Industrialisasi, Sistem Produksi

Teknologi Holografi Mudah Mencari Cacat Produksi Mobil

ShareTeknologi holografi mudah mencari cacat produksi mobil yang digunakan saat melakukan pengecekan secara visual. Apa getaran yang menggangu pada saat proses produksi...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >
Mudah Mencari Cacat Produksi Mobil

Teknologi holografi mudah mencari cacat produksi mobil yang digunakan saat melakukan pengecekan secara visual. Apa getaran yang menggangu pada saat proses produksi dapat diatasi? Ilmuwan yang berdedikasi tinggi mendapat penghargaan. Di Indonesia penggunaan teknologi ini masih jarang.

Mudah Mencari Cacat Produksi Mobil
Dari kiri Markus Fratz, Alexander Bertz, dan Tobias Beckmann  mengembangkan teknologi yang  memungkinkan pemeriksa sepenuhnya pada semua bagian siklus produksi mobil dalam hitungan detik (foto/©: Piotr Banczerowski/Fraunhofer). Bentuk penghargaan bagi Dr. Harald Böttner yang diberikan oleh The European Thermoelectric Society (Sumber foto/©: Fraunhofer IPM) dan Dr. Harald Böttner . Teknologi Holografi Mudah Mencari Cacat Produksi Mobil (file pribadi)

Beragam bidang atau unsur pekerjaan pada proses produksi otomotif khususnya mobil yang harus dicek dan diawasi secara ketat. Kesalahan sekecil apa pun tidaklah ditoleransi.

Akan tetapi, para  produsen mobil atau pemasok  bahan material masih menghadapi masalah yakni metode seperti apa yang memadai untuk mendeteksi cacat mikro selama proses produksi berlangsung atau inspeksi visual.

Inspeksi visual merupakan salah satu solusi pilihan, namun cara ini tidak sesuai lagi diterapkan untuk pengukuran in-line dalam proses produksi. Bagaimana mengatasinya? Terapkan teknologi holografi mudah mencari cacat produksi mobil.

Tim periset di Institut Fraunhofer untuk Teknik Pengukuran Fisik IPM di Freiburg, Jerman, berhasil  menyelesaikan dilema di lapangan. Tim periset mengembangkan teknologi holografi digital dan hasilnya sesuai kebutuhan proses produksi mobil.

Dengan teknologi holografi digital, para produsen mobil memungkinkan  untuk memeriksa sepenuhnya semua bagian yang diproduksi, dan waktunya relatif singkat hanya dalam hitungan detik.

Tiga peneliti dari IPM Fraunhofer yakni Dr. Markus Fratz, Dr. Alexander Bertz, dan Dr. Tobias Beckmann sukses membuat solusinya, dan proses holografi digital yang dikerjakan di laboratorium, aplikasinya pun diterapkan dan telah memasuki ruang produksi.

“Kami mampu menghilangkan semua kerugian yang terjadi sebelumnya.  Dan untuk pertama kalinya, kami mengembangkan sebuah sistem yang memungkinkan dilakukannya inspeksi seratus persen dalam proses produksi,” tutur  Beckmann yang memimpin proyek itu dengan kerabatnya Fratz.

“Sistem yang kami ciptakan dapat  mengukur benda-benda kasar berukuran sentimeter dalam hitungan detik dan akurasinya micrometer. Hal itu merupakan kompensasi atas gangguan seperti terjadinya getaran pada saat produksi.”

Dengan solusi itu, teknologi ini memungkinkan pengukuran secara in-line selama proses produksi, dan implementasinya merupakan yang pertama kalinya. Petugas di bagian produksi tidak perlu lagi  mengambil sampel yang dilakukani sebelumnya—untuk diperiksa.

Setiap bagian pada proses produksi  dapat memeriksa akurasi dimensi dan pada saat yang bersamaan petugas dapat melihat apakah ada cacat sekecil apa pun dalam produk.

“Mencari bagian yang cacat ibarat mengukur bentuk stadion sepak bola setinggi 25 meter dari ketinggian 300 meter—yang secara akurat Anda dapat menemukan jejak balita di rumput  dalam waktu sepersekian detik. Misalnya stadion diguncang oleh gempa ringan, kita masih dapat menemukan jejak anak balita di lapangan sepak bola, ” Fratz menjelaskan.

Teknologi holografi digital mengacu pada perolehan dan pemrosesan hologram dengan lapisan sensor digital yang menggunakan kamera CCD atau perangkat sejenis. Pernginderaann gambar  atau rekonstruksi data objek dilakukan secara numerik dari interferogram digital.

Sementara itu, Harald Böttner yang pernah menjabat kepala departemen Fraunhofer Institute for Physical Measurement Techniques IPM, menerima ETS Life’s Work Award dari  The European Thermoelectric Society (ETS).

Penghargaan itu dianugerahkan pada September 2017,  berkat dedikasinya di bidang penelitian thermoelectrics dan komitmennya pada ETS. Harald Böttner adalah seorang ahli kimia dan pernah  memimpin divisi bisnis  Thermoelectric Systems  di Fraunhofer PHT hingga pensiun pada tahun 2012.

Dedikasi penelitiannya di bidang konverter energi termoelektrik dilakukan selama lebih dari 30 tahun. Konverter energi termoelektrik mengubah aliran panas secara langsung menjadi energi listrik. Tim Harald Böttner berperan besar dalam menentukan cara pemulihan panas limbah—disebut pemanenan energi.

Böttner memfokuskan penelitian termoelektrik untuk mengoptimalkan bahan termoelektrik dan teknik perakitan dan teknik untuk modul thermoelectric. Tim Harald Böttner bekerja sama dengan Infineon Technologies AG.

Tim Böttner merancang sebuah proses produksi batch untuk generator termos miniatur, pendingin Peltier, dan sensor termoelektrik yang berdasarkan teknologi platform MEMS yang tipis.

Harald Böttner merupakan salah satu pendiri Masyarakat Thermoelektrik Jerman DTG dan European Thermoelectric Society ETS. Harald Böttner juga anggota dewan International Thermoelectric Society ITS.

Dan trio peneliti muda Markus Fratz, Alexander Bertz, dan Tobias Beckmann juga mendapat penghargaan atas pengembangan teknologi holografi mudah mencari cacat produksi mobil (Bahan dilolah dari laman Fraunhofer IPM)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *