Energi, Renewable Sources

PGE Garap Proyek Panas Bumi di Kenya, Ekspansi ke Pasar Dunia

SharePertamina Geothermal Energy Tbk garap proyek panas bumi bersama perusahaan pengembang panas bumi di Kenya, Geothermal Development Company Ltd, dan Africa Geothermal...

Written by Rayendra L. Toruan · 3 min read >

Pertamina Geothermal Energy Tbk garap proyek panas bumi bersama perusahaan pengembang panas bumi di Kenya, Geothermal Development Company Ltd, dan Africa Geothermal International Ltd. Apa tujuan proyek panas bumi?

Foto bersama seusai kesepakatan antara PT Pertamina Geothermal Energy Tbk  Geothermal Development Company Ltd dan Africa Geothermal International Ltd (Foto/@: PT Pertamina Geothermal Energy Tbk)

Penulis/editor: Rayendra L Toruan

mmINDUSTRI.co.idPT Pertamina Geothermal Energy Tbk (sumber): Kesepakatan percepatan proyek panas bumi bertujuan untuk mengembangkan lapangan panas bumi di negara Afrika Timur.

Proyek itu merupakan eksplorasi dua lapangan panas bumi di Kenya yang dikembangkan oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) bersama kedua mitranya  dan segera dimulai pada tahun 2024.

Dokumen kesepakatan ditanda tangani di Nairobi, ibukota Kenya, pada 7 Maret 2024.  PT Pertamina Geothermal Energy Tbk bekerja sama dengan perusahaan pengembang panas bumi Kenya yakni Geothermal Development Company Ltd dan Africa Geothermal International Ltd untuk mempercepat pengembangan lapangan panas bumi di negara Afrika Timur itu.

Dalam pembicaraan tingkat tinggi yang dilangsungkan di kantor pusat GDC di Nairobi, Rabu (6/3/2024), PGE dan GDC mendiskusikan dukungan Pemerintah Kenya dalam percepatan proyek pengembangan lapangan panas bumi Suswa, area vulkanis yang terletak di wilayah Narok, Kenya.

GDC merupakan pengembang panas bumi yang sepenuhnya dimiliki Pemerintah Kenya.

Delegasi PGE yang dipimpin oleh Direktur Utama, Julfi Hadi dan didampingi oleh Direktur Eksplorasi dan Pengembangan, Rachmat Hidajat saat melakukan pertemuan dengan Chairman GDC Hon,  Walter Osebe Nyambati dan Managing Director & Chief Executive Officer GDC Paul Ngugi.

Dalam kunjungan bisnis di Nairobi, kehadiran Julfi Hadi yang melakukan pertemuan terpisah dengan Direksi AGIL Patrick Nyoike dan Ephraim Maina tentu berdampak positif bagi 47,6 juta penduduk Kenya yang mendiami sekitar 580.367 kilometer persegi (2019).

Menurut Direktur Utama PGE Julfi Hadi, pertemuan dengan para mitranya di Nairobi merupakan tindak lanjut kesepakatan awal yang telah dicapai dengan GDC dan AGIL pada 2023. PGE dan GDC pada 15 September 2023 menandatangani Non-Disclosure Agreement (NDA) untuk pengembangan potensi panas bumi di Kenya dan Indonesia.

Kesepakatan itu merupakan realisasi Memorandum of Understanding (MoU) untuk pengembangan lapangan panas bumi Longonot yang terletak di kawasan Great Rift Valley, Kenya.

Salah satu agenda utama pertemuan lanjutan dengan GDC adalah membahas hasil kajian teknis awal oleh PGE terhadap lapangan Suswa yang diperkirakan memiliki potensi sumber daya sebesar 200 MW.

Namun, masih diperlukan kajian lebih lanjut untuk mengonfirmasi besaran potensi tersebut melalui pengeboran eksplorasi.

Untuk itu, PGE dan GDC merencanakan penandatanganan Joint Development Agreement (JDA) yang akan mengatur peran GDC dalam eksplorasi pada 2 sumur pertama melalui skema government drilling dan kemungkinan eksplorasi lanjutan pada tiga sumur lain yang akan dilakukan oleh PGE.

Suasana diskusi antarpihak (Foto/@: PT Pertamina Geothermal Energy Tbk)

“Kami menargetkan implementasi JDA diwujudkan pada pertengahan 2024 dan target pengeboran oleh GDC di akhir tahun 2024 atau awal tahun 2025,” harapan Julfi Hadi.

 Sementara menurut Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGE, Rachmat Hidajat setelah pengeboran eksplorasi akan dilakukan studi kelayakan (feasibility study) guna mendapatkan kesepakatan pembelian tenaga Listrik atau power purchase agreement dengan tarif yang layak. 

“Akselerasi perlu memperhatikan dengan cermat seluruh tahapan dan beragam aspeknya agar perkembangan proyek semakin jelas dan terukur,” ujar Rachmat Hidajat.

Akselerasi pengembangan Lapangan Suswa secara bertahap sebanyak 4 unit PLTP, masing-masing berkapasitas 50MW dengan target commercial operation date (COD) unit 1 pada tahun 2027. Target utamanya menjadikan proyek Suswa sebagai lapangan panas bumi kelas dunia dengan kapasitas 500 MW.

Sementara itu, PGE dan AGIL telah menyepakati sejumlah aspek teknis, di antaranya penyiapan joint venture yang akan mengembangkan lapangan Longonot

Selain itu, PGE dan AGIL telah menyepakati pembelian tenaga listrik atau power purchase agreement sebesar 140 MW dan untuk tahap awal PGE akan melakukan pengeboran eksplorasi sebesar 35 MW yang ditargetkan akan on stream pada 2027.

“Untuk mengakselerasi implementasi kesepakatan ini, para pihak akan menandatangani definitive agreement setelah mendapat persetujuan internal korporasi masing-masing,” papar Julfi Hadi.

Kolaborasi PGE dan mitranya pada pengembangan lapangan Suswa dan Longonot di Kenya itu  menandai langkah PGE menjadi global player di sektor panas bumi dan menjadikan Kenya sebagai hub pengembangan panas bumi PGE di luar negeri sebagai bagian dari kontribusi menuju Net Zero Emission (NZE) secara global.

Kolaborasi ini didukung penuh Pemerintah Kenya melalui kehadiran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kenya dan akan didukung para pemangku kepentingan terkait, termasuk The Energy and Petroleum Regulatory Authority (EPRA), Kenya Power & Lightning Company (KPLC), dan Ketraco, dalam pertemuan PGE dan GDC.

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk merupakan bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi panas bumi.

Saat ini PGE mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan 1 Wilayah Kerja Penugasan dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW, di mana 672,5 MW dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skema Kontrak Operasi Bersama.

Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 80 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.

Sebagai world class green energy company, PGE berupaya menciptakan nilai dengan memaksimalkan pengelolaan end-to-end potensi panas bumi beserta produk turunannya dan berpartisipasi dalam agenda dekarbonasi nasional dan global guna mendukung Indonesia net zero emission 2060.

Pengembangan lapangan panas bumi memiliki manfaat yang signifikan, terutama dalam konteks energi dan lingkungan yang bermanfaat seperti dirangkum dari berbagai sumber:

  • Panas bumi adalah sumber energi terbarukan yang dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Dengan mengembangkan lapangan panas bumi, kita dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
  • Lapangan panas bumi memberikan pasokan energi yang stabil karena panas bumi tersedia sepanjang waktu, tidak tergantung pada cuaca atau musim.
  • Pengurangan emisi dengan menggantikan sumber energi konvensional dengan panas bumi, kita dapat mengurangi emisi CO2 dan dampak negatifnya pada lingkungan.
  • Pengembangan lapangan panas bumi menciptakan lapangan kerja lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
  • Pemanfaatan lahan yakni kawasan panas bumi dapat dimanfaatkan untuk keperluan energi tanpa mengganggu penggunaan lahan lainnya.
  • Proyek panas bumi yang dikengembangkan oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk di lapangan panas bumi Kenya tentu mendorong inovasi dan pengembangan teknologi terkait energi terbarukan.

Panas bumi diekstraksi dan diubah menjadi listrik melalui proses yang disebut geothermal power generation

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *