Energi, Renewable Sources

Cilegon Ekspor Komponen Listrik ke Mesir

SharePara operator  mesin, pemasang filter, dan pengelas (welder) menyelesaikan proyek pesanan Mesir dari PT Siemens Indonesia. Mesir pernah alami pemadaman. Perusahaan asal...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >

Para operator  mesin, pemasang filter, dan pengelas (welder) menyelesaikan proyek pesanan Mesir dari PT Siemens Indonesia. Mesir pernah alami pemadaman.

Pengerjaan dan penyelesaian komponen mesin listrik di lokasi pabrik PT Siemens Indonesia di Cilegon, Banten. Komponen mesin listrik ini digunakan di proyem pembangkit listrik di Mesir. Sebanyak 700 orang pekerja adalah orang Indonesia. (Sumber foto: PT Siemens Indonesia)

Perusahaan asal Jerman, PT Siemens donesia menghabiskan material baja sebanyak 4.200 ton yang dipasok oleh perusahaan lokal. Material baja itu digunakan untuk pembuatan berbagai komponen listrik yang dikerjakan di pabrik Siemens Indonesia yang berlokasi di Cilegon, Banten.

Sebanyak 700 orang yang bekerja untuk menyelesaikan proyek itu. Ke-700 orang itu bekerja sebagai operator mesin dengan total 30.000 jam kerja, fitter (pengepasan/pemasangan) yang membutuhkan 400.000 jam kerja, welder (pekerjaan pengelasan) dengan waktu 350.000 jam kerja, sedangkan pekerjaan lain membutuhkan 220.000 jam kerja. Pihak Siemens tidak menyebutkan total upah para pekerja. Proyek apa yang mereka kerjakan?

Pabrik Siemens Indonesia yang berlokasi di Cilegon, Banten, harus mampu membuat 12 selubung luar turbin bertekanan rendah (low pressure outer casing), 7 cincin bilah turbin (blade ring), 16 modul kondensor, dan 4 hot box. Semua komponen peralatan mesin listrik itu digunakan pada proyek kelistrikan di Mesir.

Siemens Indonesia menghabiskan lebih 1 juta jam kerja dengan total tenaga kerja yang dikerahkan sejumlah 700 orang. Manajemen Siemens Indonesia menyatakan bahwa semua produk (komponen) yang disuplai ke proyek pembangunan kelistrikan di Mesir,  merupakan produk asli buatan Indonesia yang tentu saja konsep dan rancang bangun dikerjakan oleh para insinyur dari Jerman.

Semua komponen listrik yang dibuat di Cilegon digunakan pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) dengan kapasitas total 14,4 GW yang berlokasi di Beni Suef, New Capital, dan Burullus dengan masing-masing berkapasitas 4,8 GW, kemudian ditambah 12 unit wind farm dengan 600 wind turbine berkapasitas 2 GW di kawasan Teluk Suez dan daerah barat Nil di Mesir. Mesir menunjuk grup Siemens yang memenangkan tender pada pertengahan tahun 2015. Proyek pembangkit listrik itu dikerjakan bersama perusahaan konstruksi lokal Elsewedy Electric dan Orascom Construction.

Investasi sebesar Euro 8 miliar

CEO Siemens Mesir, Emad Ghaly menuturkan Mesir mengalami pemadaman listrik secara luas pada tahun 2012. Mesir mengalami  defisit  pasokan listrik sejumlah 1.000 MW. Defisit listrik itu terus mengalami kenaikan hingga tahun 2014, dan puncaknya negeri pyramid yang berpenduduk lebih 90 juta jiwa itu pernah mengalami blackout atau listrik mati secara total seperti yang dialami oleh Indonesia pada hari Minggu bulan Juni 1996.

Setelah peristiwa itu, Mesir merencanakan penambahan kapasitas kelistrikan dengan membangun pembangkit 14,4 GW untuk PLTGU, 12 unit wind farm dengan 600 wind turbine berkapasitas 2 GW di kawasan Teluk Suez dan daerah barat Nil. Siemens  yang bermarkas di Jerman dipercaya oleh Mesir untuk membangun fasilitas manufaktur rotor blade di wilayah Ain Soukhna yang sekaligus berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi tenaga kerja di Mesir.

Kapasitas listrik di Mesir saat ini berjumlah sekitar 35.000 MW, proyek 3 PLTGU yang dikembangkan Siemens dengan berkapasitas 14.400 MW—mendongkrak  kapasitas kelistrikan di Mesir sebesar 45 persen tahun 2018. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan gas dari pembangkit, Mesir membutuhkan LNG (Liquefied Natural Gas) sekitar 600 juta meter kubik perhari untuk memenuhi kebutuhan gas ketiga pembangkit tersebut.

Pengerjaan proyek PLTGU dimulai sejak 2015 dan telah rampung lebih dari 70 persen pada awal Mei 2017. Salah satu pembangkit yang berlokasi di Beni Suef sudah mulai beroperasi disusul dua pembangkit lainnya.

Emad Ghaly menuturkan proyek PLTGU Beni Suef diselesaikan dalam waktu 18 bulan sejak penandatanganan kontrak. Secara total Siemens menargetkan semua pembangkit dengan total kapasitas 14,4 GW dapat beroperasi pada tahun 2018

Manajemen Siemens Indonesia berbangga sebab berbagai komponen buatannya bukan hanya digunakan di pembangkit listrik dalam negeri, tetapi keikutsertaan dalam proyek ini turut menambah satu lagi portofolio eksistensi pabrik ini di kancah internasional.

Pengiriman komponen buatan Siemens Indonesia ke Mesir dilakukan pada Februari 2017. Kondenser dipasang di PLTGU Beni Suef dan Burullus, sedangkan hot box dipasang di PLTGU yang berlokasi di New Capital. Proyek Siemens di Mesir ini bernilai investasi sebesar Euro 8 miliar: Euro 6 miliar untuk membiayai proyek PLTGU dan Euro 2 miliar digunakan untuk pengerjaan proyek wind power. Manajemen PT Siemens Indonesia tidak menjelaskan nilai ekspor (penjualan) komponen kelistrikan yang dibuat di pabriknya di Cilegon, Banten.

Selamat pak Josef Winker (CEO dan Presiden Direktur PT Siemens Indonesia).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *