Industrialisasi, UMKM

Mengolah Sampah Bernilai Ekonomi, Godrej Latih Emak-emak dan Anak Muda

ShareCara mengolah sampah bernilai ekonomi diperkenalkan oleh perusahaan Godjrej (India) kepada 1000 Kepala Keluarga di Cicadas, Bogor. Indonesia menempati posisi ke-2 penghasil...

Written by Marinus L Toruan · 3 min read >

Cara mengolah sampah bernilai ekonomi diperkenalkan oleh perusahaan Godjrej (India) kepada 1000 Kepala Keluarga di Cicadas, Bogor. Indonesia menempati posisi ke-2 penghasil sampah plastik, 23 persen ikan yang diteliti melahap sampah plastik. 

Pimpinan/staf Perusahaan Godrej Indonesia yang bermarkas di India foto bersama sejumlah  masyarakat di Desa Cicadas, Gunung Putri, Bogor. Masyarakat diarahkah cara mengelola lingkungan agar lebih asri dan sampah pun dijadikan sebagai komoditi ekonomi dan bisnis (Foto/@: Godrej Indonesia)

Penulis/editor: Marinus L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Godrej Indonesia (sumber):  Kita harus ekstra hati-hati memilih ikan, jangan sampai mendapatkan ikan yang dalam perut ikan terdapat sampah plastik.

 Lingkungan sekitar tempat tinggal kita semakin sesak dengan sampah. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengungkapkan, Indonesia menghasilkan 68,5 juta ton sampah pada tahun 2021. 

Dan 17 persen atau sekitar 11,6 juta ton  dari jumlah tadi adalah sampah plastik. Tahun tahun 2022, di saat pandemi masih bercokol,  produksi sampah nasional mencapai 70 juta ton. Dan Indonesia menempati posisi ke-2 besar sebagai penghasil sampah plastik—setelah China. 

Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik mendatakan, Indonesia menghasilkan sampah plastik sebanyak 64 juta ton setiap tahun, dan sebanyak  3,2 juta ton dari sampah plastik tersebut terbawa dan terbuang ke perairan laut. 

Sedangkan Lembaga UC Davis dan Universitas Hasanuddin melakukan penelitian atas sejumlah sampel ikan yang dijual  di pasar Paotere Makassar.  Hasil penelitian memperlihatkan kandungan plastik itu sebanyak 23 persen berada di dalam perut ikan yang telah diteliti sebagai sampel.

Apakah cukup hanya geram menyaksikan sampah-sampah di sekitar lingkungan kita? Kita harus memulai dengan mengawasi diri sendiri jangan semaunya membuang sampah di sembarang tempat. Seperti bekas masker yang sering dibuang seenaknua. 

Lalu, apa tindakan nyata yang dapat dilakukan?

Kita harus menjadikan sampah bagian tali temali dengan bisnis atau kegiatan ekonomi seperti yang diprakarsai oleh Godrej Indonesia anak usaha dari grup Godrej yang bermarkas di India. 

Sambil memperkenalkan produk perawatan rumah tangga seperti  merek HIT, Stella, dan Mitu maka Godrej Indonesia mensosialisasikan salah satu komitmen bisnisnya yaitu menjaga dan merawat kelestarian lingkungan agar tidak dirusak dan ditimbuni sampah.  

Dunia mendambakan agar tercapai Good and Green yang  berkelanjutan lingkungan dan grup Godrej pun menginisiasi peluncuran inisiatif lingkungan terbaru dengan program Bank Sampah Godrej Kebaikan Bersama—merupakan salah satu implementasii corporate social responsibility (CSR) di Indonesia.

Program pendampingan dan pelatihan yang dilakukan oleh Godrej Indonesia sesuai dengan visi dan misi Cicadas Bersih, Cicadas Indah jelas Dian Hermawan, Kepala Desa Cicadas (Foto/@: Godrej Indonesia)

Manajemen Godrej Indonesia mendukung Program Indonesia Bersih 2025 yang dicanangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan merupakan  strategi nasional pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga dan salah satu fokus KTT G20 Indonesia di Bali pada November 2022.

Melalui Bank Sampah Godrej Kebaikan Bersama maka ahli Godrej Indonesia memandu masyarakat cara mendaur ulang limbah perusahaan dan limbah rumah tangga yang dipraktikkan oleh 1000-an orang di desa Cicadas, Gunung Putri, Bogor.

Para peserta adalah ibu-ibu atau emak-emak yang aktif  di PKK, Pokja Karang Taruna,  dan masyarakar umum di lokasi kegiatan bersama. Diberikan panduan cara mengolah sampah menjadi produk bermanfaat seperti  kerajinan tangan dan produk yang bernilai ekonomi. 

Godrej Indonesia pun bekerja sama dengan Kertabumi yakni komunitas berbasis masyarakat sosial yang berfokus pada penyelesaian permasalahan lingkungan. Para pihak terkait dilibatkan melakukan penelitian, pendampingan, dan pelatihan.

Pihak Godrej Indonesia ingin memberdayakan masyarakat sekitar Gunung Putri, Bogor. Selain berpengaruh terhadap kebaikan lungkungan yang lebih ramah da hijau, masyarakat mendapatkan nilai ekonomi baru yang dihasilkan dengan  keterampilan wirausaha.

HR Director Godrej Indonesia, Cicin Winedar menjelaskan, “Program Bank Sampah Godrej Kebaikan Bersama ini adalah salah satu inisiatif perusahaan  untuk mewujudkan pemberdayaan lingkungan yang memberikan dampak kepada 1000 kepala keluarga di Desa Cicadas.”

Cicin Winedar menandaskan pihaknya bertekad—selain patuh terhadap prinsip keberlanjutan, maka Godrej Indonesia menjadi salah satu acuan industri manufaktur dalam penerapan praktik berkelanjutan. 

Ia berharap kolaborasi Godrej Indinesia berlangsung dengan sukses dalam jangka waktu yang lama dan dampaknya lebih besar bagi masyarakat di Indonesia. 

Sementara itu Kepala Desa Cicadas, Dian Hermawan mengapresiasi Godrej Indonesia yang berinisiatif dan proaktif melestarikan lingkungan di  Desa Cicadas. Dian Hermawan juga berharap agar program itu mengedukasi masyarakat di Cicadas.

Manajemen Godrej Indonesia yang berkomitmen untuk mengurangi limbah sampah plastik non-ekonomis dan menjadikannya sebagai produk unggulan—ini selaras dengan visi dan misi Cicadas Bersih, Cicadas Indah demikian Dian Hermawan.

Godrej Consumer Product Limited (GCPL) perusahaan berbasis di India. Melalui PT Godrej Consumer Products Indonesia (GCPI), perusahaan ini bergerak di bidang perawatan rumah tangga. GCPi adalah perusahaan  Home and Personal Care dengan 5 pabrik di Indonesia. 

Merek andalan GCPI adalah HIT di kategori insektisida rumah tangga, Stella di kategori penyegar udara,  dan Mitu di kategori perawatan bayi dan tisu bayi—semuanya  merupakan pemimpin pasar di kategori masing-masing. 

Portofolio merek GCPI termasuk merek favorit rumah tangga seperti Proclin, Biosol, Klinpak, Polytex, Carrera, Cap Gajah, Shock, NYU, dan Saniter.

Produk-produk buatan Godrej Indonesia yang dikembangkan dan produksi di Indonesia untuk memenuhi permintaana konsumen dalam negeri dan dunia. 

Godrej Indonesia memperkirakan hampir 16 juta rumah tangga di Indonesia menggunakan setidaknya satu dari merek GCPI setiap hari. 

Produk-produk Godrej Indonesia tentu saja mempunyai limbah. Oleh sebab itu, manajemen menyadari pentingnya mengedukasi emak-emak dan anak muda seperti ditekankan oleh Dian Hermawan, Kepala Desa Cicadas dekat Gunung Putri di wilayah Bogor.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *