Pihak lain dapat memanfaatkan big data untuk kepentingan sendiri. Bagaimana suatu industri manufaktur atau organisasi menyimpan big data yang merupakan aset sangat berharga?
Penulis/editor: Rayendra L. Toruan
mmINDUSTRI.co.id – Hati-hati melindungi data perusahaan atau organisasi. Data merupakan mata uang di masa depan.
Oleh sebab itu, kita harus melindungi informasi atau big data atau kumpulan sejumlah data besar misalnya data kependudukan.
Berita pencurian dan penjualan data lagi heboh pada hari-hari belakangan ini. Data pribadi demikian mudah diperjual-belikan oleh pihak-pihak yang semestinya diusut oleh otoritas berwajib seperti kepolisian Republik Indonesia.
Contohnya, penggunaan big data di sektor industri. Bagaimana suatu perusahaan atau organisasi dapat mengakses sejumlah besar data yang dihasilkan oleh mesin, dan selanjutnya digunakan sebagai upaya memodernisasi suatu produk atau meningkatkan jasa pelayanan?
Sebaiknya, kita memahami pengertian big data atau kumpulan sejumlah informasi yang mengandung lebih banyak variasi dan model.
Memanfaatkan Big Data dalam Proses Produksi
Data dihimpun dalam volume besar dan terus meningkat jumlahnya dengan kecepatan tinggi bergantung pada aplikasi yang digunakan.
Pengertian lebih sederhana lagi bahwa big data merupakan kumpulan sejumlah informasi yang demikian kompleks dan berasal dari berbagai sumber.
Data itu sangat banyak, dan membutuhkan perangkat lunak untuk melakukan proses data dan mengelolanya agar bermanfaat bagi pengguna.
Oleh sebab itu, kita harus tahu cara menangani dan mampu menganalisis data yang kemudian mengekstraknya menjadi informasi secara sistematis.
Kumpulan data yang terlalu besar atau kompleks memerlukan penanganan dengan menggunakan perangkat lunak atau aplikasi pemrosesan.
Menurut laman Wikipedia, data memiliki banyak bidang (kolom) yang punya potensi kekuatan statistik yang lebih besar.
Sedangkan data dengan kompleksitas yang lebih tinggi atau lebih banyak atribut atau kolom—bisa terjadi tingkat penemuan palsu yang lebih tinggi.
Tantangan yang kita hadapi adalah cara menganalisis big data termasuk menangkap data, penyimpanan data, analisis data, pencarian, berbagi, transfer, visualisasi, kueri, pembaruan, privasi informasi, dan sumber data.
Menurut para ahli, big data pada awalnya berkaitan dengan tiga konsep utama yakni volume, variasi, dan kecepatan. Kemampuan analisis big data menghadapi tantangan saat kita mengambil atau menseleksi sampel data.
Oleh sebab itu, kadang terjadi kesulitan yang mencakup data dengan ukuran yang melebihi kapasitas perangkat lunak tradisional yang digunakan saat proses big data dalam waktu dan nilai yang dapat diterima.
Artinya, perangkat lunak yang kita gunakan untuk mengolah data harus sesuai kebutuhan pengguna misalnya di pabrik barang konsumsi.
Para peneliti di Institut Fraunhofer khusus untuk Teknik Manufaktur dan Otomasi IPA telah mengembangkan perangkat lunak.
Para peneliti menamakan hasil pengembangan mereka sebagai perangkat StationConnector yakni aplikasi yang mampu membaca jenis data demikian rilis Fraunhofer IPA.
Selanjutnya aplikasi menghimpunnya sebagai big data yang tersedia dan disimpan untuk digunakan sebagai aplikasi dalam ragam penggunaan dan kebutuhan.
Ilmuwan komputer Fraunhofer IPA memulai bekerja sama dengan sebuah perusahaan independen agar perusahaan itu segera meluncurkan perangkat lunak di pasar—sebagai sebuah spin-off yang disebut Data Coffee.
Baca: Kolaborasi Mesin Tua dan Mesin Modern, Timbulkan Masalah Kerja sama
Kolaborasi Mesin Tua dan Mesin Modern, Timbulkan Masalah Kerja sama 