Inspiration, MICE

Vaksin mRNA Perangi Virus, Kaitannya dengan Nanopartikel

ShareInilah kehebatan vaksin mRNA perangi virus seperti COVID-19. Meski bukan vaksin, mRNA justru membantu sel untuk membentuk protein dalam tubuh yang selanjutnya...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >

Inilah kehebatan vaksin mRNA perangi virus seperti COVID-19. Meski bukan vaksin, mRNA justru membantu sel untuk membentuk protein dalam tubuh yang selanjutnya tubuh kita jadi imun atau kebal. 

MRNA berbentuk spiral dikemas dalam nanopartikel lipid. Para peneliti membuat komponen struktural satu per satu dari partikel yang terlihat dengan bantuan neutron di FRM II. (Foto/©: BioNTech/Reiner Müller, FRM II/TUM)

Penulis/editor: Rayendra L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Cerita mRNA menarik disimak, bagaimana dia memerankan potensinya untuk menjadikan tubuh manusia jadi imun atau kebal terhadapa benda asing—bakteri dan virus—yang masuk menyelinap ke dalam tubuh.  

Unuk memudahkan pengertian, kita pahami dulu beberapa frasa seperti nanopartikel yang merupakan unit ultrahalus yang berdimensi—diukur dalabakterim nanometer (nm; 1 nm = 10 9 meter). 

Nanopartikel terdapat di alam sekitar kita dan sebagian dapat diciptakan oleh manusia melalui aktivitas ilmiah. Oleh karena ukurannya yang submikroskopis, nanopartikel ini memiliki karakteristik material yang unik.

Nanopartikel yang diproduksi dapat menemukan aplikasi praktis dalam berbagai bentuk misalnya dalam neutron. 

Sumber neutron yang diteliti di Hein Maier-Leibnitz (FRM II) milik Technical University of Munich (TUM) berperan penting dalam penyelidikan nanopartikel mRNA yang serupa dengan yang digunakan dalam vaksin COVID-19 milik  vendor (perusahaan) BioNTech dan Pfizer. 

Para peneliti di Heinz Maier-Leibnitz Zentrum (MLZ) menggunakan fluks neutron tinggi yang tersedia di Garching, Jerman,  untuk mengkarakterisasi berbagai formulasi khusus vaksin mRNA—meletakkan dasar untuk meningkatkan kemanjuran vaksin di masa mendatang.

Gagasan untuk menggunakan messenger RNA (mRNA) sebagai bahan aktif adalah ide yang brilian.  

Molekul tersebut mengandung cetak biru spesifik untuk protein yang kemudian disintesis oleh sel. 

Hal ini secara umum memungkinkan untuk menyediakan spektrum yang sangat luas dari berbagai protein yang efektif secara terapeutik.

Dalam kasus vaksin COVID-19, ini adalah protein dari lonjakan karakteristik pada permukaan #virusCorona yang digunakan untuk vaksinasi. 

Apa yang dimaksud dengan vaksin mRNA dan bagaimana cara kerjanya? Menurut laman medlineplus.gov/genetics/, tindakan vaksin atau vaksinasi bertujuan untuk membantu pencegahan terjadi infeksi di dalam tubuh. 

Oleh sebab itu,  tubuh harus disiapkan   agar mampu melawan atau memerangi  penjajah asing seperti bakteri, virus, atau patogen lainnya yang masuk ke dalam tubuh. 

Semua vaksin yang dimasukkan ke dalam bagian tubuh tanpa menimbulkan bahaya dan inilah yang membuat tubuh menjadi kebal atau imun terhadap bakteri atau virus tertentu.

Sebagian besar vaksin mengandung bakteri atau virus yang yang telah dilemahkan atau mati. Para ilmuwan pun mengembangkan jenis vaksin baru yang menggunakan molekul yang disebut messenger RNA (mRNA) dan merupakan bagian dari bakteri atau virus yang sebenarnya.

Messenger RNA adalah jenis RNA yang diperlukan untuk produksi protein. Dalam sel, mRNA menggunakan informasi dalam gen guna membuat cetak biru pembuatan protein.

Setelah sel selesai memproduksi protein, maka dengan cepat memecah mRNA. mRNA dari vaksin tidak memasuki nukleus dan tidak mengubah DNA.

Vaksin mRNA bekerja dengan mengusung sepotong mRNA yang sesuai dengan protein virus, dan biasanya sepotong kecil protein yang ditemukan di membran luar virus. 

Sementara individu yang mendapatkan vaksin mRNA tidak terkena virus, sehingga tidak dapat terinfeksi oleh vaksin.

Dengan menggunakan cetak biru mRNA, sel memproduksi protein virus. Sebagai bagian dari respon imun normal, sistem imun mengenali bahwa protein itu merupakan benda  asing dan menghasilkan protein khusus yang disebut antibodi. 

Antibodi membantu melindungi tubuh terhadap infeksi dengan mengenali virus individu atau patogen lain yang  menempel pada antibodi dan selanjutnya menandai pathogen itu dan harus dienyahkan atau dihancurkan dari dalam tubuh. 

Setelah diproduksi, antibodi tetap berada di dalam tubuh, bahkan setelah tubuh melepaskan diri dari pathogen yang menimbulkan terjadinya sistem kekebalan yang dengan cepat merespons jika tubuh terpapar virus lagi. 

Jika seseorang terpapar virus setelah menerima vaksinasi mRNA, antibodi dapat dengan cepat mengenalinya, menempel padanya, dan menandainya untuk dihancurkan sebelum dapat menyebabkan penyakit serius.

Semua vaksin seperti vaksin mRNA memerlukan otorisasi atau persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA) sebelum dapat digunakan. Di Indonesia, vaksin harus mendapat persetujuan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang melakukan uji klinis.  

Saat ini vaksin untuk COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 adalah salah  satu vaksin mRNA yang disahkan atau disetujui oleh pemerintah Jerman termasuk Indonesia. 

Vaksin ini menggunakan mRNA yang mengarahkan sel untuk menghasilkan salinan protein di luar virus corona yang dikenal sebagai “protein lonjakan”. 

Para peneliti sedang mempelajari bagaimana mRNA dapat digunakan untuk mengembangkan vaksin untuk mencegah atau memerangi penyebab penyakit menular lainnya.

Baca: Protein Menghasilkan Enzin dan Hormon, Tubuh Semakin Sehat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *