Inspiration, MICE

Sistem e-Voting Pemilu 2024 Berbasis Digital, Efisien dan Bangun Industri

ShareApakah sistem e-voting Pemilu berbasis digital dapat dilaksanakan? Modal Indonesia adalah Making Indonesia 4.0 dan generasi muda berpeluang membuat aplikasi dan desain...

Written by Rayendra L. Toruan · 3 min read >

Apakah sistem e-voting Pemilu berbasis digital dapat dilaksanakan? Modal Indonesia adalah Making Indonesia 4.0 dan generasi muda berpeluang membuat aplikasi dan desain voting machine. Sistem ini jauh lebih efisien ketimbang cara mencoblos dan kecurangan pun terhindar.   

Gambar ilutrasi pemungutan suara dengan menggunakan voting machine berbasis machine learning (Foto/@:  freepic.com/Pixabay)

Penulis/editor: Rayendra L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Beberapa sumber:  Ide pelaksanaan sistem e-voting Pemilu berbasis digital (mungkin) belum dapat kita lakukan pada tahun 2924. Pemungutan suara dengan sistem pencoblosan atau konvensional yang kita lakukan selama ini masih dianggap pilihan terbaik.

Hal itu ditetapkan oleh para wakil rakyat di DPR, Pemerintah, KPU (Komisi Pemilihan Umum), dan Bawaslu menghadapi Pemilu 2024. Indonesia belum menggunakan voting elektronik atau sistem e-Voting demikian keputusan bersama pada Mei 2022. 

Para stake holders sepakat bahwa sistem pencoblosan secara tradisional masih baik untuk dipertahankan demikian laman techno.okezone.com 

Sekadar mengingatkan kita pada Pemilu 2019 yang menimbulkan beberapa masalah pada pelaksanaan. Salah satu yang memprihatinkan adalah jumlah petugas KPPS yang meninggal mencapai 272 orang, 55 orang petugas Panwaslu, lebih dari 10 orang polisi, dan ratusan orang yang sakit. 

Sejak tahun 2018, Indonesia mengadopsi Industry 4.0 dengan Making Indonesia 4.0 maka dengan teknologi digital sistem e-voting dengan menggunakan voting machine berbasis digital driver platform maka pemungutan suara dengan sistem e-voting lebih akurat, efisien, cepat, dan memangkas biaya.

Dilansir dari liputan6.com, teknologi sistem e-voting membantu KPU saat mendeteksi jika terjadi kecurangan-kecurangan selama pemungutan suara. Salah satu teknologi yang  efektif digunakan adalah teknologi machine learning.

Teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) mampu  mengenali perilaku dan sikap tiap pemilih di setiap tempat pemungutan suara di Indonesia sehingga setiap penyimpangan dapat diketahui secara akurat dan cepat yang tentu saja hal itu meringankan beban penyelenggara.

Penggunaan teknologi machine learning justru membantu mendeteksi kecurangan dalam pemungutan suara pada Pemilu. 

Aplikasi machine learning memiliki teknologi yang memungkinkan komputer mudah mempelajari, menganalisis data, dan mengidentifikasi pola yang tersembunyi dalam data tersebut demikian cambridge.org menyimpulkan. 

Berkaitan dengan Pemilihan Umum 2024 di Indonesia, peran machine learning meliputi analisis data para pemilih. Teknologi mampu mengidentifikasi pola yang mencurigakan seperti adanya perbedaan yang signifikan antara hasil pemilihan dan hasil survei, atau adanya anomali dalam data pemilih tulis scienceexchange.caltech.edu 

Sebagai contoh, sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di California Institute of Technology  (Amerika Serikat) dengan menggunakan machine learning untuk mendeteksi kecurangan dalam pemilihan umum di Venezuela. 

Para peneliti menggunakan algoritma machine learning yang mampu menganalisis data pemilihan umum dan mengidentifikasi pola yang mencurigakan, seperti adanya perbedaan yang signifikan antara hasil pemilihan dan hasil survei, atau adanya anomali dalam data pemilih simpul cambridge.org 

Akan tetapi, meskipun teknologi machine learning mampu melakukan deteksi kecurangan dalam pemilihan umum, tentu saja teknologi ini tidak dapat menjamin bahwa semua kecurangan dapat terdeteksi. 

Untuk mengatasi tindak kecurangan, penyelenggara Pemilu dapat melakukan upaya lain seperti  pengawasan dan audit yang dilakukan secara berlapis—cara ini memastikan integritas pemilihan umum demikian laman journals.plos.org

Pemungutan suara pada Pemilu dengan menggunakan sistem e-voting membantu setidak-tidaknya meminimalisasi tindakan kecurangan dalam pemungutan suara. 

Keuntungan dari sistem e-voting pemilu bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, kecepatan, dan aksesibilitas dalam proses pemungutan suara ejournal.uin-suka.ac.id  

Selain itu, sistem e-voting berpeluang untuk mengurangi biaya yang terkait dengan pemilu, seperti biaya untuk mencetak kertas suara dan membangun tempat pemungutan suara. 

Akan tetapi, e-voting memiliki beberapa kekurangan, seperti rentan terhadap serangan peretasan dan kecurangan tulis umsu.ac.id

Aplikasi sistem e-voting 

Oleh sebab itu, pihak KPU harus pandai-pandai memilih aplikasi sistem e-voting baik yang dapat diup load melalui smartphone dan PC, seperti aplikasi Google Form, Poll Everywhere, Pollpop, Voliz, StrawPoll, Pollie, LINE Poll, dan Suggestify simpul antaranews.com 

Tentu saja penerapan sistem e-voting berkaitan dengan pihak pembuat regulasi yang harus membuat ketentuan sebagai persiapan pembangunan infrastruktur yang full dengan sistem digital melalui  internet atau mengadakan fasilitas TPS khusus untuk pelaksanaan sistem e-voting. 

Di samping itu, persiapan sistem e-voting membutuhkan waktu yang panjang agar mampu melayani para pemilih yang jumlahnya semakin banyak. Pemerintah dan KPU pun perlu melakukan literasi digital bagi masyarakat pemilih di  Indonesia. 

Pemilih leluasa memilih calon yang diinginkan melalui aplikasi e-voting yang tersedia di smartphone atau PC. 

Setelah memilih, suara pemilih akan tercatat secara otomatis dan data pilihan terkirim ke server pusat. Setelah pemungutan suara selesai, hasil pemilihan akan dihitung secara otomatis oleh sistem e-voting

Saat ini sudah tersedia banyak aplikasi e-voting untuk smartphone dan PC, seperti Google Form, Poll Everywhere, Pollpop, Voliz, StrawPoll, Pollie, LINE Poll, dan Suggestify. 

Namun, sebelum menerapkan sistem e-voting, perlu adanya regulasi dan persiapan infrastruktur yang akan melakukan full lewat internet atau juga membuat TPS khusus untuk e-voting. Sistem ini yang harus disiapkan, termasuk pengamanannya, agar tidak mudah menjadi korban peretasan

Beberapa negara telah menerapkan sistem e-voting dalam pemilihan umum seperti Kanada yang melakukan sistem e-voting dengan optical scan voting dan internet voting sejak tahun 1990-an. 

Selanjutnya Estonia merupakan pelopor dalam penerapan sistem e-voting sejak tahun 2005.  Estonia mengumpulkan surat suara melalui komputer dengan koneksi internet di mana pun di seluruh dunia. 

Demikian juga Swiss yang melaksanakan sistem e-voting dalam pemilihan umum sejak tahun 2004 meski menghentikan penggunaan sistem e-voting itu pada tahun 2019 setelah ditemukan kelemahan dalam sistem tersebut.

Sekali lagi, sistem e-voting memiliki beberapa keuntungan dan kerugian. Keuntungan dari sistem e-voting adalah meningkatkan efisiensi, kecepatan, dan aksesibilitas dalam proses pemungutan suara.

Pemilu dengan sistem  e-voting mengurangi biaya yang terkait dengan pemilu, seperti biaya untuk mencetak kertas suara dan membangun tempat pemungutan suara. 

Akan tetapi, persiapan sistem e-voting membutuhkan waktu yang panjang karena jumlah pemilih yang semakin bertambah dan perlu sosialisasi dan literasi digital bagi masyarakat Indonesia. 

Bahkan kampanye dengan penyebaran dan pemasangan poster atau baliho raksasa yang berdampak terhadap lingkungan dapat digantikan dengan sistem digital berbasis hologram. 

Tugas (baru) Presiden dan Wakil Presiden terpilih untuk periode 2024-2029 untuk mensiasati Pemilu 2029 dengan sistem e-voting menuju Indonesia Emas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *