Inspiration, MICE

Peranan Cognitive Internet of Things Semakin Mutlak, Bagaimana kita Bersikap?

ShareBagaimana peranan cognitive internet of things dalam proses digitalisasi yang kompetitif yang dibutuhkan dan digunakan di sektor industri? Kita harus melakukan beberapa...

Written by Rayendra L. Toruan · 3 min read >

Bagaimana peranan cognitive internet of things dalam proses digitalisasi yang kompetitif yang dibutuhkan dan digunakan di sektor industri? Kita harus melakukan beberapa langkah untuk mencapai kedaulatan dan kemandirian digital. 

Peranan Cognitive
Fraunhofer yang dipusatkan di Aplikasi proses digitalisasi yang kompetitif dan produksi yang lincah dan cepat  membutuhkan Cognitive Internet of Things (CIoT) yang digunakan di sektor industri. Ini menghubungkan dunia fisik dengan dunia digital berbasis data dan teknologi algoritma mesin pembelajaran yang memberikan layanan yang sangat cerdas. Aplikasi CIoT merupakan elemen kunci untuk kedaulatan digital dan daya saing ekonomi ekonomi seperti telah Jerman dan Eropa. Hasil penemuan tim ahli  sekitar komunikasi IoT, ruang data tepercaya, dan pembelajaran mesin, Peranan Cognitive Internet of Things semakin mutlak (Foto.@: Fraunhofer CCIT)

Penulis/editor: Rayendra L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Eropa yang dimotori para ahli di Jerman—khususnya para peneliti Fraunhofer CCIT—memberikan pelajaran sangat berharga tentang penggunaan Teknologi Internet Kognitif atau Cognitive Internet technologies atau Cognitive Internet of Things.

Peranan Cognitive Internet of Things

Teknologi Internet Kognitif atau Cognitive Internet of Things (CIoT) merupakan kunci kedaulatan digital dan daya saing ekonomi masa depan yang telah dibangun di Jerman dan Eropa. 

Ekonomi modern dunia sudah terkoneksi dengan digital. Apakah kita semakin siap untuk masa menyambut masa depan? Bagaimana penerapan teknologi digital di Indonesia sekarang ini?

Kita bersyukur bahwa Indonesia tidak ketinggalan dalam penerapan dan penggunakaan aplikasi teknologi digital berbasis Industri 4.0. 

Penerapan dan implementasi teknologi informasi dan komunikasi semakin terwujd dalam  kehidupan sehari-hari lebih-lebih sejak terjadi gelombang virus korona yang melanda dunia dan  Indonesia. 

Aplikasi #PeduliLindungi buatan Indonesia sangat membantu dalam membatasi penyeberan virus COVID-19 dan Indonesia mendapat pujian dari pelbagai negara atas keberhasilannya menekan laju penyebaran #Viruscorona.

Di bidang lain, seperti penyerapan dan penggunaan e-Commerce—selain berdampak signifikan terhadap pertumbuhan Tokopedia, Shopee, Bukalapak, start up, logistik, dan unicorn—juga menginspirasi jutaan masyarakat bertransaksi secara online. Bubur ayam pun bis akita pesan secara online.

Sementara instansi pemerintah meningkatkanperan e-Government dalam hal pelayanan masyarakat seperti pembukaan website lowongan kerja, layanan imigrasi, pembayaran pajak, pelayanan asuransi online, rekrut calon karyarwan, dan sebagainya. 

Aplikasi e-Learning sangat membantu sistem dan metode  pembelajaran yang diakses secara online. Anak-anak didik semakin memahami makna  implementasi aplikasi pendidikan formal dan nonformal mulai tingkat Pendidikan Dasart hingga pergituan tinggi. Para siswa belajar di rumah melalui smart phone.

Kita mengenal Ruang Guru, website Perpusnas, aplikasi learning management system, termasuk kursus singkat maupun e-School Management System, dan sistem pembelajaran yang mengintegrasikan sistem informasi akademik, program e-learning, teacher management system, dan lainnya.

Di bidang Kesehatan, kita mengenal e-Health  yang memudahkan layanan Kesehatan yang bermanfaat untuk konsultasi kesehatan secara online, layanan apotek online, mencari data rumah sakit. 

Di bidang pertanian aplikasi e-Agriculture seperti penerapan aplikasi TaniHub, Petani, LimaKilo, memerlukan waktu pengembangan di Indonesia. Misalnya aplikasi untuk mengetahui musim tanam yang tepat, mengetahui sumber ikan di laut, dan aplikasi-aplikasi lainnya seperti di tambang.  

Sedangkan aplikasi e-Banking telah diterapkan oleh bank nasional seperti   BCA mobile, Livin by Mandiri, BRImo, BNI mobile banking—semua dapat diakses melalui smart phone.  

Bagaimana pengembangan sepenuhnya untuk memanfaatkan potensi Industry 4.0 dan Internet of things (IoT)? Kita perlu melangkah ke tahap pengembangan berikutnya dengan menggabungkan kekuatan manusia dan teknologi digital untuk menciptakan Cognitive Internet of Things (CIoT). 

Dalam hal pemrosesan data, mesin dan komputer memang tidak ada duanya. Akan tetapi,  jika kita  ingin perangkat itu mampu dan meningkat secara mandiri mengenali konteks dan beradaptasi dengan situasi baru, kita perlu mengajari mereka cara belajar.

Peranan Cognitive Internet of Things

Penggunaan Cognitive Internet of Things (CIoT) lebih tepat dan cepat—telah teruji dalam proses bisnis yang mengoptimalkan perangkat secara mandiri untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber, belajar memahami, dan menjadi lebih cepat dan lebih tepat dari waktu ke waktu. 

Namun, meskipun hal itu telah tercapai, perusahaan tetap memegang kendali atas penggunaan data perusahaan setiap saat, bahkan di luar organisasi perusahaan. 

Dengan demikian hal itu  akan memungkinkan para ahli untuk berkolaborasi dengan unit otomatis secara efisien, bagi operator, dan produsen untuk meningkatkan sistem bersama-sama, dan bagi orang dan alat berat untuk berkomunikasi secara langsung melalui suara dan gerakan.

Teknologi Internet kognitif menghubungkan dunia fisik objek ke dunia digital data dan algoritme pembelajaran untuk membuat aplikasi yang sangat cerdas dan dapat dikontrol. 

Para ahli Fraunhofer Cluster of Excellence Cognitive Internet Technologies CCIT telah mengembangkan teknologi utama yang diperlukan untuk ini. 

Pengemgangan itu termasuk elektronik andal dan teknologi sensor cerdas yang mengumpulkan dan mengomunikasikan data secara real time, ruang data yang aman dan data sensitif dapat dibagikan dengan percaya diri dan aman, dan metode AI hybrid yang menggabungkan pembelajaran mesin dengan pengetahuan khusus.

Teknologi baru ini memunculkan model bisnis dan aplikasi baru untuk ekonomi—dan nilai tambah bagi seluruh masyarakat—mulai  dari persimpangan cerdas untuk kota masa depan hingga pertanian digital yang dapat merespons pertumbuhan populasi dan perubahan iklim.

Selanjutnya peran teknologi cerdas seperti di bidang kedokteran yang memungkinkan pengenalan dini atau diagnosis  dan pengobatan penyakit yang diderita oleh seseorang. 

Capaian kualitatif menuju kuantitatif terdiri dari beberapa huruf  namun jalannya terkadang panjang. Hal itu  terjadi pada teknologi pengukuran fluoresensi dan hingga saat ini, hanya investigasi kualitatif yang dapat dilakukan. 

Sebuah tim peneliti dari Institut Fraunhofer yang menangani Teknik Pengukuran Fisik IPM telah g memunculkan pengukuran kuantitatif dengan resolusi spasial tinggi dari metode untuk pertama kalinya. Hasil penelitian ituy menghasilkan Joseph von Fraunhofer Awards 2022.

Lebih rinci, simak  video https://www.youtube.com/watch?v=ZMTKywSV3Cs

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *