Engineering & Design, Industrialisasi

Pemetaan Dasar Laut dengan Menggunakan Robot

SharePemetaan dasar laut dengan menggunakan robot di kedalaman 4000 meter di bawah permukaan air, merupakan tantangan bagi para ahli. Bagaimana robot bekerja...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >
Pemetaan Dasar Laut dengan Menggunakan Robot

Pemetaan dasar laut dengan menggunakan robot di kedalaman 4000 meter di bawah permukaan air, merupakan tantangan bagi para ahli. Bagaimana robot bekerja di kegelapan dan tanpa kabel sebagai pemandu jalan yang ekstrim?

Pemetaan Dasar Laut dengan Menggunakan Robot
Robot yang bekerja di bawah permukaan air  laut sepenuhnya mandiri untuk menghadapi keadaan yang ekstrim. Pemetaan Dasar Laut dengan Menggunakan Robot (Sumber foto/©:   Design Studio)

Daerah yang akan dilewati robot demikian gelap dan hal itu merupakan tantangan bagi robot. Jalur yang dilewati robot seperti bawah permukaan air laut merupakan misteri. Pemetaan dasar laut dengan menggunakan robot mengungkap suatu misteri. Bagaimana caranya?

Oleh karena itu, Fraunhofer Institute of Optronics, System Technologies, and Image Exploitation IOSB dan Image Exploitation IOSB mengembangkan metode kemungkinan.

Tujuannya untuk menilai kenyataan di lapangan bukan hanya penjelasan “benar” atau “salah”, namun ditambahkan probabilitas tertentu yang mengindikasikan tingkat ketidakpastian kenyataan itu sendiri.

“Meskipun teknologinya sangat kompleks, robot memainkan peran penting untuk menguasai semua kemungkinan ketidakpastian itu,” jelas Profesor Jürgen Beyerer salah satu dari tim peneliti.

Robot membangun mampu tipe “model dunia” untuk kepentingannya. Carannya dengan mengamati dunia nyata. Robot kemudian menyimpulkan sesuatu. Robot mampu membuat asosiasi data, menafsirkan informasi baru, dan mempelajari pembuatan konsep baru. Pemetaan Dasar Laut dengan Menggunakan Robot

Dengan “struktur memori yang kuat” memungkinkan sebuah robot dapat digunakan di zona yang  berbahaya—seperti hasil penelitian Fraunhofer IOSB dengan menggunakan kendaraan secara mandiri yakni IOSB.amp Q1.

Platform yang mobile ini mampu mempelajari area terutama medan yang berat dan ekstrim bagi manusia. Tugas robot yang demikian berat tidak dapat dipecahkan hanya berdasarkan logika manusia.

Robot yang bekerja di bawah permukaan air laut beroperasi di kedalaman yang tanpa berkas cahaya atau gelombang radio yang menembus rintangan—seperti yang disampaikan oleh  manusia.

Robot di bawah arus permukaan laut bekerja dengan tingkat kemandirian tinggi tanpa bantuan manusia.

Robot meluncur di kedalaman dan tanpa kabel. Tugasnya adalah untuk mengumpulkan data dan  kemudian kembali membawa data ke kapal riset di mana para peneliti sudah menunggu.

Para peneliti memanfaatkan kompetisi Shell Ocean Discovery XPRIZE yang merupakan tantangan bagi para ahli di seluruh penjuru dunia.  Pemetaan Dasar Laut dengan Menggunakan Robot

Para peserta  yang ikut berpartisipasi untuk membuat peta dasar laut dengan skala besar di bawah kedalaman hingga 4000 meter. Bagaimana cara tim peneliti bekerja sama dengan robot?

Satu-satunya tim dari Jerman yang mengikuti kompetisi Shell Ocean Discovery XPRIZE  bernama Argonaut dari Fraunhofer IOSB. Tim peneliti mengawali pekerjaan mereka tanpa menggunakan robot.

Dengan cara  itu, tim beranggapan bahwa kondisi itu merupakan sistem pembelajaran yang banyak dampaknya terhadap kemajuan sektor industri.

Misalnya dengan metode pembelajaran tentang mesin yang digunakan untuk memeriksa situasi kompleks pada kondisi nyata seperti penggantian tes (uji coba) prototipe yang demikian rumit.

Di Fraunhofer Institute for Algorithms and Scientific Computing SCAI Institut Fraunhofer dibentuk  sebuah tim yang dipimpin oleh Profesor Jochen Garcke kepala divisi Numerical Data-Driven Prediction Department—telah menyelidiki berbagai metode yang dapat disesuaikan dengan tugas teknis tertentu.

Ketika tim mengembangkan kendaraan robot, dilakukan simulasi kecelakaan secara numerik. Caranya adalah dengan menggunakan fase pengembangan untuk optimasi komponen dan ketebalan lembaran logam saat simulasi berlangsung.

“Metode yang kami lakukan justru membantu untuk menyusun sejumlah besar data yang kompleks,” tutur  Garcke.

“Jenis data yang serupa dan  berbeda tidak mudah untuk mengetahuinya, misalnya kapan 50 langkah pembentukan data yang saling berbeda.”

Penelitian yang dilakukanh oleh tim ahli itu menghasilkan metode yang inovatif dan berguna bagi para insinyur yang bekerja di industri otomotif. Hasil lain yang didapatkan adalah kemampuan menganalisis data yang komparatif secara simultan dengan banyak simulasi.

Khususnya di dunia teknologi, istilah grey box menghasilkan suatu prosedur pembelajaran mesin. Sementara model black box tidak menggunakan fisik sebagai hal yang harus dipelajari.

Jika diturunkan sesedikit mungkin dengan menggunakan algoritma white box dan grey box menggabungkan pendekatan yakni  model analisis data yang diperkaya dengan pengetahuan fisik untuk mendapatkan analisis yang lebih berkualitas.

Dengan demikian, pemetaan dasar laut dengan menggunakan robot sesuai harapan tim peneliti (Bahan diolah dari laman Fraunhofer)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *