Jawa, Potensi Daerah

PT Len Industri Jamin Kenyamanan Penumpang Skytrain

ShareAPMS menggunakan teknologi sistem sinyal modern tanpa awak atau sistem CBTC Driverless (Communication Based Train Control)—merupakan hasil inovasi para engineer  andalan  Len....

Written by Jurnalis Industri · 1 min read >

APMS menggunakan teknologi sistem sinyal modern tanpa awak atau sistem CBTC Driverless (Communication Based Train Control)—merupakan hasil inovasi para engineer  andalan  Len.  Bagaimana Len membuat sistem agar penumpang skytrain tidak jatuh?

Pembangunan APMS (Automated People Mover System) atau disebut skytrain. (Sumber foto: http://www.len.co.id/)

Warga di Bandung pasti membanggakan PT Len Industri yang ikut berperan serta membangun APMS (Automated People Mover System) atau disebut skytrain yang telah beroperasi menghubungkan 3 terminal di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta.

Perusahaan milik negara ini membangun  APMS dengan menggunakan 3 buah trainset yang bekerja sama dengan perusahnaan dari Korea Selatan.

Transportasi  APMS atau skytrain merupakan yang pertama dan satu-satunya sistem transportasi perkeretaapian di Indonesia yang menggunakan Platform Screen Door (PSD) dan diintegrasikan oleh Len—sebagai mekanisme pengamanan penumpang. Struktur PSD yang dipasang berjumlah 40 unit yang ditempatkan di lima stasiun.

PSD merupakan sistem pengaman untuk mencegah penumpang agar tidak jatuh ke guideway dari kendaraan atau di stasiun dengan memasang pintu geser pada ujung pinggir platform, dan meng-interface pintu tersebut dengan pintu kendaraan untuk membuka/menutup dan menjaga pintu tetap tertutup selama tidak digunakan.

APMS menggunakan teknologi sistem sinyal modern tanpa awak atau juga dikenal dengan istilah sistem CBTC Driverless (Communication Based Train Control) merupakan hasil inovasi para engineer  andalan PT  Len Industri.

Selain mengerjakan—termasuk mendesain sistem persinyalan, Len dipercaya menggarap sistem telekomunikasi dan substation pada proyek pembangunan skytrain yang pertama di Indonesia.

APMS termasuk variasi dari AGT (Automated Guideway Transit) yang berbasis roda (ban) karet. Bagi Len, proyek ini bisa menjadi pilot project untuk penerapan APMS yang akan dibangun di bandara-bandara lainnya di Indonesia.

Setelah sukses membangun skytrain di Bandara Soekarno-Hatta, Kementerian Perhubungan merencanakan pembangunan skytrain di Bandara International Ngurah Rai di Denpasar, Bali. Diprediksi jumlah penumpang yang menggunakan Bandara Ngurah Rai meningkat dari 20 juta menjadi 40 juta per tahun.  Oleh karena itu, pembangunan skytrain di Denpasar merupakan prioritas utama Kementerian Perhubungan. PT Len Industri bakal kebanjiran proyek.

Pengoperasian Automated People Mover System (APMS) atau skytrain di Bandara Internasional Soekarno-Hatta baru saja diresmikan (17 September 2017) bertepatan dengan Hari Perhubungan Nasional. Kereta yang bergerak tanpa awak itu melintas pada satu track dan satu rute destinasi dari terminal 3 ke terminal 2 dan sebaliknya pada tahap awal.

Pembangunan proyek APMS itu dilakukan oleh sinerji beberapa Badan Usaha Milik Negara—seperti PT Widjaya Karya Tbk, PT Angkasa Pura II, dan PT Len Industri—semuanya perusahaan pelat merah—termasuk perusahaan (industri pendukung) lainnya. (Sumber bahan: http://www.len.co.id/)

[box type=”note”]

Simak PERAN BUMN (2)
Len Industri Pembuat Skytrain, Kebanggaan Bandung

[/box]

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *