Energi, Supporting

Sinar Lampu Merkuri dan Bekas Berbahaya, Bagaimana Memilih Lampu?

ShareTernyata  sinar lampu merkuri dan bekas berbahaya, jelilah memilih jenis lampu yang nyaman dan sehat.  Apa peran PT Arah Environmental Indonesia  terhadap potensi bahaya...

Written by Erwin Prasetyo · 2 min read >
Bagaimana Memilih Lampu

Ternyata  sinar lampu merkuri dan bekas berbahaya, jelilah memilih jenis lampu yang nyaman dan sehat.  Apa peran PT Arah Environmental Indonesia  terhadap potensi bahaya merkuri dan limbah?  

Bagaimana Memilih Lampu
Alat penerangan yakni lampu demikian fungsional dalam keseharian umat manusia—termasuk di sektor industri. Akan tetapi, lampu bekas dan kandungan merkuri berpotensi terhadap gangguan kesehatan dan keamanan. Sinar lampu merkuri dan bekas berbahaya, bagaimana memilih lampu? (Foto: Rayendra L. Toruan)

Perubahan gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap meningkanya kebutuhan listrik di Indonesia.

Satu menit saja listrik mati atau padam, kita sudah jengkel ke perusahaan pemasok aliran listrik yakni Perusahaan Listrik Negara (Persero). Arus listrik merupakan bagian dari kebutuhan utama kita.

Untuk itu, pemerintah meningkatkan pembangunan sumber listrik  agar mampu memenuhi konsumsi listrik. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)  memprediksi konsumsi listrik mencapai 1.129 kwh/kapita pada tahun 2018, dan tentu saja terus meningkat.

Sementara kapasitas total listrik mencapai 52.231 megawatt (MW) pada tahun 2018. Sebagian pasokan listrik itu digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, perkantoran, dan sektor industri.

Data dari Kementerian ESDM, elektrifikasi di Indonesia lebih dari 94,83 persen (2017). Artinya, jumlah rumah tangga yang belum menikmati aliran listrik di bawah 4 juta rumah tangga.

Tiap rumah tangga, gedung kantor, sektor industri, infrastruktur seperti jalan raya, pelabuhan, bandara, dan sarana lainnya menggunakan alat penerangan berupa lampu yang bentuk dan jenis berbeda bergantung pada fungsi dan lokasi penggunaan.

Menurut Asosiasi Perlampuan Indonesia—dikutip bisnis.com, kapasitas produksi lampu di Indonesia mencapai  20 persen dari total kebutuhan pasar domestik pada tahun 2018. Oleh karena itu, Indonesia masih membutuhkan ratusan juta lampu dari negara-negara lain.

Contohnya, produsen lampu Light Emitting Diode (LED) berjumlah 14 unit produksi (perusahaan) di Indonesia. Mestinya, bisnis lampu LED yang belakangan ini menggiurkan merupakan peluang bagi pemilik uang untuk investasi.

Produsen lampu di China, Taiwan, dan negara-negara lain selalu proaktif menggelar lampu buatan mereka di berbagai pameran di Indonesia. Apakah jenis-jenis lampu buatan asing itu sehat dan nyaman digunakan? Dari arena pameran, para eksibitor menggelar beberapa jenis lampu.

Contohnya  incandescent atau lampu pijar, lampu halogen, lampu compact fluorescent light (CFL) juga disebut lampu TL, lampu mercury, lampu sodium bertekanan rendah (SOX), dan lampu sodium bertekanan tinggi (SON), dan lampu LED.

Lampu pijar atau incandenscent mempunyai filamen kawat pijar yang  mengandung gas dan efficacy. Tegangan (voltase) lampu pijar biasanya 1,25 volt sampai 300 volt. Lampu halogen termasuk jenis  lampu pijar—digunakan sebagai lampu slide projector dan  film projector.  

Lampu floresen (TL) juga menggunakan gas flour yang dibangkitkan energi listrik dan menghasilkan berkas cahaya ultraviolet berguna untuk pembentukan phosphors—mampu meradiasi cahaya putih sehingga tampak berkas sinar keputihan.

Jenis lain adalah lampu mercury menghasilkan cahaya berdasarkan loncatan elektron di dalam tabung. Kontruksi lampu ini dua tabung yakni tabung dalam (arc tube) dan tabung luar.

Bentuk lampu merkuri seperti elips dan digunakan sebagai lampu penerangan di industri yang kondisi dan lingkungan kerja memiliki potensi debu.

Jenis lain adalah lampu sodium bertekanan rendah (SOX) atau lampu tabung (discharge lamp)—termasuk lampu tabung dengan pelepasan elektron dalam tabung gas (arc tube). Lampu sodium bertekanan rendah dan lebih efisien.

Sementara lampu sodium bertekanan tinggi (SON) yang pelepasan elektron  berlangsung di dalam tabung lampu. Temperatur kerja tabung lampu sodium bertekanan tinggi ini lebih tinggi.

Lampu LED yakni jenis dioda semikonduktor terdiri dari sebuah chip berbahan semikonduktor yang didop dengan ketidakmurnian. Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah struktur.

Bagaimana cara kita memilih jenis lampu yang baik dan sehat? Untuk menambah pengetahuan, kita simak nasihat yang tertulis di laman hellosehat.com tentang gangguan terhadap mata karena cahaya lampu.

Berkas cahaya dikelola oleh iris mata yang mampu mengecil dan memperlebar sesuai dengan berkas cahaya. Cahaya kemudian masuk ke retina yang memiliki sel-sel khusus yang disebut photoreceptor.

Sel  photoreceptor inilah yang mengubah sinar atau cahaya menjadi sinyal listrik yang mengalir menuju otak melewati jalur saraf optik. Otak pun menerjemahkan aliran listrik itu, dan kita jadi tahu jenis objek yang kita tatap atau lihat.

Alat penerangan seperti lampu atau cahaya matahari berperan besar membantu agar mata leluasa melihat objek. Timbul efek negatif dari lampu yang digunakan.

Contohnya radiasi panas ditimbulkan lampu pijar yang dapat merusak kornea, menimbulkan katarak, dan cedera retina. Lampu pijar berpotensi menimbulkan masalah rabun jauh.

Sedangkan lampu CFL menyebabkan tubuh mudah lemas, sakit kepala, mata iritasi, dan risiko gangguan penglihatan seperti keratitis dan konjungtivitis.

Sementara pencahayaan fluoresens meningkatan risiko penyakit mata akibat radiasi sinar UV yang menyebakan  katarak dan pterygia seperti diteliti Monash University Australia.

Simak penjelasan sinar lampu merkuri dan bekas berbahaya jika salah memilih jenius lampu. PT Arah Environmental Indonesia  siap membantu mengolah B3 limbah yang berbahaya dari bola lampu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *