Human Development, MANEJEMEN&SAFETY

Peluang Karier di Bidang Sains dan Teknologi, Tantangan Bagi Orang Bertalenta

SharePeluang karier di bidang sains dan teknologi demikian besar bagi milenial bertalenta yang harus siap menghadapi gelombang digital disruption berbasis Internet of...

Written by Boromeus Sihombing · 2 min read >
Peluang Karier di Bidang Sains dan Teknologi

Peluang karier di bidang sains dan teknologi demikian besar bagi milenial bertalenta yang harus siap menghadapi gelombang digital disruption berbasis Internet of Things. Jadikan Indonesia sebagai negeri penemuan beragam ilmu dan sains. 

Peluang Karier di Bidang Sains dan Teknologi
Eksperimen yang menarik membuat profesi STEM menarik. Peluang karier di bidang sains dan teknologi, tantangan bagi orang bertalenta (Foto/©: Masyarakat Fraunhofer)

Anak-anak muda bertalenta di bidang sains dan teknologi berpeluang besar mengembangkan karier. 

Contohnya, lembaga  Fraunhofer-Gesellschaft meluncurkan program Talent Take Off di Jerman pada tahun 2009. Program mereka itu menginspirasi kita di Indonesia yang sedang berupaya meningkatkan kompetensi anak-anak muda atau generasi milenial.  

Program yang menginspirasi itu demikian tepat bagi kaum muda yang ingin menempuh karier  di bidang teknologi dan ilmu pengetahaun atau sains. 

Sebanyak 1.100 siswa yang telah mengikuti program itu, dan mereka mencari tahu prospek  karier di bidang matematika, ilmu komputer, ilmu alam, dan teknologi (MINT). Para peserta tekun mengikuti lokakarya, pelatihan, dan mengadaptasi hasil kunjungan dari berbagai tempat penelitian. 

Deskripsi pekerjaan demikian penting bagi para peneliti muda yang mendalami penelitian terapan di lembaga raunhofer—sekaligus sebagai dasar bagi masa depan pengembangan teknologi di Jerman.

Jerman adalah sebuah negeri bagi para penemu dan peneliti. Para peneliti adalah penggerak posisi ekonomi (Jerman) yang demikian baik dan siap berkompetisi di dunia internasional. 

Kepiawaian para peneliti merupakan penggerak dan pencipta dasar kemakmuran di Jerman yang dijuluki negara mesin itu. 

Meski berbagai lembaga telah menyelenggarakan pendidikan praktis yakni semacam vokasi, Jerman  masih merasakan kekurangan setengah juta pekerjaan bidang teknik dan ilmu pengetahuan atau sains.

Jerman memiliki posisi teratas dalam pendidikan sains dan teknologi yang kualitasnya standar internasional, menurut OECD, namun orang muda tidak memiliki gambaran yang akurat tentang apa yang tersembunyi di balik profesi teknologi dan ilmu pengetahuan.

Diakui bahwa kaum muda sangat ingin mengetahui kehidupan profesional dan seperti apa arti penelitian yang berorientasi aplikasi. 

Untuk menjawab pertanyaan itu, Fraunhofer dan Femtec GmbH mengembangkan program orientasi tiga tingkat bertajuk Talent Take Off

Fraunhofer menyajikan topik ilmiah yang disampaikan dalam lokakarya dan pada saat yang bersamaan ditampilkan peran perusahaan modern. 

Tujuannya untuk menghubungkan dunia pendidikan dengan industri. Artinya fokus pada penelitian ditransfer dengan orientasi aplikasi. 

Pembiayaan propgram ini ditanggung oleh Kementerian Pendidikan dan Penelitian Federal Jerman. Sejak tahun 2012, Fraunhofer mengambil alih pembiayaan itu—sesuai dengan tanggung jawab sosialnya sebagai lembaga terkemuka penelitian berorientasi aplikasi di Jerman dan Eropa. 

Ini menunjukkan tingginya proporsi peserta mengikuti Talent Take Off. Sebanyaj 15 persen karyawan wanita sangat tertarik mengikuti profesi di bidang sains, teknologi dan ilmu komputer.

Program yang sukses itu dilanjutkan dan Fraunhofer memberi penghargaan kepada jaringan karier Femtec dari Berlin dengan kontrak kerja sama dua tahun.  

Femtec mengatur dan mengoordinasikan berbagai format acara agar sesuai dengan kelompok sasaran masing-masing. 

Program Talent Take Off terdiri dari tiga modul Memulai dilanjutkan dengan modul Memulai dan kemudian modul pembentukan Jaringan—masing-masing ditempuh satu hingga tiga tahap.

Tiap kursus studi berlangsung selama 6 hari dengan juduk Talent Take Off – Getting Started bagi peserta (siswa) kelas 10 hingga 13. 

Selain pelatihan pembentukan minat, kekuatan dan tujuan yang berfungsi sebagai dasar untuk memilih kursus, ada juga diskusi dengan penasihat siswa dan siswa serta kunjungan ke Institut Fraunhofer.

Program Talent Take Off berlangsung  di Fraunhofer Institute sekali setahun. Kursus ini dirancang bagi calon sarjana bidang matematika, ilmu komputer, teknologi dan sains yang berlangsung selama 1 hingga 3 smester. 

Penyelenggara menggabungkan pendidikan kompetensi dengan wawasan eksklusif ke dalam penelitian terapan di Fraunhofer. 

Perusahaana yang berpartisipasi memiliki kesempatan untuk menginspirasi para siswa pada awal studi yang sedang mengikuti magang.

Kursus dan pelatihan merupakan strategi pembelajaran dan manajemen waktu atau manajemen proyek direncanakan bagi anak  muda. Bayangan terjadi dalam dua blok yang lebih pendek/

Setelah pengenalan institut, para peserta bekerja di institut yang dikunjungi—menginformasikan  tentang area kerja dan tugas nyata mereka sebagai karyawan yang berstatus mahasiswa. 

Para peserta mengunjungi anggota staf ilmiah yang menambah wawasan teladan dalam pekerjaan mereka dalam kelompok-kelompok kecil. 

Selama mengikuti acara empat hari para alumni Talent Take Off-Networking khususnya siswa kelas 10 hingga 13 sukses menjadi alumni program penelitian junior. 

Kuliah khusus ditawarkan pada penelitian saat ini di Fraunhofer dan lokakarya seputar belajar dan karier dalam sains dan penelitian (Informasi: www.fraunhofer.de/linking). 

Sebaiknya Indonesia menawarkan kerja sama untuk menyelenggarakan program Talent Take Off-Networking untuk menciptakan peluang karier di bidang sains dan teknologi yang cukup menantang bagi orang-orang muda bertalenta—sekaligus menjadikan bumi Indonesia sebagai sumber penemuan beragam ilmu dan sains.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *