Industrialisasi, Otomatisasi & Inovasi

Kekuatan Kolaborasi dan Sinergi Inovasi, Meningkatkan Kinerja Industri

ShareKekuatan kolaborasi dan sinergi inovasi akan meningkatkan kinerja industri. Kegagalan memahami analisis material berpengaruh signifikan terhadap kualitas dan kapasitas produksi. Para pakar...

Written by Rayendra L. Toruan · 4 min read >

Kekuatan kolaborasi dan sinergi inovasi akan meningkatkan kinerja industri. Kegagalan memahami analisis material berpengaruh signifikan terhadap kualitas dan kapasitas produksi. Para pakar yang tergabung dalam FSII menawarkan solusi.    

Peserta Forum Sinergi Inovasi Industri yang mendapatkan sertiifikat setelah mengikuti forum diskusi yang disampaikan oleh beberapa pakar, antara lain mewakil Kementerian Pekerjaan Umum, PT Krakatau Steel Tbk., PT Sucofindo, PT Kota Minyak, dan PT Cipta Mikro Material (Foto/@: FSII)

Penulis/editor: Rayendra L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Forum Sinergi Inovasi Industri (sumber): Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja industri adalah dengan membangun kekuatan kolaborasi dan sinergi inovasi yang dilakukan oleh para pelaku industri—dari hilir hingga hulu—dengan para pakar dan pemerhati. 

Contohnya, proses dan upaya pemahaman failure analysis sangat perlu sehingga para pelaku industri mampu meningkatakn daya saing produk industri. Bagaimana para pelaku industri di Indonesia menghadapi perubahan pasar global yang dinamis? 

Dalam beberapa tahun terakhir ini, kita sering mendengarkan industri cerdas atau smart industry yang merupakan era industri yang kita hadapi—mulai dari hulu hingga hilir—seperti penggunaan teknologi digital disruption platform—termasuk cara seleksi bahan baku yang tepat.

Selanjutnya, proses desain dan produksi harus lebih optimal dan lebih baik. Oleh sebab itu, para pelaku industri  harus memahami kegagalan material, produk, dan sistem yang obyektif.

Untuk itu, para stake holders  membutuhkan sinergitas industri-ahli-alat untuk menyelesaikan problematika, risiko gagal sampai pengolahan limbah industri yang berkelanjutan. Salah satu upaya adalah dengan merekatkan misi bersama melalui sebuah Forum of Failure Analysis for Industry (FFAI). 

Badan FFAI merupakan langkah aksi yang dilakukan oleh  Forum Sinergi Inovasi Industri (FSII) dengan beberapa program  seperti sosialisasi, edukasi, promosi, apresiasi, sinergi dan komersialisasi inovasi industri. 

Bagaimana peran failure analysis yang tercakup dalam industrial product development, dan plant better performance in operation and understanding the cause of material failure

Salah satu jawaban adalah dengan mengetahui perkembangan riset dan inovasi yang hingga saat ini demikian pesat di Indonesia. Oleh sebab itu, para pelaku industri  dapat mendukung dalam wujud pemahaman  failure analysis—merupakan persiapan langkah-langkah kegiatan berikutnya. 

Kiri ke kanan: Pembawa acara dari Tender Indonesia, Dr Ing Pudji Untoro, Faturrahmi Dasril,  Andrian,  Disaintina Ari Nusant ST., M.M., Tito Loho dan staf (Foto/@: mmINDUSTRI.co.id/Rayendra L Toruan)

Melalui diskusi tentang upaya Pemahaman Failure Analysis dalam Peningkatan Daya Saing Industri Indonesia, pihak FFSI mengharapkan langkah aksi sinergitas pemangku kepentingan yang mampu membuat solusi di masa berikutnya dan cara menghadapi risiko jangka panjang. 

Forum diskusi merupakan jaminan penanggung risiko untuk kepastian ilmiahnya, dan harus menjadi pijakan  yang kuat terkait keberlanjutan di sektor industri yang utuh dari hulu ke hilir. 

Forum Sinergi Inovasi Industri (FSII)

Ketua Umum FSII, Tito Loho menjanjikan, FSII komit berupaya untuk mempersiapkan dan mendukung era masa depan yang lebih baik. Di antara aksi adalah kolaborasi dan sinergi kegiatan yang bentuknya  berupa seminar, diskusi dan kunjungan ke leikasi industri. 

CEO Tender Indonesia ini berharap dengan mensinergikan semua potensi “merah putih” akan mengurangi tumpang tindih solusi dan bagaimana langkah mensinergikannya dalam masalah industri yang dihadapi pada masa depan. 

Upaya sinergi antara pelaku industri, ahli, dan fasilitas melalui pembicara-pembicara yang kompeten di bidangnya untuk merumuskan  solusi praktis dan merupakan langkah aksi detail dalam kegiatan selanjutnya.

Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. R. Hendrian M.Sc. yang diwaili oleh Koordinator Pemanfaatan Riset dan Inovasi,  Tekat Iman M.Si., menuturkan bahwa BRIN terus berbenah dalam penyatuan beberapa lembaga untuk mengurangi duplikasi riset.

 Peningkatan peran kontribusi swasta dalam beberapa program yang direncanakan terus diupayakan dalam rangka sinergi dan integrasi untuk mengurangi tumpang tindih kegiatan riset dan inovasi yang dilakukan. 

Pihak BRIN mendukung riset bersama di berbagai lembaga  (pemerintah dan swasta) yang diwadahi dalam sebuah “rumah program” bidang tertentu dan mempunyai arah sama, serta didukung oleh beberapa sumber daya dari berbagai potensi secara bersama sama. 

Sementara itu, Pembina FSII dan Cofounder PT  Cipta Mikro Material (CmiM),  Pudji Untoro menggaris bawahi perlunya memahami alasan failure analysis kenapa diperlukan dan bagaimana terjadi di industri. 

Penyebab umum kegagalan dan mekanismenya disertai beberapa studi kasus tentang failure yang terjadi dan analisanya.

Sementara Dr. Ing. Arbi Dimyati menjelaskan studi kaus lain yang memerlukan dukungan alat khususnya Scanning Electron Microscope (SEM) tang dilengkapi Energy Disperssive Spectrometry (EDS),  dan Trasmission Electron Microscopy (TEM).

Secara detail penyebab awal kerusakan material, proses mau pun produk dan langkah perbaikan proses industrialisasi lebih lanjut dapat diketahui. 

Teknik Kementerian Perindustrian (B4T-Kemenperin) dan Balai Besar Sandarisasi & Pelayanan Jasa Industri Tekstil, sebagai Balai besar pelayanan melaksanakan tugas sesuai peraturan Menteri Perindustrian No: 43/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29 Juni 2006. 

Melaksanakan pemeriksaan bahan dan barang teknik yang terbuat dari logam atau non-logam, mengkaji dan menganalisa kerusakan dan memprediksi perpanjangan umur peralatan, menyusun sistem pemeliharaan perlengkapan, kontruksi, instalasi, dan peralatan pabrik serta industri tekstil.

Dalam melakukan kegiatan inspeksi dengan peralatan yang mendukung kegiatan: Asesmen Reliability dan Remaining Life Time peralatan dan bangunan industri, menentukan material peralatan industri, QA/ QC fabrikasi peralatan, dan bangunan industry. 

Selanjutnya, menentukan daerah kritis pada peralatan dan bangunan industri, dan menentukan program perawatan peralatan dan bangunan industri. 

Pengujian dan analisis failure pada material tekstil dimulai dari  serat, benang dan kain, serta garmen untuk dapat memberikan solusi permasalahan yang dihadapi pada industri tekstil di Indonesia. 

Nara sumber dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat oleh Ir. Nicodemus Daud M.Si diwakili oleh  Disaintina Ari Nusant ST., M.M., menjelaskan pentingnya pemahaman analisis dan urgensi penerapan standardisasi sumber daya material konstruksi dalam peningkatan daya saing industri konstruksi Indonesia.

Vice President Research and Technologi PT Krakatau Steel Tbk., Faturrahmi Dasril  menyebutkan contoh cacat/kegagalan dari proses/produk di pabrik pembuatan dan pengerolan baja. 

Rahmi menjelaskan dengan dukungan fasilitas dan inspeksi yang lengkap akan dapat menyelesaikan persoalan failure yang dihadapi industri baja secara mandiri. 

PT Sucofindo yang diwakili oleh Alphadian Prasetya menjelaskan penyebab kerugian terbesar akibat 100 kejadian kecelakaan di industri hidrokarbon sampai dengan tahun 2021, menimbulkan kerusakan properti dan kerugian usaha. Hal itu disebabkan oleh kegagalan integritas mekanis, yang merupakan salah satu elemen dalam Process Safety Management (PSM). 

Rekannya Ichwanul Muttaqin menyebutkan, partisipasi karyawan, operasi dan prosedurnya, studi identifikasi bahaya, training, audit kepatuhan—harus menjadi perhatian  dalam rangka pemahaman yang komprehensif agar tidak terjadi di kemudian hari.  

Sedangkan Andrian dari PT Kota Minyak, menekankan pentingnya penguasaan proses total secara mandiri mulai awal menerima pekerjaan—dilanjutkan dengan engineering dan procurement , QA & QC sampai dengan pabrikasi cukup banyak.

Kegiatan memerlukan ketelitian tinggi untuk menghindari adanya hasil yang gagal yang secara industri dapat menimbulkan kerugian yang jumlahnya bisa sangat besar. 

Selanjutnya material handling, konstruksi, finishing, acceptance test, packing,  dan shipping harus menjadi perhatian untuk menghindari failure penyebab kerugian.

 Kegiatan di laboratorium PT CMiM dan uji berkendara motor listrik merek United, merupakan awal untuk membangun kekuatan sinergi dan kolaborasi menuju Indonesia Emas 2045.

Catatak Redaksi: Silakan mengikuti informasi dalam bentuk video—terkait materi yang dikemukakan oleh para pembicara, antara lain dari Kementerian Pekerjaan Umum, PT Krakatau Steel Tbk., PT Sucofindo, PT Kota Minyak, dan PT Cipta Mikro Material.  

Lengkapi informasi dengan mengakses video: https://youtu.be/_HpjdHuglfQ

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *