Management System, MANEJEMEN&SAFETY

Meningkatkan Daya Saing Produk, inilah Manfaat SNI bagi Manufaktur

ShareBagaimana meningkatkan daya saing produk agar berdaya saing  global?  PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. milik Prajogo Pangestu memiliki sertifikat SNI. Produknya mudah...

Written by Marinus L Toruan · 3 min read >

Bagaimana meningkatkan daya saing produk agar berdaya saing  global?  PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. milik Prajogo Pangestu memiliki sertifikat SNI. Produknya mudah masuk ke Thailand, Filipina, China, dan India.  

Pabrik petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Pelaku memiliki sertifikat SNI (kiri) melalui Badan Standardisasi Nasional yang dikepalai oleh Kukuh S. Achmad (kanan) (Foto/@: PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.)

Penulis/editor: Marinus L Toruan

mmINDUSTRI.co.id –  Asian Business Review (sumber): Jumlah aset salah seorang konglomerat dan orang terkaya ke-7 di  Indonesia, Prajogo Pangestu terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pemilik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. ini mengisi kebutuhan petrokimia  industri di Indonesia, juga diekspor ke Thailand, Filipina, China, dan India. Apa rahasianya?

Sebagai salah satu manufaktur di Indonesia, PT Chandra Asri Petrochemical memenuhi standar baru sebagai parameter tingkat  kualitas dan daya saing di pasar dunia.

Salah satu standarnya adalah kepemilikan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dicapai melalui proses assessment—ini  memastikan kualitas produk sesuai standar dunia.

Tiap manufaktur yang ingin mendapatkan sertifikat, maka  SNI mewajibkan perusahaan memenuhi seperangkat standar dan penilaian untuk tiap produk yang diproduksi di pabrik.

Jika tiap produk mendapatkan sertifikat SNI maka produk buatan perusahaan lebih berpeluang memasuki pasar internasional. Capapaian itu sekaligus sebagai langkah penting untuk memposisikan Indonesia menjadi salah satu pemain utama industri manufaktur global.

Jumlah perusahaan yang menerapkan SNI meningkat 19 persen  dari tahun 2020 ke 2021 dan pada  2019 ke tahun 2020 menjadi 68 persen. Pada tahun 2022, SNI mencatat standar internasional meningkat 3.180 atau 26 persen  dari total 12.006 SNI yang berlaku.

Menurut Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad, persyaratan SNI didasarkan pada kesepakatan antara pemerintah dan badan  internasional. Pertimbangannya, perusahaan memenuhi  keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“SNI dirumuskan berdasarkan standar internasional untuk meningkatkan akseptabilitas produk Indonesia, baik barang maupun jasa, di pasar global,” tandas S. Achmad seperti dikutip Asian Business Review.

Proses pencapaian SNI berdasarkan standar internasional sehingga dapat menjamin suatu produk–seperti barang, jasa, sistem, atau proses–memenuhi persyaratan standar secara konsisten agar dapat meningkatkan kinerja dan efektifitas perusahaan—ini akan meningkatkan daya saing.

SNI disusun oleh panitia teknis yang anggotanya terdiri dari perwakilan pemerintah, pengusaha, konsumen, dan akademisi. Tim ini bekerja untuk akan memastikan bahwa kepentingan pemangku kepentingan dapat diakomodasi.

Penyusunan SNI dilakukan berdasarkan perjanjian internasional Technical Barriers to Trade (TBT WTO) Annex 3 of the Code of Good Practice for the Preparation, Adoption and Application of Standards yang menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi, konsensus, efektivitas, relevansi, dan koherensi.

Perumusan SNI ditetapkan sebagai PNPS (program nasional perumusan SNI) untuk selanjutnya dikembangkan dan dibahas oleh tim teknis yang bekerja untuk mencapai kesepakatan. Pihak SNI pun melakukan jajak pendapat untuk menjaring aspirasi masyarakat luas.

Melalui proses perumusan, BSN memastikan bahwa SNI memberikan manfaat bagi perusahaan yang menerapkan standar SNI.

“Perusahaan dapat memenuhi persyaratan regulasi pemerintah, harapan konsumen serta dukungan justifikasi ilmiah dari pakar terkait yang terlibat dalam perumusan SNI,” jelas Kukuh S. Achmad.

BSN komit berupaya meningkatkan pangsa pasar produk-produk yang menerapkan SNI berstandar internasional.

Contohnya peningkatan penerimaan melalui mekanisme pengakuan penilaian kesesuaian di tingkat regional Asia (APAC/Asia Pacific Accreditation Cooperation) dan internasional (IAF/International Accreditation Forum and ILAC/International Laboratory Accreditation Cooperation), bilateral, regional, dan internasional.

BSN mendorong perusahaan yang menerapkan SNI untuk memperluas pangsa pasarnya, selain di dalam negeri  juga internasional. Kerjasama Free Trade Agreement antara Indonesia dan negara mitra dimanfaatkan oleh perusahaan untuk melakukan penetrasi ekspor ke pasar internasional.

Kerja sama FTA Indonesia dilakukan melalui South Korea FTA, KDEI TETO (Taipei Economic and Trade Office), ASEAN China FTA, ASEAN Korea FTA, ASEAN India FTA, ASEAN Japan FTA, dan ASEAN Hong Kong FTA. Selain itu, BSN juga menjalin kerjasama dengan Badan Standardisasi negara-negara di kawasan Asia seperti BIS (India), KATS (Korea), dan JISC (Jepang).

Manfaat SNI

Salah satu perusahaan yang mendapat manfaat dari penerapan SNI adalah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk., produsen petrokimia (Indonesia) yang mencatat pendapatan bersih senilai  $1,94 miliar per kuartal ketiga tahun 2022.

Pada tahun 2022, Chandra Asri diakui oleh BSN sebagai perusahaan terbaik yang konsisten menerapkan SNI. Perusahaan ini telah menerapkan berbagai standar, memiliki komitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan dan mengirimkan perwakilannya untuk menjadi anggota panitia teknis di industri kimia organik.

Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy Chandra Asri, Edi Riva’i mengatakan, perseroan selalu memastikan kualitas produk yang baik. sesuai SNI untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan produk terbaik.

Direktur Hukum, Luar Negeri & Ekonomi Sirkular Chandra Asri, Edi Riva’i

“SNI dapat memperbaiki sistem dan proses, ini salah satunya untuk menghindari pemborosan yang disebabkan produk off-grade atau produk yang tidak memenuhi spesifikasi yang disebabkan bahan baku berkualitas rendah,” jelas Edi  Riva’I kepada Asian Business Review.

Dengan penerapan SNI, perusahaan memiliki acuan standar produk yang akan dihasilkan, dan  pedoman untuk melakukan perbaikan terus menerus terhadap sistem, proses, produk, layanan, dan bisnis.

Penerapan SNI membedakan produk Chandra Asri dengan produk sejenis yang memiliki kualitas di bawah standar dan berpotensi menimbulkan persaingan tidak sehat. Penerapan SNI merupakan salah satu strategi Chandra Asri untuk unggul terutama di pasar domestik.

Melalui penerapan SNI, kepercayaan pembeli terhadap kualitas produk Chandra Asri akan terus dikembangkan dan terus ditingkatkan, yang secara paralel akan meningkatkan reputasi positif perusahaan.

“Produk perusahaan semakin berdaya saing sehingga berkontribusi dalam peningkatan daya saing industri dan perekonomian nasional, serta dapat bertahan di tengah gempuran produk impor dari perusahaan sejenis yang ingin menembus pasar Indonesia,” tambah Edi Riva’i.

Saat ini Chandra Asri fokus membantu pemerintah Indonesia dalam memenuhi kebutuhan bahan baku plastik berkualitas untuk industri hilir nasional karena hingga saat ini pasokan dalam negeri masih kurang dari permintaan.

Menurut perseroan, dalam 5-10 tahun ke depan, kapasitas terpasang industri petrokimia nasional akan terus meningkat didukung dengan beroperasinya kompleks petrokimia kedua Chandra Asri, dan pada saat itu diharapkan Indonesia sudah mampu mandiri memenuhi kebutuhan bahan baku plastik nasional.

Industri petrokimia nasional akan lebih serius menggarap pasar regional dan global yang dilakukan oleh Chandra Asri yang  berpengalaman mengekspor produknya ke beberapa negara, seperti Thailand, Filipina, China, dan India.

Selamat kepada Pak Prajogo Pangestu!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *