Engineering & Design, Industrialisasi

RoBEMM Pencari Jutaan Senjata Perang Dunia di Laut

ShareInilah kisah RoBEMM pencari jutaan senjata perang dunia yang terbuang di dasar North dan Baltic. Tim pencari bekerja ekstra hati-hati agar senjata...

Written by Jurnalis Industri · 1 min read >
Pencari Jutaan Senjata Perang Dunia di Laut

Inilah kisah RoBEMM pencari jutaan senjata perang dunia yang terbuang di dasar North dan Baltic. Tim pencari bekerja ekstra hati-hati agar senjata tidak sampai meledak. Jika senjata, granat dan bahan kimia yang digunakan pada Perang Dunia itu dibiarkan, habitat kelautan terancam punah.

Pencari Jutaan Senjata Perang Dunia di Laut
Pembuangan jenjata di dasar laut berbahaya dan butuh waktu dan biaya mahal untuk memusnahkannya. Keadaan itu mendorong para peneliti di Fraunhofer menciptakan sistem pembuangan dengan robot semi otomatis. RoBEMM pencari jutaan senjata perang dunia (Sumber foto/©: Schleswig-Holstein bahan pengajaran tim pembuangan persenjataan)

Jutaan ton senjata tua dan air yang sangat kotor (bahan kimia) dibuang ke dasar laut—merupakan warisan berbahaya yang berasal dari Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Para tentara sekutu membuang senjata lama yang sarat  karat dan melepaskan zat beracun ke lingkungan sekitarnya.

Diperkirakan potensi flora dan fauna, serta untuk penyelamat yang berjumlah sekitar 1,6 juta metrik ton konvensional dan 220.000 metrik ton bahan kimia yang berasal dari peperangan—terdapat di dasar laut North dan Baltic.

Sisa-sisa perang merupakan bahan yang mudah meledak menjadi masalah yang semakin besar terhadap lingkungan dan ekosistem.

Pembangunan infrastruktur maritim semakin meningkat, saluran transportasi baru digali, saluran pipa dibangun, dan kabel laut yang terhindari dari pengaruh angin—tentu menambah beban lingkungan.

Gudang senjata terletak di lokasi pembuangan persenjataan peledak seperti pistol kartrid  dan roket granat, ranjau laut, bom dengan ledak tinggi, bom pembakar, torpedo, dan granat gas beracun dibuang di lautan.

Ketika pecah Perang Dunia II, tentara sekutu menugaskan para nelayan untuk membuang senjata yang tidak lagi digunakan. Beberapa dari antara para nelayan, mengisikan kargo milik mereka yang bertujuan  untuk menghemat bahan bakar.

Sejumlah besar persenjataan ditemukan di luar daerah mesiu yang telah ditandai. Lokasi tambang tua, torpedo, dan bom yang masih aktif masih dapat digunakan.

Tambang di saluran pengiriman merupakan saluran yang dianggap bebas dari ranjau. Keadaan Perang Dunia, mudah dilacak dengan menggunakan sonar dan probe magnetik yang sensitive.

Ternyata semakin banyak jumlah bom, granat, dan ranjau yang ditemukan di lokasi medan tempur bukan hanya di dasar laut.

Dampak pembuangan senjata yang digunakan pada Perang Dunia melibatkan pekerja kasar yang berisiko berbahaya—termasuk bagi tim penyelam yang bekerja untuk mencari senjata-senjata yang dibuang di laut itu.

Untuk itu, perusahaan khusus menyediakan jasa untuk mencari senjata dan alat peperangan zaman doeloe. Mencari sisa senjata Perang Dunia menjadi bisnis yang menggiurkan.

Akan tetapi, memulihkan atau mengendalikan bom besar tidak mudah dilakukan.  Suatu perubahan seperti tekanan suhu yang sering terjadi merupakan pemicu terjadinya ledakan yang mengancam nyawa para pekerja. Keadaan di lapangan cukup rumit.

Bagaimana cara mengendalikan senjata-senjata yang digunakan pada Perang Dunia? Apakah bisa diterapkan solusi dengan memindahkan senjata-senjata dari tempat semula ke lokasi yang aman dan nyaman?

Jika racun yang berasal dari senjata-senjata itu menyebar dalam volume yang besar berdampak negative terhadap kemurnian air laut.

Ledakan senjaya atau bom juga melukai kehidupan laut seperti lumba dan beragam ikan serta tumbuhan lainnya di dasar laut.

Tim ahli bekerja dan menciptakan RoBEMM pencari jutaan senjata perang dunia yang terbuang di dasar North dan Baltic. Bagaimana robot ini bekerja di bawah permukaan air laut? Temukan jawabannya di artikel yang lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *