Human Development, MANEJEMEN&SAFETY

​Pengentasan Kemiskinan itu Mudah, Cara Astra dan Forum T20 Menginspirasi

ShareCara mengentaskan kemiskinan mudah dilakukan yang diawali ide, kemauan, dan program  terarah untuk memberdayakan warga secara konsisten dan berkelanjutan. Bukan sekadar bagi-bagi...

Written by Emilezola Sihombing · 3 min read >

Cara mengentaskan kemiskinan mudah dilakukan yang diawali ide, kemauan, dan program  terarah untuk memberdayakan warga secara konsisten dan berkelanjutan. Bukan sekadar bagi-bagi recehan.

Anggota Dewan Penasihat Yayasan Dharma Bakti Astra, Tonny Sumartono (kiri) dan Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia, Prof. Suahasil Nazara (kanan) pada acara Side Event Think20 (T20). Pengentasan kemiskinan mudah (Foto/@: Corporate Communications PT Astra International Tbk.)

Penulis: Emilezola Sihombing    Editor: Marinus L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Sebaris kalimat adagium berbunyi, berat sama dijinjing ringan sama dipikul. Ungkapan sarat makna ini selalu diterapkan oleh manajemen grup Astra secara konsisten dan terprogram yang terarah dengan melibatkan pelbagai kalangan.

Tujuan yang hendak dicapai agar bertumbuh dan berkembang bersama. Astra bukan sekadar bagi-bagi uang ratusan juta rupiah.  Untuk mencapai target dan hasil yang optimal dan tepat sasaran, manajemen grup Astra selalu melibatkan pihak luar Astra.

Contohnya, Astra mendukung kegiatan Side Event Think20 (T20) Indonesia yang diselenggarakan oleh Task Force 5 (TF5) T20, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), dan Oxford Poverty and Human Development Initiative (OPHI) Oxford University.

Para pihak yang mewakili lembaga tadi ikut serta mendiskusikan isu terkait kemiskinan, ketimpangan, sumber daya manusia, dan kesejahteraan masyarakat—ini merupakan  forum penutup  seri diskusi yang diselenggarakan oleh TF5 salah satu bagian dari T20.

Acara bertajuk Multidimensional Poverty in the Midst of the COVID-19 Pandemic: A Commitment to Reducing Poverty in All Its Forms itu dilaksanakan secara hybrid di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta belum alama ini.

Kegiatan itu mengelaborasikan buah pemikiran para ahli dan akademisi untuk mencari solusi atas tantangan isu kemiskinan yang dihadapi oleh negara-negara G20—salah satu imbas dari pandemi COVID-19.

Dekan FEB UI Teguh Dartanto, Ph.D. (kedua kiri), Ketua TF5 Dr. Asep Suryahadi (kedua kanan), dan Director of OPHI Oxford University Sabina Alkire (kanan). Pemandu dikusi Dr. Putu Geniki Lavinia Natih (kiri) (Foto/@: Corporate Communications PT Astra International Tbk.)

Tampil sebagai pembicara adalah Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia  Prof. Suahasil Nazara,   Rektor Universitas Indonesia  Prof Ari Kuncoro, Dekan FEB UI Teguh Dartanto Ph.D, Ketua TF5  Dr Asep Suryahadi, dan Director of OPHI Oxford University  Sabina Alkire.

“Pemerintah berkomitmen terus bekerja dengan fokus pada penanggulangan kemiskinan, khususnya kemiskinan multidimensi imbas pandemi COVID-19. Kami mengerti, masyarakat miskin dan rentan harus dilindungi dari dampak pandemik,” tandas Suahasil Nazara, Wakil Menteri Keuangan.

Selanjutnya, Suahasil Nazara menuturkan pihaknya  telah meningkatkan bantuan perlindungan sosial untuk melindungi kelompok masyarakat miskin dari dampak pandemi, tidak hanya dari aspek rumah tangga tetapi juga dari aspek bisnis seperti UMKM).

Partisipasi grup Astra adalah nyata seperti pada  kegiatan—ini  sejalan dengan kontribusi sosial Astra dalam mengentaskan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan sosial. Artinya, Astra bukan bagi-bagi uang receh.

Hingga kini, Astra telah membantu masyarakat untuk bangkit dan sejahtera melalui berbagai kontribusi sosial Astra yang berkelanjutan.

Chief of Corporate Affairs Astra,  Riza Deliansyah memaparkan pihaknya berharap agar dapat menjadi bagian dari solusi atas tantangan kesejahteraan masyarakat yang dihadapi Indonesia.

Astra selalu berupaya untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat melalui beragam kegiatan, seperti pembinaan kewirausahaan berbasis supply chain, kawasan, dan komunitas dengan penekanan pada keberlanjutan untuk mengoptimalkan dampak dan manfaat bagi masyarakat.

Sebagai bentuk dukungan Astra terhadap kegiatan T20, anggota Dewan Penasihat Yayasan Dharma Bakti Astra, Tonny Sumartono menyampaikan pemikirannya terkait peranan sektor swasta dalam mewujudkan kewirausahaan mandiri masyarakat melalui pembinaan dan pemberdayaan UMKM.

Sekretaris Pengurus Yayasan Dharma Bakti Astra Ida R. M. Sigalingging menghadiri acara diskusi. Secara keseluruhan, hasil diskusi bertujuan untuk meningkatkan komunikasi lintas negara antara para ahli dan pembuat kebijakan di bidang kemiskinan dan ketimpangan pembangunan di negara anggota G20.

Dikusi pun mendorong upaya berkembangnya keterkaitan antara riset akademik dan kebijakan publik. Dengan mengelaborasikan pemikiran para ahli dan akademisi guna mencari solusi atas tantangan isu kemiskinan di negara-negara G20.

Forum merekomendasikan  kebijakan berbasis riset yang kuat, independen, dan inklusif untuk menjadi pertimbangan para pemimpin G20 dalam bentuk T20 Communique.

Rekomendasi Task Force 5 meliputi Inequality, Human Capital, and Well-Being di 20 negara.

Memiliki tujuan untuk menjembatani kolaborasi riset antarnegara yang difokuskan pada pembahasan kemiskinan multidimensi, TF5 menghasilkan beberapa rekomendasi melalui kegiatan ini.

Pertama, ukuran kemiskinan konsumsi dapat diperkaya dengan ukuran kemiskinan multidimensi untuk memonitor pencapaian Indonesia, khususnya tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu mengakhiri kemiskinan di manapun dan dalam semua bentuk.

Kedua, ukuran multidimensi ini diharapkan dapat menjadi alat ukur pencapaian pembangunan Indonesia dan alat untuk membentuk fakta empiris (evidence-based policies) dalam pengentasan kemiskinan.

Pihak TF5 berharap agar hasil rumusan dari acara ini dapat berkontribusi terhadap perkembangan kebijakan penanggulangan kemiskinan di  negara-negara G20.

Kita apresasi upaya grup Astra dengan  241 anak perusahaan, ventura bersama serta entitas asosiasi, didukung oleh lebih dari 190.000 karyawan.

Model bisnis perusahaan yang terdiversifikasi menciptakan sinergi dan peluang di seluruh sektor industri termasuk Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi & Energi, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik, Teknologi Informasi, dan Properti.

Sementara itu, T20 merupakan engagement group resmi G20 yang melibatkan ratusan peneliti dan puluhan lembaga riset ternama di dunia. Kelompok ini berperan sebagai ‘bank ide’ bagi G20 dan bertujuan memberikan rekomendasi kebijakan berbasis riset kepada para pemimpin G20.

Kondisi yang kita saksikan  saat ini, pemulihan ekonomi tidak merata, ketimpangan meningkat, dan gesekan global perlu ditangani bersama melalui aksi global.

Keberadaan T20 dan kahadiran Astra semakin signifikan. #G20 Indonesia

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *