Industrialisasi, Sensor & Kontrol

Gunakan Lobstech Memantau Budidaya di Keramba, Tinggalkan Cara Lama

ShareNelayan gunakan lobstech memantau budidaya—pengganti cara lama. Astra siapkan Rp65 juta bagi tiap  inovator pemenang  13th  SATU Indonesia Awards 2022. Pendaftaran ditutup...

Written by Marinus L Toruan · 3 min read >

Nelayan gunakan lobstech memantau budidaya—pengganti cara lama. Astra siapkan Rp65 juta bagi tiap  inovator pemenang  13th  SATU Indonesia Awards 2022. Pendaftaran ditutup pada 9 Augustus 2022. 

Alamanda Shantika, Founder & President Director Binar Academy (kiri) mengaku pengetahuan dan pengalamannya bertambah dengan penggunaan teknologi. Hendra, penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 Bidang Teknologi (kiri gambar kanan) saat memantau perkembangan lobster di keramba milik salah seorang nelayan.Gunakan lobstech memantau budidaya di keramba (Foto/@: Corporate Communications/PT Astra International Tbk.)

Penulis/editor: Marinus L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Beragam bentuk karya yang dapat diciptakan oleh para mahasiswa di Indonesia. Karya Anda lebih bernilai atau added value jika karya itu bermanfaat bagi masyarakat luas dan diperhatikan oleh grup Astra.

Artinya, kehebatan seorang mahasiswa tidak hanya ditampakkan melalui aksi-aksi demo yang kadang kehadiran mereka di depan publik justru berpotensi mengganggu pihak lain.  

Contohnya, Hendra seorang anak nelayan di Situbondo, Jawa Timur. Ketika masih duduk di bangku kuliah Fakulas Perikanan dan Kelautan, Universias Brawijaya, Hendra menciptakan kotak sensor yang berguna bagi para nelayan khususnya pemelihara lobster.  

Kotak sensor buatan Hendra itu digunakan oleh para nelayan untuk memantau budidaya lobster. Sambil nelayan memantau lobster  melalui smartphone atau ponsel—terkoneksi dengan Internet of Things (IoT). Di negara maju kotak sensor itu termasukan bagian Electronic Nervous System.

Kotak sensor buatan anak muda itu berperan untuk memudahkan para nelayan guna meningkatkan sumber kehidupan dari kegiatan  sehari-hari. Kotak sensor itu merupakan hasil kompetensi, penggunaan teknologi inovasi, dan kreativitas Hendra. 

Temuan itu merupakan awal keberhasilan setelah melalui  proses pengembangan teknologi yang dikuasai oleh Hendra. 

Gempuran pandemik  #coronavirus mengisyaratkan kita agar mampu beradaptasi terhadap kehidupan baru yang samasekali tidak pernah terduga sebelumnya.  

Disrupsi perbahan justru memunculkan talenta-talenta terbaik yang digunakan sebagai solusi terhadap masalah yang menimpa masyarakat.   

Kita apresiasi upaya grup Astra yang secara konsisten menggali potensi  talenta khususnya di bidang teknologi. Melalui Semangat Astra Terpadu untuk (SATU) Indonesia Awards 2021, muncullah nama Hendra. 

Hendra berhasil memanfaatkan teknologi untuk mengatasi berbagai perubahan aspek kehidupan utamnya para nelayan yang membudidayakan lobster. 

Pakar Teknologi Informasi sebagai salah satu  juri 13th  SATU Indonesia Awards 2022, Onno W. Purbo, Hendra,  dan Alamanda Shantika pendiri merangkap Presiden Direktur Binar Acadrantemy—ketiganya membagikan pengetahuan dan pengalaman tentang transformasi digital. 

“Saya memikirkan bagaimana cara mengubah behavior manusia untuk menggunakan aplikasiki. Sebagai pembuat teknologi, Kita bertanggung jawab untuk mengupayakan agar semakin bertambah nelayan yang mengimplementasi penggunaan  ethical echnology in building technology product,’ tutur Alamanda Shantika.  

Alamanda Shantika mengimbau agar para innovator muda lebih intens memikirkan masa depan generasi selanjutnya. Cewek cantik ini adalah penggemar kekuatan dan peran matematika dan coding. 

Seperti apa pengalaman Hendra? Ia mencari cara agar para pembudidaya lobster tradisional menggunakan teknologi.  

“Saya melakukan pendekatan kepada para nelayan yakni pengguna budidaya tradisional yang dapat diganti dengan penerapan teknologi baru. Saya jelaskan peran teknologi,” papar Hendra. 

Ia berusaha menjelaskan kepada para nelayan perlunya semacam simbiosis mutualisme. Hubungan baik terbentuk sehingga para nelayan mulai terbuka dengan penggunaan teknologi  yang diantarkan ke lokasi para nelayan. 

Pendekatan  yang dilakukan oleh Hendra lebih mudah karena ayahnya adalah seorang nelayan. 

Sementara itu, Onno W. Purbo menekankan bahwa hal terpenting dari penggunaan teknologi bukan hanya dari tingkat kecanggihan teknologi itu, namun  bagaimana dampak dan manfaatnya bagi masyarakat. 

Semakin besar dampaknya, maka semakin tinggi nilai penggunaan sebuah teknologi untuk masyarakat dalam meningkatkan sumber ekonomi. 

Ide penggunaan teknologi berbasis Internet of Things bermula saat Hendra menyaksikan semakin banyak jumlah nelayan yang kehilangan pekerjaan di sektor budidaya ikan kerapu di Situbondo, Jawa Timur.

Hendra seorang mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,  Universitas Brawijaya,  ingin membuat  sesuatu perubahan untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh para nelayan. 

Sementara potensi budi dayalobster belum digarap dengan maksimal karena terhambat sejumlah kendala. 

Hendra ingin menyelesaikan kedua masalah itu dalam waktu bersamaan. Tahun 2015, ia  mengumpulkan data jumlah nelayan yang kehilangan pekerjaan dan potensi lobster, dan bagaimana keadaan air dan suhu di Situbondo?  

Hendra melakukan penelitian selama dua tahun. Ia berhasil membuat sebuah kotak sensor berbasis Internet of Things yang ditempelkan pada keramba agar nelayan dapat mengetahui kualitas air. 

Kotak sensor itu disambungkan ke aplikasi lobstech sehingga para nelayan dapat memantau kondisi air keramba dengan aplikasi yang dilakukan melalui  ponsel cerdas atau smart phone

Hendra kesulitan memasarkan alat  lobstech buatannya  kepada para nelayan yang cara berpikir masih didominasi cara n tradisional. Bahkan mereka beranganggan bahwa budidaya lobster tidak sukses dengan vara baru yang belum pernah mereka praktikkan.

Akan tetapi, berkat keuletan dan kesabaran   Hendra mendekati para nelayan, tujuan utama tercapai. Salah satu caranya adalah dengan skema bagi hasil antara negalayan dan Hendra. 

Perlahan tapi pasti, kegigihan  Hendra membuahkan hasil. Teknologi lobstech buatan Hendra telah digunakan oleh para nelayan di Situbondo, Pacitan, Jember, dan Lombok, Nusa Tenggara Barat. 

Selain menghasilkan uang dari penjualan kotak sensor itu, tim juri bentukan grup Astra memilih Hendra sebagai salah satu  oran penerima SATU Indonesia Awards 2021

Dengan dukungan 15 orang karyawan, Hendra berambisi untuk mencapai 3.000 keramba yang terinstal dengan teknologi buatannya khususnya nelayan di Situbondo. 

Grup  Astra kembali menggelar 13th  SATU Indonesia Awards 2022 yang dapat diikuti oleh para innovator muda di seluruh Indonesia. Silakan berbagi ilmu pengethuan praktis kepada msyarakat di sekitar Anda. 

Tahun 2022, grup Astra menyediakan penghargaan kepada lima anak muda yang berprestasi di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, Teknologi, dan satu kategori kelompok yang mewakili kelima bidang tersebut. 

Penerima apresiasi tingkat nasional disediakan dana bantuan kegiatan masing-masing sebesar Rp65 juta. Astra juga menyediakan hadiah bagi yang berhasil mencapai tingkat provinsi. 

Pendaftaran peserta dibuka hingga 9 Agustus 2022.

Tim juri terdiri dari Prof. Nila Moeloek, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Prof. Emil Salim, dosen Ilmu Lingkungan Pascasarjana Universitas Indonesia; Prof. Fasli Jalal, rektor Universitas YARSI dan Guru Besar Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta; dan Ir. Tri Mumpuni, pendiri Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan.

Selanjutnya, Onno W. Purbo Ph.D., pakar Teknologi Informasi; Arif Zulkifli, Direktur Utama PT Tempo Inti Media Tbk.,; Dian Sastrowardoyo (pegiat Seni); Billy Boen, Founder Young On Top; Boy Kelana Soebroto, Head of Corporate Communications Astra; dan Diah Suran Febrianti, Head of Environment & Social Responsibility Astra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *