Industrialisasi, Otomatisasi & Inovasi

Membangun Pabrik Masker dalam 4 Minggu, Motivasi Individu Sangat Tinggi

ShareBagaimana membangun pabrik masker pernapasan dalam 4 minggu? Indonesia dapat belajar dari cara Fraunhofer IPT, Moss, dan IBF Automation yang sukses memroduksi...

Written by Marinus L Toruan · 2 min read >
Pabrik Masker

Bagaimana membangun pabrik masker pernapasan dalam 4 minggu? Indonesia dapat belajar dari cara Fraunhofer IPT, Moss, dan IBF Automation yang sukses memroduksi 50.000 pcs masker per hari. Kualitas tingkat dunia, bukan masker aba-abal.

Pabrik Masker
Mitra proyek menetapkan tujuan besar untuk mendirikan fasilitas produksi hanya dalam waktu empat minggu yang mampu menghasilkan 50.000 pcs masker per sehari. Untuk mencapai target itu, kolaborasi mengacu pada rencana konstruksi persauhaan Moss GmbH. Kerja sama ini memanfaatkan pengetahuan para peneliti  Fraunhofer IPT dan IBF Automation di bidang konstruksi dan otomatisasi mesin khusus. Selanjutnya, tiga pabrik sedang dibangun di Jerman. Rencana kapasitas produksi ditargetkan  200.000 pcs masker per hari. (Foto/©: PantherMedia/Kzenon Presselizenz)

Lebih dari 200 negara yang membutuhkan masker pelindung pernapasan terhadap paparan #Coronavirus. Sebagian negara yang kurang siap, kalang kabut mencari masker. Jumlah orang yang membutuhkan masker terus meningkat.

Masker demikian penting untuk membantu melindungi tiap orang dari infeksi saluran pernapasan, lebih-lebih tim medis dan petugas non-medis di rumah sakit yang tak mungkin menjaga jarak aman yang diperlukan dan dipertahankan. 

Tim medis dan petugas non-medis harus merawat pasien terpapar Covid-19 dan orang di bawah pengawasan. Artinya, jarak aman—sesuai dengan protokol kesehatan—tidak selalu dapat dipertahankan.

Salah satu pelindung terhadap wabah #Coronavirus adalah masker  yang kebanyakan adalah jenis masker bedah yang diproduksi sebelum pandemik Covid-19 merebak ke lebih 200 negara. 

Masker bedah memilki kekurangan sehingga tim penyediaan layanan kesehatan yang mestinya teratur dan terpadu—dalam perjuangan untuk melawan pandemi #Coronavirus lebih sulit bekerja. Jerman dan beberapa negara di Eropa menghadapi kesulitan dalam penyediaan masker berkualitas.

Bagaimana mengatasi keadaan agar tak sampai stagnan? Institut Fraunhofer untuk Teknologi Produksi IPT merancang dan mendirikan pabrik untuk memroduksi masker bedah  lebih berkualitas. Faunhofer bekerja sama dengan pembuat mesin yakni  IBF Automation GmbH dan Moss GmbH.

Pada langkah pertama, pembuat mesin membuat prototipe lengkap dengan sistem termasuk kontrol mesin yang difasilitasi oleh kedua perusahaan itu. Secara paralel, para insinyur di Fraunhofer IPT  mengerjakan langkah-langkah proses yang menentukan untuk produksi topeng pelindung paru-paru.

Saat merencanakan pendirian pabrik, tim mitra mempertimbangkan seluruh rantai pasokan bahan baku seperti produk bahan baku masker yang tentu bukan tenunan dan sertifikasi setingkat internasional dan manajemen rantai pasokan. Pabrik masker dibangun selama empat minggu.

Setelah prototipe pertama selesai, kinerjanya dioptimalkan di ruang mesin Fraunhofer IPT—berkaitan dengan skala produksi sekaligus mengotomatisasi produksi masker medis ke skala industri dan bisnis. 

Seluruh inisiatif tim pakar difokuskan pada penggunaan kapasitas bebas yang masuk akal selama berlangsng krisis #Coronavirus. Artinya, semua orang yang terlibat memberikan konstribusi yang signifikan. 

Penyebaran wabah pandemi Covid-19 yang mendunia seolah memaksa kapasitas terpasang dinaikkan oleh departemen menjahit perusahaan Moss. 

Kompetensi intinya adalah mencetak masker dan konstruksi mesin dapat digelar di  pameran dagang dan atau perdagangan ritel. Padahal perusahaan Moss pada awal berdirinya bukanlah produsen mesin khusus topeng non-medis. 

Direktur Pelaksana Moss GmbH, Peter Bottenberg memutuskan untuk  memproduksi masker bedah yang  dapat digunakan sebagai topeng pelindung pernapasan terhadap paparan Covid-19

Peter Bottenberg bekerja sama dengan kantor Moss di China dan Amerika Serikat untuk mendapatkan rencana konstruksi khususnya produksi masker bedah. Ia pun memberikan penghargaan kepada pembuat mesin lokal IBF Automation GmbH dan Fraunhofer IPT. 

Kerja sama itu berhasil membangun tiga sistem dalam waktu yang sangat singkat setelah pembuatan prototipe mesin dan masker yang diproduksi secara massal. 

“Saya sangat terkesan dengan kecepatan kerja sama ini! Saya pikir hasil kerja sama sangat sempurna. Bagaimana tim bekerja sama dan bagaimana memotivasi setiap individu, upaya yang gigih,” tandas Bottenberg. 

Aplikasi digital platform  menghubungkan kebutuhan fasilitas medis dengan kapasitas perusahaan manufaktur Distribusi topeng yakni perusahaan MNS yang berorientasi permintaan yang dihasilkan. Mitra kerja sama didukung oleh RWTH Aachen Campus yang menyiapkan digital platform.  

Aplikasi itu dibuat hanya dalam Bahasa Jerman, yang dapat diakses secara gratis oleh perusahaan manufaktur dan pihak yang ingin menjadi pengadaan profesional dan rantai logistik. 

Semua perusahaan utilitas di seluruh Jerman dapat mengirimkan proposal kerja sama dengan basis digital platform. 

Berdasarkan persyaratan yang terdaftar pada platform, pemasok yang sesuai kemudian dipilih yang memenuhi persyaratan kualitas dan sertifikasi hukum. 

Sejauh ini, kalangan medis melaporkan kebutuhan berupa lebih dari satu juta pcs masker bedah, 1,3 juta pakaian medis, 4,3 juta sarung tangan nitril, dan 896.000 masker seri FFP2.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *