Energi, Renewable Sources

Rantai Pasok Sumber Critical Materials, Kunci Keberlanjutan Industri Baterei

ShareJika rantai pasok sumber critical materials terbatas, apakah industri baterei yang dibutuhkan kendaraan listrik dan alat rumah tangga terhambat? Penulis/editor: Marinus L....

Written by Marinus L Toruan · 2 min read >
Sumber Critical Materials

Jika rantai pasok sumber critical materials terbatas, apakah industri baterei yang dibutuhkan kendaraan listrik dan alat rumah tangga terhambat?

Sumber Critical Materials
Teknologi dan aplikasi yang digunakan pada proses produksi baterei bergantung pada ciritical raw materials sehingga kelanjutan industri berkelanjutan pad masa depan tanpa terbatasnya bahan baku, demikan bahasan Komisi Eropa beberapa waktu lalu. (Foto/@: European Commission)

Penulis/editor: Marinus L. Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Para ahli tambang dan pemerhati lainnya mencermati peresmian dimulainya ground breaking—pembangunan pabrik baterei  yang pertama di Indonesia di Karawang New Industry City, Jawa Barat belum lama ini.

Pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik yang pertama di Asia Tenggara itu adalah milik  LG Energy Solution, Hyundai Mobis, Hyundai Motor Company, dan KIA  Corporation diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

Sumber Critical Materials

Perusahaan-perusahaan asal Korea Selatan itu menggelontorkan investasi sebesar US$1,1 miliar untuk membiayai pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik—termasuk investasi lahan seluas 319.000 meter persegi.

Peresmian pabrik baterei itu digaungkan oleh pengurus Lembaga Kajian Nawacita (LKN) melalui  diskusi tingkat nasional  dengaan tajuk Penyediaan Sumber Critical Materials untuk Mendukung Industri Baterei Nasional.

Acara itu digagas oleh Komite Karbon Baru dan Material Maju-Lembaga Kajian Nawacita sebagai bentuk penyiapan daya dukung terhadap sumber mineral atau critical raw materials (CMs)—merupakan  material yang sangat esensial—guna mengetahui ketahanan industri dan ekonomi.

Salah satu cara untuk mengetahui potensi bahan baku adalah untuk menyiapkan rantai pasok dan melayani fungsi penting dalam manufaktur suatu produk industri yang berkelanjutan di Indonesia.

Penyelenggara berharap temu para ahli itu merupakan jembatan sinergitas kebijakan, dan menyiapkan solusi terhadap cadangan CMs di masa depan. Sekaligus menyiapkan skenario jangka panjang industri baterei di Indonesia sehingga keberlanjutan industri baterei berlangsung baik.

Para pembicara merumuskan jaminan inti pengembangan industri baru pada tahun-tahun selanjutnya. Hal itu merupakan pijakan yang kuat atas kebijakan terkait cadangan dan implementasi pengembangan bahan baku dengan beroperasinya industri yang utuh mulai dari hulu ke hilir.

Ketua umum Lembaga Kajian Nawacita,  Samsul Hadi menjelaskan, “LKN beranggotakan dari berbagai SDM yang unggul dengan  ragam keahlian dari lembaga riset, perguruan tinggu, pelaku industri, masyarakat,  dan media (komunitas Pentahelix), konsisten berupaya untuk menyiapkan dan mendukung era masa depan yang akan kita hadapi.”

Samsul Hadi melanjutkan, melalui sinergi kegiatan dalam bentuk dialog dengan bahasan utama terkait rencana, dan langkah percepatan implementasi industri baterei di Indonesia.

Dengan dukungan penyediaan material melalui kebijakan atas cadangan material (yang) kritis, perlu dibuat  kebijakan ekspor industri hilir, perkembangan teknologi masa depan—terkait  penyiapannya untuk industri yang mendukung pembangunan industri baterei.

Para pembicara dan naras umber pada dialog nasional bertajuk Penyediaan Sumber Critical Materials untuk Mendukung Industri Baterei Nasional yang diselenggarakan oleh pengurus Lembaga Kajian Nawacita belum lama ini. (Foto/@: Lembaga Kajian Nawacita)

Bagaimana kita melangkah ke depan dengan memanfaakan teknologi inovasi sebagai motor penggerak roda ekonomi?

“Langkah aksi kita siapkan sebagai bahan masukan (kepada) pemerintah untuk menjaga keberlanjutan, pasca peresmian industri baterei sehingga beroperasi secara berkelanjutan yang berdampak terhadap konstribusi tercapainya kesejahteraan masyarakat,” ungkap Samsul Hadi.

Sementara itu, staf khusus menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Irwandy Arif mengemumakan tiga pokok yang perlu dicermati oleh berbagai pihak.

Pertama, kebijakan penyediaan mineral dan batubara untuk mendukung industri, potensi mineral, dan sumber material kritis untuk industri baterei dan upaya litbang ESDM terhadap industri baterei.

Kedua, kebijakan melalui Undang-Undang No.3 Tahun 2020 yang tidak secara eksplisit menyebut penyediaan material kritis—guna memenuhi bahan baku industri dan energi, dan penyediaan rantai pasok mineral untuk pengembangan industri.

Ketiga, stok bahan mineral kritis berbeda di setiap negara, perlu pengkajian mengenai jenis mineral yang dibutuhkan untuk kemajuan industri utamanya pemenuhan bahan baku industri baterei.

Potensi kandungan mineral yang  kritis di bumi Indonesia—khusus bahan baku utama baterei—sebaiknya dipertimbangkan dengan dukungan pemerintah. .

Pihak-pihak terkait lainnya dalam mengembangkan teknologi ekstraksi yang digunakan unuk mengolah mineral-mineral yang kritis itu juga berperan besar.

Baca: Serapan Potensi Baterei Pasar Global sangat Besar, Gunakanlah Kendaraan Listrik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *