Apa perbedaan kualitas madu dari lebah raksasa dibanding madu dari lebah yang diternakkan? Di tiap desa perbatasan dengan hutan di Sumbawa, mudah menemukan lebah raksasa meski lebah yang disebut Apis dorsata itu belum dapat dibudidayakan secara tertutup dan terbuka.
Potensi industri madu di Indonesia demikian besar. Menurut Alex Novandra, S.Hut.,M.S.E., dan Ir. I Made Widnyana penulis Peluang Pasar Produk Perlebahan Indonesia yang ditayangkan di www.forda-mof.org , Indonesia memiliki 143 juta hektar hutan alam.
Lebah Raksasa Hasilkan Madu Berkualitas
Hutan yang luas itu merupakan sumber daya alam lahan yang potensial untuk pengembangan industri madu hutan di Indonesia.
Kedua ahli itu menambahkan, pertumbuhan lebah hutan alam di Indonesia dapat dikembangkan karena Indonesia mempunyai 115 aneka tanaman yang berbunga untuk lebah. Dan tentu saja pohon-pohon hutan alami dipertahankan.
Potensi sumber nektar di negeri ini, lanjut kedua pakar itu, keadaan alam Indonesia sangat cocok untuk membudidayakan dan peternakan lebah.
Kekayaan dan ragam tanaman berbunga sangat sesuai dan memungkinkan produksi industri madu di Indonesia yang dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa gangguan perubahan ikim seperti di Jerman dan Eropa yang memiliki musim dingin. Tanaman berbunga dan tumbuh pada musim panas.
Indonesia menghasilkan beberapa jenis lebah madu, antara lain, Apis andreniyormis, Apis dorsata dorsata, Apis dorsata binghami, Apis cerana, Apis koschevnikovi, Apis nigrocicta, dan Apis mellifera. Jenis Apis dorsata merupakan lebah madu yang paling produktif menghasilkan madu.
Alex Novandra dan Made Widnyana menjelaskan, bahwa lebah Apis dorsata membuat sarang dengan hanya satu sisiran yang menggantung di dahan dan ranting pohon, langit-langit terbuka, dan bahkan di tebing jurang bebatuan.
Kedua pakar itu mengaku, sampai sekarang, para ilmuwan belum berhasil membudidayakan lebah Apis dorsata di lokasi yang tertutup seperti kotak budidaya yang dibuat oleh beefuture GmbH yang bermarkas di dekat perbatasan Baden di Barat Daya Jerman.
Sebagai daerah sumber penghasil madu adalah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dengan madu lebah hutan yang dihasilkan lebah Apis dorsata. Para kalangan perlebahan mengategorikan Apis dorsata sebagai lebah raksasa berkat ukuran tubuhnya lebih besar dibanding jenis lebah madu lainnya.
Lebah jenis Apis dorsata belum dapat dibudidayakan dengan cara tertutup dan cara terbuka. Akan tetapi, spesies lebah Apis dorsata justru mudah di temukan di hampir semua desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan.
Sementara Jaringan Madu Hutan Indonesia (JMHI) yang merupakan wadah komunikasi para petani madu hutan di Indonesia, menjelaskan melalui laman food.detik.com, beranggotakan penggiat lebah madu terdapat di 8 provinsi di Indonesia.
Sebanyak 11 perkumpulan petani madu hutan yang tersebar di 8 provinsi telah menjadi anggota JMHI. Para petani madu hutan seperti di Sumatera mendapatkan madu hutan di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau.
Sedangkan di Pulau Jawa, para petani mendapatkan madu hutan di Taman Nasional Ujung Kulon. Kualitas madu yang didiperoleh dari lebah hutan atau Apis dorsata berbeda dengan mutu madu dari lebah yang diternakkan.
Potensi madu hutan terdapat di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, NTT, dan NTB. Madu hutan di Kalimantan Timur demikian besar namun pelolaannya belum maksimal. Merebaknya pembabatan hutan di Kalimantan Timur justru mengurangi luas habitat lebah hutan.
Nilai ekonomi dari madu hutan bersumber dari satu pohon yang mencapai Rp30.000.000 per tahun. Setiap satu batang pohon mampu menghasilkan madu hutan selama puluhan tahun.
Beragam manfaat madu bagi semua lapisan masyarakat. Selain memenuhi kebutuhan sehari-hari, madu juga digunakan sebagai bahan pembuatan produk farmasi, jamu, kosmetika, dan sebagainya.
Peran madu di masa pademi #Coronavirus juga penting. Salah satu manfaatnya adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Satria Satellite Project on Track, Thales Indonesia Says 