

Tim peneliti melakukan survei untuk menemukan sumber-sumber baru makanan seperti  ikan chambo yang kaya protein. Para petani di pedesaan mengikuti serangkaian pelatihan yang dilakukan secara intensif. 

Tim peneliti merancang pemembuatan pertanian chambo yang ongkosnya lebih efisien dan  berkelanjutan yang secara umum berdampak terhadap peningkatan produksi ikan dan tanaman  sayuran yang juga dikembangkan.

Teknologi Optimalkan Budidaya Ikan

Para peneliti demikian antusias terhadap potensi Danau Malawi merupakan danau terbesar ketiga di Afrika dan terbesar kesembilan di dunia. Danau seluas 29.600 km2 dengan volume air 8400 km3 dihuni sekitar 470 spesies ikan. 

Meski luas Danau Toba mencapai 1130 kmdan lebih luas dari Singapura, namun danau yang dijuluki Rajani Sude Tao (raja seluruh danau) telah mengekspor ikan ke Eropa. Budidaya ikan di Danau Toba  berdampak negatif atas kejernihan danau yang arusnya menggerakkan turbin raksasa di PLT Asahan. 

Anugerah bagi Petani

Berbeda dengan Danau Malawi yang kebanyakan spesisnya adalah ikan cichlidae. Penduduk lokal menamainya sebagai ikan chambo atau Tilapia dan sangat berharga—merupakan makanan pokok. 

Dari segi taksonomi chambo dikenal sebagai Oreochromis karongae—merupaka spesies  komersial endemik.

Oleh karena penduduk tidak memahami budidaya ikan, chambo menjadi sasaran utama penangkapan yang dilakukan drastis dalam beberapa tahun terakhir. 

Anak-anak chambo  juga ditangkap dan jika dibiarkan keadaan seperti itu dalam waktu cukup lama, kandungan Danau Malawi bakal habis terkuras. 

Untuk mengatasi keadaan, tim peneliti meciptakkan sebuah proyek bernama Ich liebe Fisch yang berarti sumber ikan seumur hidup. 

Anugerah bagi Petani

Proyek itu bertujuan, demikian peneliti Fraunhofer EMB mengungkapak, selain menambah populasi ikan sekalihus meningkatkan status gizi penduduk di desa-desa Malawi. 

Tim peneliti bekerja bersama dengan mitra lokal dan luar seperti Gesellschaft für Marine Aquakultur mbh (GMA) di Büsum, Jerman; Universitas Pertanian, Sumber Daya Alam Lilongwe Malawi; Kuantum untuk Pertanian Perkotaan, dan Sanitasi Lingkungan.

Peneliti juga melibatkan lembaga Kepercayaan Jaringan Petani Ikan Inovatif di Malawi. Mereka menangani beragam strategi yang dirancang untuk meningkatkan pembenihan dan hasil produksi, membuat budidaya ikan chambo yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Tujuan utama Ich liebe Fisch adalah untuk memperbaiki situasi dan mengatasi stok sumber makanan yang demikian genting di Malawi. Proyek itu dijadwalkan selesai pada akhir tahun 2020. Kantor Federal Jerman untuk Pertanian dan Makanan (BLE) menyediakan dana sebesar Euro 1,65 juta.

Akuakultur adalah salah satu cara agar pasokan chambo yang diperuntukkan bagi penduduk  pedesaan di Malawi. 

Sekaran ini budidaya ikan lokal masih pada tingkat rendah dan tidak efisien. Masalah utama untuk memulai industri pemula ini adalah sumber pasokan bibit  ikan yang dapat diandalkan—ikan muda yang disiapkan sebagai benih.

Meski menghadapi berbagai hambatan, tim mitra yang menangani proyek Ich liebe Fisch itu bertujuan untuk  membangun metode pembudidayaan ikan bagi penduduk Malawi. 

Tim peneliti memastikan agar petani memiliki akses ke stok ikan dan keadaan itu harus stabil.

Pemanfaatan teknologi optimalkan budidaya ikan merupakan anugerah bagi para petani yang dapat menjual hasil budi daya ikan-ikan berukuran layak dipanen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *