Industrialisasi, Sistem Produksi

Membuat Satu Produk di Area Produk Massal, Menghemat Bahan Baku

ShareBagaimana membuat satu produk yang hemat bahan baku  dengan Go Beyond 4.0 yang menghasilkan pengembangan teknologi dengan menggunakan digital printing dan laser?...

Written by Erwin Prasetyo · 2 min read >
Membuat Satu Produk

Bagaimana membuat satu produk yang hemat bahan baku  dengan Go Beyond 4.0 yang menghasilkan pengembangan teknologi dengan menggunakan digital printing dan laser? Apa analoginya dengan memesan pizza lebih awal di restoran? 

Membuat Satu Produk
Salah satu tujuan utama dari proyek besar Go Beyond 4.0 adalah untuk mentransfer proses manufaktur digital dari lab ke jalur produksi dengan bantuan robot. Membuat satu produk di area produk massal, menghemat bahan baku (Foto/© Fraunhofer IWU / Steve Leisner)

Impian para insiyur bakal terwujud: membuat satu produk dimungkinkan berkat penggunaan teknologi digital printing dan laser. Penemuan ini hemat bahan baku karena tidak perlu lagi produksi secara massal.

Pabrikasi biasanya memroduksi dalam jumlah banyak atau disebut produk massal. Selain butuh energi (listrik) untuk menggerakkan mesin, produsen harus hemat bahan baku.

Sementara produk-produk akhir (jadi) membutuhkan gudang atau lokasi tempat penyimpanan sebelum produk massal itu dikirimkan ke distributor yang kemudian meneruskannya kepada pelanggan atau pasar.

Membuat Satu Produk

Bagaimana cara membuat satu produk di area produksi massal? Artinya, pabrik hanya memroduksi sejumlah produk—seperti mobil dan sebagainya—sesuai dengan pesanan dan tidak perlu membuat banyak produk yang butuh tempat sekaligus hemat bahan baku.

Manufaktur tidak perlu lagi memroduksi banyak produk (barang) secara massal dalam waktu relatif singkat—inilah impian para pelaku manufaktur di era smart technologies.  Jumlah produksi disesuaikan dengan jumlah pesanan.   

Enam lembaga di Fraunhofer Institutes berhasil mewujudkan proyek yang memungkinkan produk tunggal yakni membuat satu produk di lingkungan pabrik massal. 

Para peneliti dan pakar  dari keenam lembaga di Fraunhofer Institutes—yakni  ENAS, IFAM, ILT, IOF, ISC, dan IWU menggunakan teknologi digital printing dan laser. 

Substansi temuan baru ini merupakan peluang baru untuk mengembangkan  desain dan pengurangan berat produk yang hemat bahan baku atau raw materials.

Membuat Satu Produk

Contoh yang dihasilkan oleh keenam lembaga milik Fraunhofer Institutes itu adalah produk berupa pola konduktor listrik, sensor, dan modul pencahayaan yang dibuat dengan teknologi tinggi. 

Secara individual (satuan) produk diintegrasikan ke dalam komponen dengan menggunakan digital printing jenis 3D dan teknologi laser. 

Hasil yang diperoleh adalah kemampuan membuat komponen dalam satuan produk  di lingkungan produksi yang seharusnya diproduksi secara massal. Peluang baru ini berdampak terhadap desain (rancang bangun), hematan bahan baku sekaligus pengurangan berat (bobot) produk.

Menurut rilis Fraunhofer, permintaan terhadap suatu komponen khusus misalnya fungsi listrik atau optik yang diproduksi industri semakin meningkat beberapa berlangan ini. 

Para ahli mengintegrasikan teknologi digital printing dan laser ke dalam lingkungan produksi massal meski yang diproduksi  hanya tunggal atau individu. 

Hemat Bahan Baku

Temuan baru itu berdampak terhadap kelayakan pengembangan produk baru. 

“Pada awalnya, kedengaran paradoks untuk menghasilkan produk unik di jalur produksi massal. Namun, jika teknologi manufaktur digital dari pencetakan inkjet dan pemrosesan laser pintar diintegrasikan ke dalam lingkungan produksi massal, produk secara individual dapat disesuaikan,”  jelas Prof. Reinhard Baumann koordinator proyek besar yang disebut Go Beyond 4.0.

Simak isi video tentang proyek besar (www.go-beyond-four-point-zero.de) yang menjelaskan  kelayakan menggabungkan pencetakan digital, pemrosesan laser sebagai teknologi produksi terbaru.

Hasil proyek besar digunakan ketika mendesain komponen bodi otomotif seperti pintu mobil yang dapat direvolusi. 

Video pun menunjukkan trek konduktif  dapat langsung diterapkan ke bagian tubuh otomotif yang menggunakan proses digital printing dan laser. 

Hal ini membuat bagian tubuh yang kompleks menjadi lebih ringan dan selanjutnya pemasangan kawat harness secara manual menjadi tidak berlebihan.

Di video diperlihatkan teknologi ketika membuat sayap pesawart dengan Smart Wing—yang tadinya  merupakan domain bsagian produksi massal.

Konstruksi ringan dalam penerbangan yakni pada sayap yang menggunakan material komposit dan bahan serat cocok diintegrasikan pada komponen yang dicetak dengan  sensor suhu atau pada jalur sinyal. 

Struktur pemanas yang dicetak termasuk sensor memungkinkan pelepasan sayap kapal terbang yang dilakukan secara bebas dengan pengumpulan data.

Selanjutnya, pencahayaan yang menjadi domain produksi, maka benda yang transparan secara optik seperti lensa dan  pembuatan huruf pada logo misalnya, diproduksi dengan pencetakan 3D yang diproses dengan laser. 

Proses prduksi baru ini memungkinkan integrasi jalur penghantar listrik dan LED ke dalam volume optik secara  transparan. Hasilnya merevolusi elemen pencahayaan kompleks dan langsung menampilkan informasi yang dinamis.

Membuat Satu Produk

Dasar-dasar produksi massal yang disesuaikan dianalogikan dengan kunjungan ke restoran pizza. Seorang pengunjung memesan Pizza Napoli lebih awal, dan kemudian menumpukkan permintaan khusus seperti tahan zaitun, tambahkan beberapa jamur, dan beberapa caper tambahan lainnya. 

Sepuluh menit kemudian, pai pizza panas yang mengepul penuh dengan topping favorit pengunjung dibawa  di atas piring. Apa yang telah lama menjadi norma dalam katering—produk standar yang disesuaikan dengan selera pembeli—kini dibawa ke sektor industri manufaktur. 

Tantangan bagi pabrikan adalah menemukan cara menyesuaikan dengan cepat di pabrik Industry 4.0 yang sangat fleksibel. Ini mirip dengan meminta produk yang dipesan lebih awal dari rak, kemudian dikirimkan dengan kecepatan dan keandalan jalur perakitan. 

Upaya hemat bahan baku dengan membuat satu produk merupakan salah satu kunci sukses bersaing di pasar global. Kapan Indonesia mencanangkan go beyond 4.0?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *