Inti Berita Sepekan, MICE

Manufaktur Indonesia Mulai Bangkit

ShareSektor manufaktur Indonesia tampaknya bangkit lagi  sejalan dengan rencana Kementerian Perindustrian—menargetkan pertumbuhan sektor manufaktur mencapai di atas 4 atau 5 persen tahun...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >
Manufaktur Indonesia

Sektor manufaktur Indonesia tampaknya bangkit lagi  sejalan dengan rencana Kementerian Perindustrian—menargetkan pertumbuhan sektor manufaktur mencapai di atas 4 atau 5 persen tahun 2019.  China mendominasi pameran disusul Taiwan, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura.

Manufaktur Indonesia
Banyak mesin buatan China yang terjual selama pameran Manufacturing Indonesia 2018 besutan PT Pamerindo Indonesia yang berlangsung di Kemayoran, Jakarta pada 5-8 Desember 2018.

Penyelenggara Manufacturing Indonesia 2018 mengklaim bahwa peserta mencapai 1600 perusahaan yang berasal dari 28 negara.

Penyelenggara pameran atau event organizer (EO) juga menyebutkan, peserta pameran menampilkan teknologi mesin mutakhir dan canggih—sesuai tuntutan era Industry 4.0 atau Making Indonesia 4.0.

Dari kiri Takafumi Harada KepaIa JETRO Nagoya, Makota Suzuki JETRO Nagoya, dan Yu Yoshida  Senior Direktur JETRO Jakarta. Manufaktur Indonesia mulai bangkit (Foto: Rayendra L. Toruan)

Akan tetapi, pihak pengelola pameran tidak menyebut contoh mesin yang mutahir dan canggih yang sesuai dengan kebutuhan Industry 4.0 berbasis Internet of Things—meski memajang gambar ratusan mesin dalam beberapa selebaran.

Berbeda dengan penyelenggara pameran dari luar negeri misalnya EO dari Jerman yang menguasai betul konten pameran, dan menjelaskannya dengan baik dan lengkap misalnya kepada Pers.

Pihak Pamerindo menjelaskan, sekitar 10.000 calon pembeli mesin dan teknologi selama pameran, namun direktur proyek pameran tidak menjelaskan dari mana didapatkan data 10.000 orang calon pembeli dan dari sektor apa saja.

Sementara, Direktur Utama Japan External Trade Organization (JETRO) yang berkantor di Jakarta, Ishi Suzuki menuturkan lebih dari 45 perusahaan dari Jepang—utamanya skala UKM—siap bekerja sama para pelaku industri di Indonesia sesuai roadmap Making Indonesia 4.0.

Agak sulit mendapatkan data jumlah pengunjung yang real dan nilai total transaksi dari penyelenggara pameran.

Media ini menginformasikan permesinan dan teknologi dari Jepang, China, Kore Selatan, Taiwan, Singapura, dan Jerman.

Silakan menyimak informasi berupa teks dan gambare dalam serial Photo Stories agar pelaku industri (di Indonesia) yang tidak sempat mengunjungi pameran, berpeluang membangun kerja sama bisnis

Senior Direktur JETRO Jakarta, Yu Yoshida  dan mitranya dari JETRO Jepang seperti Makota Suzuki JETRO Nagoya),  Takafumi Harada (KepaIa JETRO Nagoya), dan Junchi Sakatomo (Pengembangan kerja sama dengan luar negeri) mengenalkan media ini ke peserta pameran dari Jepang yang menempati dua pavilun.

Orang Jepang biasanya konsisten dengan apa yang telah diucapkan atau direncanakan sebelumnya. Demikian juga produsen kendaraan Nissan yang mengumumkan akan mengecek ulang 150.000 unit kendaraan—dilakukan sejumlah inspeksi—khusus kendaraan yang diproduksi pada tahun 2017.  Selengkapnya di https://www.mmindustri.co.id/nissan-recall-150000-cars-due-improper-checks/

Produsen kendaraan merek Hyundai di Korea Selatan sedang berusaha menekan ongkos produksi mobil. Pemerintah menanda tangani kerja sama pembangunan sebuah  pabrik baru dengan kapasitas produksi 100.000 kendaraan (mini) SUVs pada tahun 2021. Selengkapnya di https://www.mmindustri.co.id/hyundai-s-korea-eye-deal-low-cost-carmaking-venture-despite-union-dissent/

Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia makin serius membuat kendaraan listrik. Hal itu dimulai dengan program Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang membangun stasiun pengisian energi listrik.  Selengkapnya di https://www.mmindustri.co.id/indonesia-makes-small-steps-electric-vehicle-program/

Rusia tidak mau ketinggalan untuk membuat smartphone dengan teknologi yang disebut Yandex. Teknologi didesain olehYandex dan ponsel diporduksi di  China. Selengkapnya di https://www.mmindustri.co.id/russian-tech-giant-yandex-unveils-first-smartphone/

Manajemen Huawei Technologies memasuki debut baru dengan kamera 3D yang menggunakan sensor Sony. Dengan kamera baru ini maka dimungkinkan membuat gambar dalam tiga dimensi. Sementara ponsel diberi kode dengan Princeton.  

“Teknologi 3D yang digunakan pada kamera belum pernah digunakan, baru sama sekali,” imbuh Yusuke Toyoda seorang analisis di bidang sensor dari perusahaan Fuji Chimera Research Inc.

Yang bermarkas di Tokyo, Jepang. Selengkapnya di https://www.mmindustri.co.id/huawei-said-debut-3d-camera-phone-powered-sony-sensors/

Bagaimana cara Indonesia dan Jepang memeringati hubungan diplomatik yang telah berlangsung selama 60 tahun? Melalui Go to Japan, Jepang mengharapkan orang Indonesia mengunjungi Jepang.

Para pebisnis dari Jepang ikut menyemerakkannya. Selengkapnya di https://www.mmindustri.co.id/manufacturing-indonesia-2018-lebih-dari-40-perusahaan-jepang-gelar-teknologi-dan-alat-industri-di-kemayoran/

Apakah para pelaku industri plastik di Indonesia sudah menggunakan bahan busa Polyurethane dalam material komposit yang digunakan untuk kursi kendaraan?

Apa tujuan mencampurkan bahan tekstil dengan usa Polyurethane? Ingat, lembaran busa Polyurethane kaku dan bisa saja retak saat proses  bahan dibengkokkan. Bagaimana mengatasinya?

Selengkapnya di https://www.mmindustri.co.id/campuran-busa-polyurethane-tekstil-menjadi-lebih-kuat/

Simak juga  https://www.mmindustri.co.id/tehnik-proses-pembuatan-plastik-dengan-bahan-busa-polyurethane/

 

You can close Ad in {5} s

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *