Gunakan mesin elektronik perajut benang agar bsinis lebih sukses. ACIMIT asosiasi produsen mesin tekstil Italia beranggotakan 300 perusahaan—termasuk L.G.L. Electronics Spa siap membantu sektor industri TPT Indonesia. Sebagian sudah memanfaatkan teknologi mesin Italia dari lebih 90 perusahaan.
Salah satu perusahaan yang menggelar alat untuk digunakan pada industri tekstil dan produk tekstil (TPT) termasuk diversifikasi produknya adalah L.G.L. Electronics Spa yang mengirimkan manajernya ke Jakarta yakni Nicola Burial.
Perusahaan ini memproduksi mesin industri utamanya untuk meningkatkan sektor TPT. Salah satu produk andalan L.G.L. Elektronik adalah mesin pengumpan atau perajut benang yang bekerja secara elektronik—khusnya untuk mesin tenun dan rajut (weaving/knitting).
Perusahaan L.G.L. Electronics yang berdiri pada tahun 1982 dan mendirikan anak usaha bernama ELSY khusus pengembangan dan produksi elektronik yang digunakan sektor industri.
Untuk mengoptimalkan produksi, penjualan, dan layanan purnajual di pasar Timur Jauh, perusahaan ini eksvansi di China dengan mendirikan LGL Hangzhou pada tahun 2004.
Manajer Area Nicola Burial menuturkan, bahwa titik kekuatan perusahaannya terletak pada kekayaan intelektual yang dihasilkan oleh para ahli (teknisi) dan perancang mesin.
“Tanpa sumber daya manusia yang kompeten, kami tidak akan sesukses yang telah kami capai,” ujar Nicola Burial.
Menurut Nicola Burial, manajemen perusahaannya selalu berambisi untuk membuat mesin yang berkinerja tinggi. Ekspektasi itu dapat dicapai dengan kandungan teknologi yang berevolusi secara konstan dan berkelanjutan.
L.G.L. Electronics mampu menghasilkan mesin dan alat indutri dengan pencapaian lebih 200 paten tingkat internasional. Menggabungkan teknologi desain dan seni serta inovasi merupakan kunci keberhasilan perusahaan ini.
Artinya, mesin-mesin dan alat industri khususnya untuk sektor industri TPT yang dibuat oleh L.G.L. Electronics lebih berfungsi melakukan tugasnya. Para pengguna yakni pelaku industri TPT pun menghasilkan produk berkualitas dunia.
Apa lagi keistimewaan mesin buatan LGL? Nicola Burial mengatakan, mesinnya tepat digunakan untuk tenunan modern, tradisional dan secara teknis mengerjakan perajutan kaus kaki, bahan yang mulus, pakaian wanita, pakaian dalam, bahan untuk sepatu, dan banyak lainnya.
Nicola Burial menuturkan, LGL merupakan perusahaan pertama yang menyediakan pengumpan berbasis elektronik. Aplikasinya terprogram agar dapat mengatur ketegangan (benang) sesuai keinginan dan tetap konstan.
Uniknya, mesin LGL dapat dikoineksikan dengan sistem Windows dan Android. Informasi pun dapat didistribusi melalui smartphone atau ponsel dan tablet yang memungkinkan deteksi langsung terhadap setiap alarm.
Industri TPT umumnya menghasilkan beragam limbah yang merusak lingkungan, bagaimana LGL menerapkan konsep green business? Perusahaan ini telah menyadari industri yang ramah lingkuangan sejak lama.
Contohnya, setiap mesin buatan LGL dilegalkan dengan Green Certified—merupakan komitmen perusahaan terhadap pengembangan teknologi agar penggunaan mesin pengumpan atau perajut lebih efisien terhadap penggunaan energi yang aklumasinya menurun drastis.
Manajemen L.G.L. Electronics terus mengembangkan produk baru yang lebih inovatif agar semakin mudah digunakan dan andal yang disesuaikan sesuai kebutuhan para pelaku industri TPT.
Nicola Burial enggan menyebut harga mesin rajutnya. Perkembangan teknologi seperti sistem pengereman lengkap dengan sensor elektronik agar mampu memantau ketegangan secara real time—bermanfaat untuk mengurangi tekanan pada benang yang sedang dirajut.
Siap bekerja sama dengan L.G.L. Electronics dan 300 anggota Association of Italian Textile Machenery Manufacturers (ACIMI)? Asosiasi Pengusaha Tektil Indonesia (API) tentu sudah punya program.
Dan manajemen Italian Trade Agency Jakarta di bawah pimpinan Dr. Alessandro Liberatori Italian Trade Commisioner bersama timnya seperti Tita M Soendoro dan Yaniman Yani—keduanya senior analisis—juga siap membantu para pelaku bisnis TPT di Indonesia.
Sebaiknya gunakan mesin elektronik perajut benang agar usaha di bidang TPT lebih sukses. Artinya, daya saing produk buatan lebih tinggi di pasar global. Ingat, target ekspor TPT Indonesia US$19 miliar pada tahun 2019.