AUTO-TECH, Materials

Bosch Menggunakan Mesin Starter dan Pompa Pendingin Udara, Manfaatkan Kotoran Organik

ShareApa tujuan Bosch menggunakan mesin starter dan pompa pendingin udara? Untuk apa memanfaatkan kotoran organik?   Perusahaan Bosch  yang melakukan produksi ulang limbah...

Written by Jeremius Bawono · 2 min read >
Mesin Starter

Apa tujuan Bosch menggunakan mesin starter dan pompa pendingin udara? Untuk apa memanfaatkan kotoran organik?  

Mesin Starter
Bahan-bahan mentah dapat diperbarui seperti kayu yang dirancang untuk menggantikan minyak sebagai bahan bakar yang digunakan membangkitkan mesin manufaktur bahan kimia. Bosch menggunakan mesin starter dan pompa pendingin udara (Sumber foto/@: MEV/Fraunhofer) 

Perusahaan Bosch  yang melakukan produksi ulang limbah menggunakan mesin starter, generator, pompa pendingin udara. 

Sedangkan pendistribusian panas (energi) dilakukan dengan pompa penyuntik diesel. Limbah logam yang diolah kembali menghasilkan 3,3 juta suku cadang yang dapat digunakan kembali. Penggunaan raw materials menjadi lebih efisien.

Kemungkinan untuk mencapai efisiensi yang lainnya adalah dengan menggunakan kotoran organik dan sumber daya yang diperbarui dan selanjutnya dapat dipakai. Cara ini dipilih oleh para ilmuwan di Fraunhofer Center for Chemical-Biotechnological Processes CBP. 

Tim peneliti tidak menggunakan bahan bakar minyak sebagai pembangkit energi. Mereka menggunakan kayu sebagai bahan bakar yang menghasilkan energi misalnya di pabrik plastik dan bahan kimia. Sedangkan limbah kayu dapat diurai ke dalam unsur lignin dan selulosa. 

Gabungan para peneliti berasal dari 12 perusahaan (industri) dan lembaga-lembaga penelitian, dan selaku kordinator, tim peneliti Fraunhofer CBP mengembangkan sebuah teknik dengan menggunakan material kayu sebanyak 80-90 persen. 

Manufaktur produk-produk lain yang berbasis minyak secara tradisional dapat menggunakan sumber daya yang dapat diperbaharui. 

Sedangkan tim peneliti Fraunhofer Institute for Process Engineering and Packaging IVV berhasil memanipulasi bahan biopolimer di dalam air agar menjadi lebih kental yang kemudian menjadi oli. 

Sedangkan oli pendingin yang bebas minyak dan bahan mineral telah digunakan di dalam industri pengolahan logam. 

Para pekerja di Jerman menjalani kehidupan dengan bekerja lebih lama dibandingkan dengan sebelumnya—ketika keadaan normal. 

Dampak pandemi #Coronavirus menjadikan perlindungan kesehatan dan ergonomi di tempat kerja menjadi isyu yang terpenting diterapakan sesuai ketentuan. 

Sementara sistem produksi mengandalkan tiga pilar  meliputi efisiensi, keamanan emisi-emisi, dan ergonomi sehingga daya saing di pasar global menjadi kut pada masa mendatang. 

Bagaimana menjadikan energi lebih otonom  pada proses produksi? Hal itu menjadi tantangan bagi para ilmuwan untuk menciptakan proses produksi yang dilaksanakan secara independen tanpa bergantung pada pasokan energi eksternal

Garis yang sedemikian rupa itu dirancang oleh ilmuwan  Fraunhofer IWU. Lebih tujuh tahun silam, tim peneliti yang mendalami produksi yang efisien penggunaan sumber daya dan bahan baku dimulai dengan meletakkan perkembangan dan kemajuan teknologi yang diuji  berdasarkan pada kondisi nyata perusahaan. 

“Penggunaan yang optimal atas sumber daya yang tersedia menjadikan perusahaan mampu bersaing secara meyakinkan pada masa mendatang,” tegas Prof. Reimund Neugebauer, Presiden Fraunhofer-Gesellschhaft. 

Inovasi-inovasi yang menghasilkan efisiensi mengurangi kebutuhan Jerman untuk mengimpor bahan mentah dan energi. 

Hal itu tidak hanya menguntungkan bagi  pelaku industri, juga bermanfaat bagi seluruh perekonomian Jerman. 

Proses produksi merupakan aspek yang berulang pada operasional pabrik—termasuk  bisnis—tentu saja dapat dioptimalkan untuk meningkatkan efisiensi. 

Dalam pengaturan manufaktur misalnya, proses produksi bertujuan untuk menjaga tingkat efisiensi besar (mungkin) dan penting—secara langsung berdampak pada total output dan kepuasan pelanggan. 

Efisiensi pada siklus produksi mudah dilakukan tanpa proses pemesanan yang efisien untuk menghitung kemungkinan faktor rumit seperti peyediaan jumlah stok di gudang, volume penjualan, dan tren bisnis. 

Mencapai efisiensi pada siklus manufaktur jauh melampaui penerapan strategi lean manufacturing yang berfokus pada proses manufaktur secara nyata. 

Hal itu membutuhkan analisis atas semua elemen siklus manufaktur yang terlibat. Misalnya pengalokasian (data) pesanan, proses produksi di manufaktur, dan pengiriman produk hingga di tangan konsumen.

Perusahaan yang fokus pada proses—pada periode manufaktur itu sendiri, sering tidak menyadari bahwa pemborosan dan inefisiensi mungkin  dirancang ke dalam produk. 

Siklus efisiensi di manufaktur dimulai dengan baik sebelum produk diproduksi secara masal dan berlanjut saat  produk-produk dikirim dari lantai pabrik.

Perusahaan harus memahami setiap aktivitas yang dilakukan untuk menyediakan produk yang kompetitif, karena hal itu berdampak pada efisiensi dan siklus produksi di manufaktur.

Setiap elemen dan siklus produk seperti penerapan inovasi, desain, pengembangan desain dan produk, pengujian dan pemeriksaaan, apakah suatu manufaktur  menghilangkan limbah yang berasal dari seluruh proses produksi?

Manajemen perusahaan seperti pabrikasi kendaraan harus cermat mengihitung dan menganalisis berdasarkan data (Diolah dari  Efficient manufacturing processes tulisan Birgit Niesing, Fraunhofer, dan sumber lain)

Baca: Menghadapi Kelangkaan Bahan Baku, Gunakan Teknologi agar lebih Efisien

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *