Inspiration, MICE

Khasiat Racun Laba-laba, Atasi Stroke dan Transplantasi Organ Jantung

ShareApa khasiat racun laba-laba bagi manusia? Para ilmuwan yang bekerja di laboratorium, menemukan potensi racun biopestisida ini sebagai terapi yang manjur. Kenapa...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >
Khasiat Racun Laba-laba

Apa khasiat racun laba-laba bagi manusia? Para ilmuwan yang bekerja di laboratorium, menemukan potensi racun biopestisida ini sebagai terapi yang manjur. Kenapa kita takut dekat laba-laba?  

Khasiat Racun Laba-laba
Tim Lüddecke menyiapkan laba-laba untuk analisis racun di laboratorium. (Foto/©: Fraunhofer IME)

Penulis/editor: Rayendra L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Seekor laba-laba mengandung racun dalam hingga 3000 komponen. Biopestisida merupakan jenis pestisida tertentu yang berasal dari bahan alam seperti hewan, tumbuhan, bakteri, dan mineral tertentu. 

Misalnya, minyak canola dan soda kue memiliki aplikasi pestisida dan dianggap sebagai biopestisida. Sementara, toxinology mencakup lebih dari sekadar Kimia dan cara kerja toksin. 

Ini juga berkaitan dengan biologi organisme penghasil racun atau racun, struktur dan fungsi peralatan racun, serta penggunaan racun atau racun, peran ekologis senyawa ini.

Khasiat Racun Laba-laba

Komponen-komponen ini, sebagian besar pesptisida, dapat digunakan untuk mengembangkan lead obat yang menjanjikan untuk pengobatan penyakit. Apa hubungannya dengan racun laba-laba? Racun laba-laba  dapat digunakan sebagai pestisida biologis. 

Sebuah tim ilmuwan dari Institut Fraunhofer untuk Biologi Molekuler dan Ekologi Terapan IME dan Universitas Justus Liebig di Giessen, meneliti racun laba-laba (asli) yang hidup di Jerman, yang sebelumnya kurang diperhatikan bahkan sampai sekarang. 

Hasil penelitian mereka mengenai biologi racun, khususnya dari racun laba-laba tawon, telah diterbitkan dalam jurnal Biomolecules dan Biological Reviewn yang dikerjakan oleh Dr Tim Lüddecke dan kawan-kawan yang  menyiapkan laba-laba beracun dan telah dianalisis di laboratorium.

Banyak orang merasa tidak nyaman berada di sekitar laba-laba, bahkan ada yang takut dengan makhluk berkaki delapan ini. 

Akan tetapi, laba-laba beracun diterima dan diperlakukan dengan hormat oleh para ilmuwan di Institut Fraunhofer untuk Biologi Molekuler dan Ekologi Terapan IME di Giessen. 

Di lab,  ahli biokimia Dr Tim Lüddecke dan timnya serius  menyelidiki racun laba-laba. 

“Racun laba-laba adalah sumber daya yang sebagian besar belum dimanfaatkan, karena keanekaragamannya – baru sekitar 50.000 spesies diketahui. Racun laba-laba berpotensi luar biasa untuk pengobatan. Contohnya, sebagai alat pengurai mekanisme penyakit,” cerita Dr Tim Lüddecke, kepala kelompok kerja Animal Venomik.

Dengan demikian, tindakan racun individu pada reseptor rasa sakit di sel saraf dapat diperiksa di laboratorium. 

Sementara koktail racun dari laba-laba jaring corong Australia sangat menjanjikan. 

Dipercaya bahwa racun dari laba-laba jaring corong Australia itu dapat digunakan untuk mengobati kerusakan saraf setelah stroke dan dapat digunakan untuk membuat jantung lebih tahan lama untuk transplantasi organ. 

Komponen lain yang menarik untuk digunakan sebagai antibiotik atau sebagai pereda nyeri. 

“Ini adalah bidang penelitian yang sangat baru. Meskipun zat telah diidentifikasi dan dijelaskan, mereka belum mencapai tahap praklinis,” urai Dr Tim Lüddecke, kepala kelompok kerja Animal Venomik.  

Situasinya berbeda dengan penelitian pestisida. Laba-laba menggunakan racun mereka untuk mengalahkan mangsa serangga mereka juga. 

Karena racunnya sangat efektif melawan serangga, mereka menampilkan template yang sangat baik untuk biopestisida yang dapat digunakan untuk melindungi tanaman dari serangga hama.

Penelitian sejauh ini berfokus pada racun dari spesies besar atau berpotensi berbahaya yang hidup di daerah tropis. Laba-laba kecil dan tidak berbahaya asli Eropa Tengah tidak menjadi fokus. 

“Kebanyakan laba-laba di Eropa Tengah tidak melebihi dua sentimeter dalam ukuran tubuh, dan hasil racun mereka yang sangat kecil tidak cukup untuk percobaan,” ungkap Dr Tim Lüddecke, kepala kelompok kerja Animal Venomik

Namun, metode analisis yang sangat sensitif yang dikembangkan baru-baru ini memungkinkan tim peneliti  sekarang, untuk memeriksa sejumlah kecil racun dari mayoritas laba-laba kecil yang sebelumnya diabaikan, tandas Dr Tim Lüddecke peneliti senior itu. 

Kelompok kerja di cabang institut Bioresources Fraunhofer IME di Giessen mengabdikan dirinya untuk spesies ini sebagai bagian dari proyek penelitian. 

Antara lain, mereka bekerja sama dengan rekan-rekan dari Justus Liebig University di Giessen. Pekerjaan ini didanai oleh LOEWE Center for Translational Biodiversity Genomics (LOEWE-TBG) di Frankfurt am Main.

Ketertarikan khusus bagi para ilmuwan terletak pada laba-laba tawon atau Argiope bruennichi yang dinamai sesuai warnanya yang mirip tawon. 

Baru-baru ini tim ahli  berhasil menguraikan racunnya dan dengan demikian mengidentifikasi beberapa biomolekul baru. Hasil studi mereka diterbitkan dalam jurnal Biomolecules.

Bagaimana dengan Biomolekul baru dari racun laba-laba tawon? Racun laba-laba sangat kompleks, dan bisa mengandung hingga 3000 komponen. 

Racun laba-laba tawon, di sisi lain, hanya mengandung sekitar 53 biomolekul. 

Ini sangat didominasi oleh komponen molekul tinggi, termasuk yang disebut protein CAP dan enzim lainnya. 

Baca: Dosis Rendah Terapi Turunan, Racun Laba-laba Perkaya Ilmu Pengetahuan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *