Agenda, MICE

Teknologi Transformasi Digital, Terapkan Industri Inklusif dan Berkelanjutan

ShareTerapkan teknologi penopang transformasi digital yang  inklusif dan berkelanjutan. Dapatkan Kunjungi Indonesia 4.0 Conference & Expo—berlangsung di Bidakara Jakarta pada 24-25 Agustus...

Written by Marinus L Toruan · 3 min read >

Terapkan teknologi penopang transformasi digital yang  inklusif dan berkelanjutan. Dapatkan Kunjungi Indonesia 4.0 Conference & Expo—berlangsung di Bidakara Jakarta pada 24-25 Agustus 2022.

Difusi inovasi, terlepas dari variabilitas, jika sebagian individu tertinggal, adopsi bukanlah masalah kritis yang dihadapi oleh manajer yang berhubungan dengan disrupsi digital. Individu pada umumnya mudah mengadopsi teknologi lebih cepat daripada yang dilakukan oleh organisasi. Teknologi transformasi digital (Foto/@: Wikipedia)

Penulis/editor: Marinus L Toruan

mmINDUSTRI.co.id –   Gunakan teknologi terkini sebagai penopang transformasi digital sehingga industri dan bisnis semakin iklusif dan berkelanjutan.

Inilah ringkasan pesan yang dikemukakan oleh penyelenggara Indonesia 4.0 Conference & Expo yang berlansung di komleks Bidakara, Jakarta pada 24-25 Agustus 2022.

Proses implementasi digital platfom yang dilakukan oleh pelaku industri dan bisnis tidak selalu berlangsung mulus. Perusahaan menghadapi navigasi tantangan karena gangguan digital, manakala manajemen melihat tantangan itu sebagai masalah organisasi dan manajerial, bukan masalah teknis.

Hal itu diungkapkan oleh Gerald C. Kane melalui tulisannya berjudul  Digital Disruption is a People Problem yang diposting di laman sloanreview.mit.edu beberapa tahun lalu, namun masih relevan dengan keadaan terkini di Indonesia.

Menurut Gerald C. Kane, penanganan disrupsi digital bagi sebagian organisasi yang  menganggap  semakin pesatnya inovasi pada teknologi menjadi masalah utama.

Kita akui bahwa inovasi teknologi berlangsung lebih cepat dibanding tahun-tahun sebelumnya.  Indikasinya ditandai produk komputer yang berukuran lebih kecil, murah, lebih kuat, terkoneksi lebih baik, dan mudah dijumpai di berbagai lokasi.

Meskipun tingkat inovasi teknologi terus meningkat dan merupakan bagian penting dari tantangan disrupsi digital yang dihadapi oleh perusahaan, sebetulnya hal itu bukan masalah—bahkan bukan bagian terpenting dari masalah itu sendiri, Gerald C. Kane menyimpulkan.

Masalah utama yang dihadapi organisasi sehubungan dengan disrupsi digital adalah  kompetensi manusia—tingkat yang berbeda di mana orang, organisasi, dan kebijakan merespons kemajuan teknologi dengan sudut pandang yang berbeda.

Teknologi berubah dengan cepat sementara kemampuan orang untuk mengadopsi perubahan itu tidak berproses baik dalam adaptasi yang mestinya harus lebih cepat terhadap perubahan.

Terjadi semacam kesenjangan yang berbeda pada setiap proses  adopsi, adaptasi, dan penyesuaian. Dan tiap kesenjangan menimbulkan tantangan yang berbeda bagi perusahaan atau organisasi ketika memasuki disrupsi digital.

Untuk mengatasi kesenjangan itulah, PT Naganaya Indonesia menggelar peralatan teknologi dengan beragam perangkat keras dan lunak, dan menghadirkan sejumlah pembicara kompeten baik dari instansi pemerintah dan pelaku industri.

Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) dari Kementerian Perindustrian, Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII), dan Naganaya Indonesia (event organizer) menyelenggarakan pameran secata  offline. Artinya pengunjung dapat hadir secara langsung tanpa dibatasi.

Para narasumber terkait Indonesia 4.0 Conference & Expo (Foto/@: PT Naganaya Indonesia)

Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri, Kemenperin Perindustrian, Heru Kustanto menjelaskan pameran dan konferensi itu  merupakan  ajang bagi ekosistem industri bagi pemerintah, pelaku industri, akademisi, penyedia teknologi, dan pemerhati.

“Sinergi dan kolaborasi antarpihak berperan penting dalam implementasi industri 4.0 sesuai  prioritas Making Indonesia 4.0. Implementasi industri 4.0 merupakan strategi yang tepat untuk membangkitkan dan mendorong pemulihan sektor industri dalam negeri,” tandas Heru Kustanto.

Sementara itu, Ketua Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII), Andi Budimansyah menyoroti peran sumber daya manusia yang harus mengoptimalkan penggunaan teknologi.

Ia memastikan bahwa alur kerja yang efektif dan efisien akan menghasilkan produk yang berkualitas degan tingkat efisiensi sumber daya yang lebih optimal dan berkelanjutan.

Antusias terhadap Indonesia 4.0 Conference and Expo 2022 cukup besar dengan 2400 orang yang telah registrasi secara online. Menurut rilis penyelenggara, pameran menampilkan lebih dari 850 produk dan solusi teknologi terkini serta informasi terkait industri 4.0.

Direktur Utama PT Naganaya Indonesia Aditya Adiguna menyatakan kemunculan Indonesia 4.0 Conference & Expo merupakan wujud nyata sejak Making Indonesia 4.0—ditetapkan  pada pertengahan tahun 2018. Penyelenggara menghadirakan sejumlah naras umber.

Nara susmber antara lain,  PIDI 4.0,  Schneider Electric, asosiasi pendukung,  dan 42  perusahaan penyedia teknologi dan solusi seperti Siemens Indonesia, Pegadaian, Signify,  AWS, PLN, Telkomsel, NEC Indonesia, dan lain-lain.

Koordinator MAG ID – IGF (Multistakehlder Advisory Group – Indonesia Internet Governance Forum), Mariam F Barata menjelaskan bahwa Transformasi Industri 4.0 sangat penting karena banyak dampaknya terhadap kehidupan masyarakat, dan bukan hanya untuk sektor industri.

Business Vice President Industrial Automation Schneider Electric Indonesia & TimorLeste, Martin Setiawan menjelaskan solusi teknologi otomasi dan robot unggulan untuk mendukung akselerasi transformasi sektor industri menuju smart & sustainable industry dengan penerapan otomatisasi universal.

Doddy Rahadi, Kepala Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri – Kementerian Perindustrian, Erick Thohir Menteri BUMN menjelaskan The Implementation of Technology 4.0 in State Owned Enterprise, dan Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menguraikan Driving Industry Transformation Excellence for Inclusive and Sustainable Development Through National Collaboration.

Bagaimana para pelaku industri menuju Smart Factory? Tirta Wisnu Permana Kepala PIDI 4.0 yang membahas Smart Factory: The Future of Manufacturing Industries. Fathan F Goenandar, Manajer Sales & Business Development NEC Indonesia dam Hanang Setiohargo, Wakil Presiden PT Telkomsel memaparkan Simplify and Accelerate the Industry with the Latest Technology Used.

Raymond Firdauzi, Commercial Leader – Professional Channel Signify Indonesia coba menjawab, How Technologies Become a Game-changer in The Manufacturing Sector?

Sylvia Sumarlin, Chairlady of Xirka Dama Persada bertindak sebagai moderator diskusi Challenges and Opportunity – Implementing Sustainable Industry Through Technology 4.0.

Bertindak sebagai panelis lainnya adalah Johnny Tam, Country Manager of Indonesia Delta Electronics, Andrian Kusnanto, Account Manager for F&B Industry, Digital Industries Siemens Indonesia yang mengurai tentang Implementation Strategy of Smart Factory to Provide Organization Benefit.

Sedangkan sesi Develop Advanced Manufacturing diisi oleh Adhi S. Lukman,  Ketua Umum GAPMMI, Bambang Riznanto, Associate Policy Analyst Kementerian Perindustriana. Putu Agus Sugita dari Siemens Indonesia.

Topik The Role of 5G in Industry 4.0, Be Sustained With Digitalisation & Innovation During Disruptive Times, Digital Transformation in National Critical Infrastructure, Making Business Acceleration by Moving from Physical to Digital System—juga memberikan informasi yang bermanfaat.

Jangan lewatkan bahasan The Role of Government in Preparing Human Capability in the Face of Digital Transformation Era dan Ilham Akbar Habibie, Kepala Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional dengan sajian Future Indonesia: Together, We Reinventing Stronger.

Bahasan The Metaverse & NFTs: Be Ready for New Digital Age dimoderatori oleh Constantin Papadimitriou dari Indonesian Blockchain Association; Indrawan Nugroho, CEO and Co-founder of Corporate Innovation Asia; Pungkas Riandika, Metaverse Marketplace Lead WIR Group, Damar Latri Setiawan, Direktur Pegadaian yang mengungkap Leveraging Technologies to Drives Growth in Digital Economy.

Sedangkan Hammam Riza, Presiden KORIKA Indonesia membeberkan Artificial Intelligence for a Better Indonesia. Bagaimana menumbuhkan pemimpin di era mileniar? Pertanyaan ini akan dijawab oleh Bima Laga, Ketua IdEA dan Sona Maesana, Ketua HIPMI DKI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *