Bagaimana pengujian goyang getaran dilakukan agar baterei tak terpengaruh gerakan sasis kendaraan? Baterei kendaraan listrik harus tahan pada kondisi jalan lonjakan, gerakan kendaraan, dan tikungan jalan yang tajam. Ada empat jenis baterei, Indonesia kaya atas lithium-ion dan nickel-metal hydride.
Tim peneliti Fraunhofer LBF berhasil mengintegrasikan model kendaraan yang terkomputerisasi secara real-time ke dalam lingkungan nyata yang dikehendaki.
Pengujian Goyang Getaran
Dengan cara ini, para peneliti dapat mensimulasikan kendaraan dan kinerjanya di berbagai jenis jalan raya dengan masing-masing kondisi dan berdampak signifikan terhadap baterei.
Simulasi yang dilakukan oleh tim peneliti memungkinkan mereka untuk menentukan beban yang juga akan memengaruhi baterei dalam kondisi aktual yang berlaku di dunia nyata.
Artinya, meski uji coba di laboratorim, namun tim peneliti harus mampu menemukan informasi seperti yang sesungguhnya terjadi di jalan raya.
Di masa lalu, tes laboratorium biasanya dilakukan dengan profil arus baterei yang mengikuti kurva ideal. Akan tetapi, kurva itu terlihat sangat berbeda dengan kenyataan di jalan raya.
Lintasannya sangat dinamis dengan variasi acak, lonjakan tak terduga saat terjadi puncak beban. Oleh sebab itu, tim peneliti harus menentukan kondisi pengujian.
Jenis kendaraan apa yang menggunakan daya baterei jenis ini misalnya? Berapa berat muatannya? Berapa kilometer kecepatan yang direkomendasikan? Apakah permukaan jalan dalam kondisi rata dan halus atau banyak lubang?
Menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, tim peneliti membuat simulasi yang dimasukkan sebagai informasi ke dalam persamaan penghitungan.
Dengan data itu maka tim penguji dapat menghitung beban yang ditempatkan dan harus dimasukkan ke dalam baterei yang diuji.
Para ahli yang melakukan uji coba memperhitungkan interaksi yang kompleks. Sebagai contoh, jumlah daya yang diperlukan pada awalnya dapat bervariasi karena suhu baterei atau disebabkan parameter lainnya yang berubah.
Para peneliti terus-menerus melacak parameter aktual baterei dan memasukkan data bacaan itu kembali ke dalam simulasi.
Putaran memberi dan menerima inilah merupakan alasan kenapa uji coba harus dilakukan yang merupakan pengujian perangkat keras dalam loop.
Data input tidak tetap statis selama durasi tes atau uji coba berlangsung. Sebagai gantinya, data itu disesuaikan dengan cepat berdasarkan data yang bersumber dari simulasi dan bacaan yang diambil dari baterai.
“Kami memroduksi manuver mengemudi yang realistis dalam skenario pengujian yang kami lakukan. Misalnya keadaan mengemudi di jalan menanjak atau menurun atau kendaraan melewati tikungan tajam,” kata Dr. Riccardo Bartolozzi salah seorang pakar residen pada simulasi sistem numerik di Fraunhofer LBF.
Para peneliti menyelidiki bagaimana variabel lain mempengaruhi kinerja, misalnya, untuk menentukan apa yang terjadi ketika beban tambahan meningkatkan massa kendaraan hingga 20 persen.
Pengujian goyang juga dilakukan dengan menggunakan tabel getaran yang digerakkan oleh enam silinder hidrolik yang dapat memindahkannya ke segala arah agar dapat mengetahui dampak pada baterei gerakan sasis kendaraan.
Salah satu tantangan besar untuk pengujian perangkat keras dalam loop adalah simulasi harus berlangsung secara real time.
Misalnya, jika tes dilakukan untuk menyelidiki operasi sepuluh detik, maka seluruh simulasi mungkin tidak memakan waktu lebih dari sepuluh detik.
Ini adalah loop di mana hasil simulasi harus dicolokkan kembali ke tes untuk memperbarui simulasi dengan cepat saat percobaan berlangsung.
Para peneliti telah menyempurnakan kompleksitas perhitungannya agar baterei berfungsi dengan baik.
“Kami menjalankan simulasi terhadap berbagai tingkat kompleksitas untuk mencapai keseimbangan terbaik antara kompleksitas dan waktu komputasi,” kata Dr. Riccardo Bartolozzi.
Sistem yang disiapkan dan telah diuji coba semakin meningkatkan kualitas baterei untuk digunakan sebagai sumber energi untuk semua jenis kendaraan listrik atau all-electric vehicle (AEV).
Menurut laman energysage.com, sistem penyimpanan energi pada kendaraan listrik diproduksi dalam bentuk baterei. Jenis baterei bervariasi bergantung pada kendaraan listrik seperti all-electric vehicle (AEV) atau plug-in hybrid electric vehicle (PHEV).
Teknologi baterei dirancang untuk masa pakai misalnya sekitar 8 tahun untuk menjangkau 100.000 mil.
Beberapa jenis baterei dirancang bertahan selama 12-15 tahun di negeri yang beriklim sedang, dan 8-12 tahun di negeri beriklim ekstrem.
Sementara itu, empat jenis utama baterei yang digunakan dalam kendaraan listrik yang disebut lithium-ion, nickel-metal hydride, lead-acid, dan ultracapacitors.
Jangan lewatkan informasi ini yang berpeluang bagi Anda untuk berbisnis. Indonesia termasuk salah satu negeri penghasil terbesar di dunia bahan baku yakni lithium-ion dan nickel-metal hydride.