Industrialisasi, Sistem Produksi

Dampak Kotoran atau Debu pada Permukaan Komponen Otomotif dan Panci

ShareDampak kotoran atau debu pada permukaan komponen otomotif menimbulkan masalah pada tahap proses produksi berbahan logam. Bagaimana mengatasinya? Apakah komponen metalik tidak...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >
Dampak Kotoran atau Debu pada Permukaan Komponen Otomotif dan Panci 

Dampak kotoran atau debu pada permukaan komponen otomotif menimbulkan masalah pada tahap proses produksi berbahan logam. Bagaimana mengatasinya? Apakah komponen metalik tidak memantulkan sinar lampu neon? Bagaimana cara menempelkan label pada produk agar tidak lepas?

Dampak Kotoran atau Debu pada Permukaan Komponen Otomotif dan Panci 
Pemindai fluoresensi-pencitraan, sistem pengukuran in-line, memeriksa debu atau kotoran pada komponen selama proses produksi dan mengidentifikasi titik-titik yang terkontaminasi dengan kotoran atau bahan kimia. Pemeriksaaan berlangsung sepersekian detik. Dampak Kotoran atau Debu pada Permukaan Komponen Otomotif dan Panci (SF © Fraunhofer IPM)

Sekecil apa pun kotoran atau debu tidak boleh menempel pada permukaan komponen logam yang akan diproduksi secara massal. Hanya satu titik kotoran terdapat pada permukaan komponen maka seluruh komponen tidak berguna lagi. Kualitas produksi terganggu dan tidak dapat dilanjutkan.

Akan tetapi, para pelaku industri tidak perlu kuatir dengan ditemukannya pemindai fluoresensi baru yang dikembangkan oleh tim ahli Fraunhofer IPM.  Para spesialis pada lini produksi dapat memeriksa bagian logam,  apakah tertempel residu lemak (zat pelumas) dan serbuk besi yang berasal dari mesin.

Bahkan bahan atau alat pembersih  yang digunakan pada setiap item sesuai siklus produksi berpotensi menyisakan kotoran yang menimbulkan masalah pada seluruh sistem produksi.

Meski kotoran terinci sangat kecil namun memiliki konsekuensi besar yang mengurangi kualitas produk komponem mobil misalnya. Partikel kecil kotoran menempel pada permukaan komponen selama proses produksi, dan ini akan merugikan.

Contohnya terdapat kandungan minyak (oli) di mesin kendaraan. Contoh lain, produk panci yang terbuat dari bahan baja. Jika proses pelumas mengandung kotoran yang menempel pada area di mana perangkat seperti nama brand atau nama panic akan dilekatkan, segel yang ditempelkan pada panci tidak merekat/menempel dengan baik.

Panci (misalnya panic penggorengan) cenderung bocor di titik rawan yang terkontaminasi kotoran itu.  Apakah secara teknis telah mungkin diperiksa setiap satuan komponen untuk menjamin tidak ada kontaminisasi residu?

Satu-satunya solusi yang dilakukan adalah menguji sampel secara acak. Cara ini tentunya membutuhkan banyak waktu. Pemeriksanaan manual ini pun gagal untuk mengetahui titik yang tepat pada komponen yang terkontaminasi dengan zat asing.

Penggunaan pemindai fluoresensi in-line yang dikembangkan oleh peneliti di Fraunhofer IPM menjawab kekuatiran para pelaku industri.

Teknologi pemindai ini tidak hanya memungkinkan untuk melakukan pengukuran in-line pada setiap komponen logam—selama proses produksi berlangsung tanpa memerlukan tambahan waktu.

“Dengan teknologi ini memungkinkan untuk menentukan lokasi partikel kotoran yang seratus persen tepat,” jelas Andreas Hofmann, Business Development Manager Fraunhofer IPM.

Resolusi spasial yang luar biasa dari sistem ini memungkinkan para pelaku industri untuk mengidentifikasi kotoran, bahkan deposit atau film yang sedikit kurang dari sepuluh miligram per meter persegi, dapat dideteksi urai Hofmann meyakinkan.

Bagaimana sistem itu bekerja? Kita masih menggunakan contoh panci minyak yang bergerak dari titik A ke B dengan ban berjalan. Sinar laser sebagai sumber titik memindai area komponen tertentu sesuai dengan program.

Jika bekas minyak, sisa cairan pembersih organik dan serat pembersih terdeteksi pada permukaan, kotoran itu memantulkan cahaya pada spektrum fluoresensi yang tampak—merupakan respons terhadap sinar UV laser.

Detektor sensitif menangkap frekuensi cahaya itu dan mengabaikan semua panjang gelombang lainnya. Dengan demikian mampu menafsirkan sinyal fluoresensi sebagai tanda kontaminasi.

Komponen metalik itu tidak memantulkan sinar lampu neon. Pemindai memastikan bahwa fokus laser melewati permukaan dengan kecepatan tinggi, dan membuat grid dari satu titik ke titik berikutnya.

Sinar laser memindai objek dengan kecepatan sekitar 200 kali per detik. Hasilnya, pengendali kualitas menerima gambar yang menunjukkan dengan tepat lokasi partikel kotoran atau film minyak yang telah terdeteksi.

Pemindai fluoresensi mampu mendeteksi chip logam yang menempel pada benda uji coba misalnya pada mesin namun kondisi ini tidak berlaku bagi neon.

“Komponen yang akan diproduksi dibersihkan dengan menggunakan air atau udara bertekanan tinggi. Chip yang tersisa terkontaminasi minyak atau zat fluorescent lainnya juga diketahui, “kata Hofmann.

Oleh karena itu, dampak kotoran atau debu pada permukaan komponen otomotif harus diketahui sebelum melakukah produksi secara massal. Produk yang berkualitas tanpa cacat merupakan salah satu unsur kekuatan daya saing (Bahan diolah dari laman Fraunhofer IPM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *