Merupakan pelaku utama dan satu-satunya industri alat sinyal perkeretaapian di Indonesia yang bisnisnya dimulai sejak 1980-an. Apa lagi sukses-sukses yang dicapai oleh Len Industri?
Kita harus akui bahwa di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang naik daun atau menghasilkan laba yang signifikan. Akan tetapi, masih ada beberapa perusahaan pelat merah yang total kerugian sebesar Rp3,4 triliun pada pada kuartal I tahun 2017. Akumulasi kerugian itu berasal dari 26 perusahaan seperti dilaporkan oleh kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Kita, lebih-lebih warga kota Bandung mengapresiasi manajemen PT Len Industri perusahaan yang menghasilkan elektronika transportasi—telah banyak digunakan perkeretaapian di Indonesia dan juga di beberapa negara.
Pembangunan skytrain di Bandara Internasional Soekarno-Hatta menelan biaya Rp950 miliar—sebesar Rp530 miliar digunakan untuk pengadaan rangkaian kereta, dan Rp420 miliar untuk pembangunan lintasan.
Perusahaan Len menempatkan keamanan dan keandalan produk dan sistem elektronik yang dibuatnya sebagai perhatian utama dalam pengembangan produk dengan moto failsafe–no compromise .
Menurut laman PT Len Industri, perusahaan yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat ini, merupakan pelaku utama dan satu-satunya industri alat sinyal perkeretaapian di Indonesia yang bisnisnya dimulai sejak 1980-an. Manajemen dan SDM tentunya sarat dengan pengalaman dan inovasi.
Len sukses membangun persinyalan kereta api nasional yakni SIL-02 (Sistem Interlocking Len-02) yang diterapkan di Jalur Utara Pulau Jawa Cirebon-Surabaya sepanjang 435 kilometer (km) melintasi lebih dari 55 stasiun dengan sistem telekomunikasi fiber optic.
Proyek prestisius yang lain adalah pembangunan Double Double Track (DDT) Manggarai-Cikarang sepanjang 32 Km yang terdiri dari 2 tahap yaitu Manggarai-Bekasi sepanjang 15 km dan Bekasi-Cikarang sepanjang 17 km, ditargetkan beroperasi pada tahun 2017.
Sebelumnya, PT Len berhasil mengimplementasikan CBI (Computer Based Interlocking) atau SIL-03 di Stasiun Gumilir, Cilacap Jawa Tengah—sistem interlocking berbasis komputer pertama di Indonesia.
Len memiliki anak perusahaan bernama PT Len Railway Systems dan PT Eltran Indonesia yang berperan sebagai EPC bidang Railway Transportation. Produk perkeretaapian yang dimiliki terbagi dalam 4 kategori : Railway Signaling System, Railway Telecommunication System, Railway Traction System, dan Railway Substation System.
Apa lagi produk Len di bidang transportasi perkeretaapian?
- Signalling System antara lain: Sistem Interlocking Len, Main Distribution Panel (MDP), Automatic Train Protection (ATP), CTC (Centralized Control System), Automatic Warning System(AWAS) & Level Crossing, LED Signal, TBI, dan Mobis.
- Telecommunication System antara lain: Digital Sentranik, Digital Gentanik, Backup Link Switch, Telecom Rack,
- Traction System antara lain: IGBT Static Inventer (IGBT SIV), Inverter Variable Voltage Variable Frequency (VVVF), Pantograph, dan
- Substation System antara lain: Visual Control Panel (VCP), Interconnection Panel, Linked Brake Device (LBD).
Selain berperan-aktif membangun sistem transportasi perkeretaapian, BUMN satu ini juga menggeluti bisnis teknologi informasi dan komunikasi, energi terbarukan, elektronika pertahanan, dan sistem navigasi, dan sebagainya. Semoga PT Len Industri berhasil mesejajarkan dirinya sebagai perusahaan kelas dunia.
Selamat kepada Zakky Gamal Yasin Direktur Utama Len dan Dewayana Agung Nugroho Direktur Utama PT Len Railway Systems serta para karyawan grup Len. Masyarakat (pengguna skytrain) membanggakan karya PT Len Inddustri. (Sumber bahan: http://www.len.co.id/)
[box type=”note”]
Simak PERAN BUMN (1)
PT Len Industri Jamin Kenyamanan Penumpang Skytrain
[/box]
Very good, kapan lagi kita buat hardware di dalam negeri Indonesia