Agenda, Photo Stories

Digitalisasi Infrastruktur dan Konstruksi Indonesia, Merupakan Keharusan

ShareProses digitalisasi Infrastruktur semakin intens pada pembangunan infrastruktur dan konstruksi sipil yang semakin meningkat di Indonesia. Selain membutuhkan beragam mesin, peralatan, teknik sipil, material...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >
Digitalisasi Infrastruktur

Proses digitalisasi Infrastruktur semakin intens pada pembangunan infrastruktur dan konstruksi sipil yang semakin meningkat di Indonesia. Selain membutuhkan beragam mesin, peralatan, teknik sipil, material pendukung seperti bahan bangunan, teknologi digital merupakan keniscayaan agar lebih mudah masuk ke pasar dunia.

Pesatnya pembangunan konstruksi—berupa jalan raya, pelabuhan, bandara, stasiun kereta dan rel kereta api, irigasi dan dam, pasar dan bangunan perkantoran (pemerintah dan swasta) termasuk perumahan—merupakan potensi bisnis di Indonesia. Digitalisasi Infrastruktur.

Beberapa tahun silam, pekerjaan teknik sipil dilakukan dengan konvensional berbasis manual. Di era digital disruption, mesin konstruksi dan peralatan lainnya—digunakan pada proses pekerjaan seperti penggalian, penggerusan, pengeboran, dan penggerak tiang pancang—semakin canggih.

Digitalisasi Infrastruktur

Demikian juga pengerjaan proses penguat, konstruksi atap—semua membutuhkan mesin finishing, mesin pengaduk semen beton, bahkan sejak mendesain atau merancang bangun suatu proyek (infrastruktur dan konstruksi) yang dilakukan oleh para insiniyur teknin dengan bantuan CAD/CAM.

Sejak memulai pekerjaan konstruksi misalnya menggali tanah dan membersihkan area yang harus disingkirkan—termasuk pembuangan semak, pohon, dan gundukan tanah atau batu—memerlukan mesin. Pekerjaan cara manual lambat laut akan disingkirkan teknologi berbasis digital.

Peran mesin konstruksi demikian dominan dan semua peralatan mesin yang digunakan di infrasturktur dan konstruksi—sepenuhnya ditangani oleh para profesional yang harus paham alat  sasis crawler-traktor, ripper, pemotong sikat, penarik tunggul, dan sebagainya.

Alat dan mesin yang digunakan pada pekerjaan tanah juga beraneka ragam. Para operasional di lapangan harus memahami jenis tanah agar tahu jenis alat yang digunakan seperti sekop mekanis dan ekskavator multibucket, penggali parit, pemuat satu ember, dan peralatan hidromekanisasi.

Digitalisasi Infrastruktur

Para pelaksana di lapangan harus memahami operasional mesin rol getaran dan rol jalan statis dengan gulungan logam dan ban pneumatik—misalnya ketika digunakan untuk memadatkan tanah yang ditimbun dan material di roadbeds.

Demikian juga mesin penggali tanah dan mesin yang digunakan pada pekerjaan persiapan  pembangunan jalan atau irigasi. Para operasional juga mengenal peran mesin jelajah yang digunakan untuk membangun lapangan udara. 

Sedangkan mesin track berguna untuk konstruksi rel—misalnya pada saat meletakkan rel dan pengikat, mengisi balast, dan meluruskan track. Bagaimana dengan mesin yang digunakan meratakan lantai (bangunan, permukaan jalan)

Jenis-jenis dan peran mesin bor juga digunakan misalnya ketika pekerjaan membangun terowongan atau menggali tumpukan tanah berbatu, dan mengaduk  bahan konstruksi. Mesin bor juga berguna untuk memboran tanah ketika membangun tiang pancang atau fondasi.

Pembangunan tiang-tiang pancang atau pilar yang beragam ukuran dan dimensi misalnya ketika  pemasangan pondasi—memerlukan mesin penggerak tiang yang bentuknya seperti palu diesel, palu uap, dan peralatan getaran. 

Pengemudi tiang pancang mengangkat tiang dan memandu peralatan penggerak tiang selama operasi. Sementara pekerjaan beton dilakukan dengan mesin  yang disebut batcher dan mixer beton—menyiapkan campuran beton, dan vibrator memadatkan beton.

Sedangkan mesin pompa beton mengirimkan campuran ke situs, dan placers beton menerima dan mendistribusikan campuran ke area yang hendak dibeton (cor).

Pekerjaan betonisasi bukan hanya di insfrasktrur dan konstruksi. Sungai, tepi pantai, tanah yang mudah longsor, penggalian sumur serapan air, irigasi—semua membutuhkan pekerjaan beton. 

Digitalisasi Infrastruktur dan Konstruksi Indonesia

Bahkan pekerjaan membangun atap bangunan—bukan sekadar menggunakan mesin atap yang membersihkan, memundurkan, dan menempelkan bahan atap canai—pekerjaan betonisasi sudah bagian dati modernisasi pekerjaan sipil. 

Di negara bermusim salju, perencanaan konstruksi infrastruktur berbeda dengan pembuatan di negara seperti Indonesia yang sering mengalami gempa, longsor dan banjir. 

Kualitas infrastruktur dan kosntruksi mestinya dapat bertahan puluhan tahun atau bahkan ratusan tahun. 

Artinya, perencanaan dan pembangunan suatu bangunan mestinya berbasis ilmu pengetahauan, teknologi dan budaya, sebaiknya mengesampingkan dominasi unsur komersial.

Di beberapa negara terdapat warisan bangunan yang telah berusia ratusan tahun seperti candi Borobudur (abad ke-7, Indonesia), Mesjid Taj Mahal (abad ke-16, India), sebuah jembatan di Paris, Prancis, dan bangunan-bangunan lainnya yang menjadi keajaiban dunia. 

Konstruksi bangunan-bangunan kuno itu menggunakan “teknologi kuno” dan material kuno namun kualitas warisan kuni itu dapat dipertaruhkan dengan objek-objek modern yang dirancang bangun dengan teknologi digital. 

Pengetahuan teknik sipil dan teknik rancang bangun yang dimiliki oleh para perancang bangunan budaya masa silam, jauh berbeda dengan para insinyur masa kini. 

Titik perbedaan hanya di passion sebagai titik awal bagaimana cara membangun sebuah peradaban. Selian terjamin kualitas sebuah bangunan atau objek, fungsinya haruslah safety bagi umat manusia dan mahluk lainnya.   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *